Sekayu (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, mengembangkan budidaya serai wangi di Desa Teluk, Kecamatan Lais untuk memberikan alternatif pendapatan kepada warga di tengah pelemahan harga komoditas karet dan sawit.
Kepala Dinas Penanaman Modal Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Richard Chayadi di Sekayu, Minggu, mengatakan lahan seluas 10 hektare sudah disiapkan untuk budidaya serai wangi itu.
Lokasi itu nantinya menjadi percontohan untuk pengembangan di kecamatan lain.
“Yang sudah dibudidayakan saat ini lebih kurang 2,5 hektare, ke depan akan dikembangkan di lahan 10 hektare,” kata dia.
Ia mengatakan potensi ekonomi dari budidaya serai wangi ini cukup tinggi, mengingat dari sisi permintaan terbilang cukup besar.
Di sisi lain, belum banyak petani yang merambah budidaya serai wangi ini padahal jenis tanaman serai memiliki 33 varietas.
“Potensinya jelas untuk ekspor, karena minyaknya dapat menjadi bahan baku sabun mandi, pembersih lantai dan juga bisa dibikin pakan ternak,” katanya.
Untuk itu, Pemkab Musi Banyuasin akan membantu warga dalam hal penyulingan dan pemasaran produknya.
Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin mengatakan Kecamatan Lais menjadi perhatian khusus karena angka kemiskinannya tertinggi di Kabupaten Muba.
“Sebelumnya sudah ada pengembangan bekicot dan keong menjadi pakan ternak untuk ikan dan kambing. Ke depan, kami melihat potensi ada juga untuk budidaya serai wang ini,” kata Dodi.
Ia mengatakan di tengah pelemahan harga komoditas ini, inovasi terkait peternakan dan pertanian harus terus ditingkatkan terutama di desa-desa miskin.
“Kami akan berikan anggaran khusus bantuan inovasi pengelolaan sumber daya lokal ini karena sebuah proyek teknologi tepat guna pasti memberikan manfaat langsung ke masyarakat,” kata dia.
Kepala Dinas Penanaman Modal Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Richard Chayadi di Sekayu, Minggu, mengatakan lahan seluas 10 hektare sudah disiapkan untuk budidaya serai wangi itu.
Lokasi itu nantinya menjadi percontohan untuk pengembangan di kecamatan lain.
“Yang sudah dibudidayakan saat ini lebih kurang 2,5 hektare, ke depan akan dikembangkan di lahan 10 hektare,” kata dia.
Ia mengatakan potensi ekonomi dari budidaya serai wangi ini cukup tinggi, mengingat dari sisi permintaan terbilang cukup besar.
Di sisi lain, belum banyak petani yang merambah budidaya serai wangi ini padahal jenis tanaman serai memiliki 33 varietas.
“Potensinya jelas untuk ekspor, karena minyaknya dapat menjadi bahan baku sabun mandi, pembersih lantai dan juga bisa dibikin pakan ternak,” katanya.
Untuk itu, Pemkab Musi Banyuasin akan membantu warga dalam hal penyulingan dan pemasaran produknya.
Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin mengatakan Kecamatan Lais menjadi perhatian khusus karena angka kemiskinannya tertinggi di Kabupaten Muba.
“Sebelumnya sudah ada pengembangan bekicot dan keong menjadi pakan ternak untuk ikan dan kambing. Ke depan, kami melihat potensi ada juga untuk budidaya serai wang ini,” kata Dodi.
Ia mengatakan di tengah pelemahan harga komoditas ini, inovasi terkait peternakan dan pertanian harus terus ditingkatkan terutama di desa-desa miskin.
“Kami akan berikan anggaran khusus bantuan inovasi pengelolaan sumber daya lokal ini karena sebuah proyek teknologi tepat guna pasti memberikan manfaat langsung ke masyarakat,” kata dia.