Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu memberikan ceramah pembekalan wawasan kebangsaan kepada mahasiswa baru Universitas Sriwijaya (Unsri) pada kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus (PK2), di Kampus Unsri Indralaya Kabupaten Ogan Ilir, Palembang, Selasa.
Acara Pembekalan juga dihadiri Gubernur Sumatera Selatan Mawardi Yahya dan Anggota I Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Dr. Agung Firman Sampurna.
Menhan Ryamizard meminta kepada mahasiswa Unsri untuk berusaha menjadi generasi masa depan yang maju dan unggul serta berkarakter, yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta terus berkarya.
"Kalian juga harus memiliki kekuatan Integritas kepribadian yang Pancasilais, mental yang kokoh, ulet, tegar, dan pantang menyerah, untuk berjuang demi kemajuan bangsa dan Negara yang sangat kita cintai bersama," kata Menhan melalui siaran persnya di Jakarta.
Menurut mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini, tuntutan kualitas generasi muda Indonesia ke depan tidak hanya dituntut memiliki kecerdasan, keterampilan dan kompetitif semata.
Namun juga harus diimbangi dengan kualitas mental ideologi Pancasila yang kuat, berakhlak mulia, cinta Tanah Air, berwawasan kebangsaan, berjiwa nasionalisme dan Patriotisme, serta memiliki semangat bela negara yang tinggi sebagai hal mendasar yang harus dibangun dan dipersiapkan sejak dini.
Penguatan kesadaran bela negara ini dimulai sejak usia dini hingga ke Perguruan Tinggi. Sehingga, anak-anak dan generasi muda yang belum terpengaruh akan semakin dikuatkan agar tidak mudah di pengaruhi oleh Ideologi radikal.
Kesadaran bela negara ini merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari gambar besar strategi pertahanan negara.
Keutuhan wilayah Indonesia, beserta seluruh sumber daya, kedaulatan dan kemerdekaannya, selalu berpotensi menghadapi berbagai potensi ancaman mulai dari ancaman nyata, ancaman belum nyata dan ancaman terhadap mainset bangsa untuk menghancurkan ideologi negara.
Oleh karena itu, Ryamizard berharap kepada dunia pendidikan di Indonesia tidak hanya mencetak intelektual muda yang cerdas, tetapi juga mencetak para pemimpin bangsa di masa depan yang memiliki sifat kenegarawanan yaitu yang memiliki kecintaan kepada tanah air, rela berkorban bagi bangsa dan negara, setia kepada Pancasila dan cita-cita negara.
Sehingga, tambah dia, akan terwujud kader-kader pemimpin yang selalu berada di depan dalam memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongannya.
"Ilmu pengetahuan memang faktor penting menjadikan generasi bangsa yang cerdas. Namun, kecerdasan tersebut tidak akan berarti apa-apa, jika tidak diperkaya dengan karakter dan wawasan kebangsaan yang kuat," ucapnya.
Acara Pembekalan juga dihadiri Gubernur Sumatera Selatan Mawardi Yahya dan Anggota I Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Dr. Agung Firman Sampurna.
Menhan Ryamizard meminta kepada mahasiswa Unsri untuk berusaha menjadi generasi masa depan yang maju dan unggul serta berkarakter, yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta terus berkarya.
"Kalian juga harus memiliki kekuatan Integritas kepribadian yang Pancasilais, mental yang kokoh, ulet, tegar, dan pantang menyerah, untuk berjuang demi kemajuan bangsa dan Negara yang sangat kita cintai bersama," kata Menhan melalui siaran persnya di Jakarta.
Menurut mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini, tuntutan kualitas generasi muda Indonesia ke depan tidak hanya dituntut memiliki kecerdasan, keterampilan dan kompetitif semata.
Namun juga harus diimbangi dengan kualitas mental ideologi Pancasila yang kuat, berakhlak mulia, cinta Tanah Air, berwawasan kebangsaan, berjiwa nasionalisme dan Patriotisme, serta memiliki semangat bela negara yang tinggi sebagai hal mendasar yang harus dibangun dan dipersiapkan sejak dini.
Penguatan kesadaran bela negara ini dimulai sejak usia dini hingga ke Perguruan Tinggi. Sehingga, anak-anak dan generasi muda yang belum terpengaruh akan semakin dikuatkan agar tidak mudah di pengaruhi oleh Ideologi radikal.
Kesadaran bela negara ini merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari gambar besar strategi pertahanan negara.
Keutuhan wilayah Indonesia, beserta seluruh sumber daya, kedaulatan dan kemerdekaannya, selalu berpotensi menghadapi berbagai potensi ancaman mulai dari ancaman nyata, ancaman belum nyata dan ancaman terhadap mainset bangsa untuk menghancurkan ideologi negara.
Oleh karena itu, Ryamizard berharap kepada dunia pendidikan di Indonesia tidak hanya mencetak intelektual muda yang cerdas, tetapi juga mencetak para pemimpin bangsa di masa depan yang memiliki sifat kenegarawanan yaitu yang memiliki kecintaan kepada tanah air, rela berkorban bagi bangsa dan negara, setia kepada Pancasila dan cita-cita negara.
Sehingga, tambah dia, akan terwujud kader-kader pemimpin yang selalu berada di depan dalam memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongannya.
"Ilmu pengetahuan memang faktor penting menjadikan generasi bangsa yang cerdas. Namun, kecerdasan tersebut tidak akan berarti apa-apa, jika tidak diperkaya dengan karakter dan wawasan kebangsaan yang kuat," ucapnya.