Cikarang, Bekasi (ANTARA) - Puluhan anak berkebutuhan khusus merayakan Hari Anak Nasional 2019 di Kota Bekasi, Jawa Barat dengan bermain salju di Trans Snow World, Jalan Juanda, Bekasi Timur.
"Ini untuk mewujudkan masyarakat yang inklusif dimana anak-anak berhambatan diterima dan mendapatkan kesempatan dan perlakuan yang sama seperti anak-anak lainnya," kata Ketua Yayasan Pusat Kemandirian Anak (YPKA), Bunda Nefrijanti, di Bekasi, Minggu.
Program Sahabat Inklusi yang dimotori YPKA ini dibuat untuk memberikan ruang bagi anak-anak yang berhambatan untuk berbaur dengan teman-temannya yang tidak berhambatan dan masyarakat pada umumnya.
Setelah bermain wahana salju diharapkan setiap anak berkebutuhan khusus memiliki kesan mendalam.
"Tentunya mengenai persahabatan antara anak berkebutuhan khusus dengan yang normal. Karena pada dasarnya setiap anak mendapatkan hak yang sama di dalam aspek sosial," kata Nefrijanti.
Salah satu anak berkebutuhan khusus, Azarina mengaku senang bisa bermain salju. Ini merupakan kali pertama anak asal Bandung, Jawa Barat itu bermain wahana salju layaknya di negara-negara Eropa tersebut.
"Seru, tapi dingin," ujar gadis 18 tahun ini.
Di wahana itu dia bersama kawan-kawannya bermain perosotan, kereta gantung, dan lainnya. Ia datang bersama dengan orang tuanya, Leli atas undangan yayasan.
Menurut Leli, program inklusi sangat penting untuk menyosialisasikan hak-hak anak berkebutuhan khusus.
Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto mengapresiasi perayaan Hari Anak Nasional yang diikuti oleh anak berkebutuhan khusus. Melalui program itu, pemerintah daerah semakin semangat untuk mempertahankan predikat kota layak anak.
"Kota Bekasi baru saja mendapatkan penghargaan kota layak anak kategori Nindya, ini menjadi sebuah prestasi," kata Tri.
Penghargaan kota layak anak itu diberikan langsung oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Yohana Susana Yambise di Acara Puncak Peringatan Hari Anak 2019 dan Penganugerahan Kabupaten/Kota Layak Anak 2019 yang berlangsung di Makassar, Sulawesi Selatan pada 24 Juli lalu.
Kota Bekasi meraih penghargaan itu karena dianggap telah memenuhi aspek sosiologis, perlindungan, dan kelembagaan terhadap anak.
Penghargaan tersebut menjadi motivasi pemerintah daerah untuk menyediakan hak-hak anak tanpa ada diskriminasi, terutama penyandang anak difabel, ujarnya.
"Anak-anak difabel mereka tetap berhak mendapatkan layanan pendidikan sampai dengan kesehatan," kata Tri. .
"Ini untuk mewujudkan masyarakat yang inklusif dimana anak-anak berhambatan diterima dan mendapatkan kesempatan dan perlakuan yang sama seperti anak-anak lainnya," kata Ketua Yayasan Pusat Kemandirian Anak (YPKA), Bunda Nefrijanti, di Bekasi, Minggu.
Program Sahabat Inklusi yang dimotori YPKA ini dibuat untuk memberikan ruang bagi anak-anak yang berhambatan untuk berbaur dengan teman-temannya yang tidak berhambatan dan masyarakat pada umumnya.
Setelah bermain wahana salju diharapkan setiap anak berkebutuhan khusus memiliki kesan mendalam.
"Tentunya mengenai persahabatan antara anak berkebutuhan khusus dengan yang normal. Karena pada dasarnya setiap anak mendapatkan hak yang sama di dalam aspek sosial," kata Nefrijanti.
Salah satu anak berkebutuhan khusus, Azarina mengaku senang bisa bermain salju. Ini merupakan kali pertama anak asal Bandung, Jawa Barat itu bermain wahana salju layaknya di negara-negara Eropa tersebut.
"Seru, tapi dingin," ujar gadis 18 tahun ini.
Di wahana itu dia bersama kawan-kawannya bermain perosotan, kereta gantung, dan lainnya. Ia datang bersama dengan orang tuanya, Leli atas undangan yayasan.
Menurut Leli, program inklusi sangat penting untuk menyosialisasikan hak-hak anak berkebutuhan khusus.
Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto mengapresiasi perayaan Hari Anak Nasional yang diikuti oleh anak berkebutuhan khusus. Melalui program itu, pemerintah daerah semakin semangat untuk mempertahankan predikat kota layak anak.
"Kota Bekasi baru saja mendapatkan penghargaan kota layak anak kategori Nindya, ini menjadi sebuah prestasi," kata Tri.
Penghargaan kota layak anak itu diberikan langsung oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Yohana Susana Yambise di Acara Puncak Peringatan Hari Anak 2019 dan Penganugerahan Kabupaten/Kota Layak Anak 2019 yang berlangsung di Makassar, Sulawesi Selatan pada 24 Juli lalu.
Kota Bekasi meraih penghargaan itu karena dianggap telah memenuhi aspek sosiologis, perlindungan, dan kelembagaan terhadap anak.
Penghargaan tersebut menjadi motivasi pemerintah daerah untuk menyediakan hak-hak anak tanpa ada diskriminasi, terutama penyandang anak difabel, ujarnya.
"Anak-anak difabel mereka tetap berhak mendapatkan layanan pendidikan sampai dengan kesehatan," kata Tri. .