Mekkah (ANTARA) - Terminal Syeib Amir, Mekkah, sebagai salah satu terminal terbesar di kawasan Masjidil Haram semakin padat lalu lalang jamaah dari berbagai tempat menjelang puncak haji tahun ini.
“Saat ini Terminal Syeib Amir sangat padat karena tahun ini jamaah Indonesia yang dilayani angkutan shalawat itu jumlahnya bertambah dari tahun lalu,” kata Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama (Kemenag) Sri Ilham Lubis di Kota Mekkah, Kamis.
Jika tahun lalu tidak semua jamaah mendapatkan fasilitas bus shalawat atau hanya sekitar 91 persen saja karena mereka yang pondokannya dekat dengan Masjidil Haram tidak diberikan fasilitas transportasi.
Namun tahun ini 100 persen atau seluruh jamaah mendapatkan fasilitas bus shalawat yang dioperasikan selama 24 jam sehari.
Maka ia menilai wajar jika Terminal Syeib Amir sebagai salah satu dari tiga terminal yang digunakan Pemerintah Indonesia untuk pangkalan bus shalawat menjadi sangat padat selain Terminal Bab Ali dan Terminal Jiad.
“Tahun lalu 91 persen dilayani dengan angkutan shalawat sementara untuk tahun ini seluruh jamaah, 100 persen ditambah dengan tambahan kuota 10.000 orang. Jadi otomatis jumlah bus bertambah, jamaah bertambah dan yang ke Terminal Syeib Amir pun bertambah,” katanya.
Pantauan di lokasi terminal tersebut, kepadatan dan lalu lalang orang terjadi tanpa memandang waktu selama 24 jam. Mereka umumnya jamaah yang datang untuk menunaikan ibadah di Masjidil Haram atau mereka yang baru saja selesai beribadah.
Sementara jamaah Indonesia pun selalu banyak terlihat di kawasan terminal bahkan tampak
dominan jumlahnya dibandingkan dengan jamaah dari negara lain.
Terminal itu juga selalu ramai oleh pedagang suvenir dan makanan sekaligus menjadi pangkalan bus-bus pengangkut jamaah dari negara lain termasuk Turki, Iran, dan lain-lain.
Lantaran kepadatan yang terus bertambah itu, Sri Ilham mengimbau jamaah agar mengatur waktu keberangkatan ke Masjidil Haram dan waktu kepulangannya khususnya bagi mereka yang melalui Terminal Syeib Amir.
Hal itu agar tidak terjadi penumpukan dan antrean jamaah di terminal sehingga jamaah begitu selesai salat diimbau untuk jangan langsung berduyun-duyun ke terminal.
“Tapi ada yang diatur misalnya berapa rombongan dulu mereka enggak keluar bersamaan tapi sebentar menunggu di dalam masjid agar tidak terjadi penumpukan di terminal sekaligus mengurangi antrean yang pasti akan melelahkan jamaah,” katanya.
Ia meminta kepada para kepala rombongan dan perangkat kloter agar mengatur pergerakan jamaah dengan lebih baik.
Selain itu kepada jamaah ia juga meminta agar tak perlu khawatir tidak mendapatkan fasilitas bus.
“Jangan takut tidak kebagian bus karena bus kita ini akan melayani jamaah selama 24 jam jadi mereka akan shuttle mengantar jamaah ke hotel lalu kembali lagi ke terminal untuk mengangkut jamaah. Jadi tidak perlu khawatir tidak akan dapat bus, bus itu akan beroperasi selama 24 jam,” katanya.
“Saat ini Terminal Syeib Amir sangat padat karena tahun ini jamaah Indonesia yang dilayani angkutan shalawat itu jumlahnya bertambah dari tahun lalu,” kata Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama (Kemenag) Sri Ilham Lubis di Kota Mekkah, Kamis.
Jika tahun lalu tidak semua jamaah mendapatkan fasilitas bus shalawat atau hanya sekitar 91 persen saja karena mereka yang pondokannya dekat dengan Masjidil Haram tidak diberikan fasilitas transportasi.
Namun tahun ini 100 persen atau seluruh jamaah mendapatkan fasilitas bus shalawat yang dioperasikan selama 24 jam sehari.
Maka ia menilai wajar jika Terminal Syeib Amir sebagai salah satu dari tiga terminal yang digunakan Pemerintah Indonesia untuk pangkalan bus shalawat menjadi sangat padat selain Terminal Bab Ali dan Terminal Jiad.
“Tahun lalu 91 persen dilayani dengan angkutan shalawat sementara untuk tahun ini seluruh jamaah, 100 persen ditambah dengan tambahan kuota 10.000 orang. Jadi otomatis jumlah bus bertambah, jamaah bertambah dan yang ke Terminal Syeib Amir pun bertambah,” katanya.
Pantauan di lokasi terminal tersebut, kepadatan dan lalu lalang orang terjadi tanpa memandang waktu selama 24 jam. Mereka umumnya jamaah yang datang untuk menunaikan ibadah di Masjidil Haram atau mereka yang baru saja selesai beribadah.
Sementara jamaah Indonesia pun selalu banyak terlihat di kawasan terminal bahkan tampak
dominan jumlahnya dibandingkan dengan jamaah dari negara lain.
Terminal itu juga selalu ramai oleh pedagang suvenir dan makanan sekaligus menjadi pangkalan bus-bus pengangkut jamaah dari negara lain termasuk Turki, Iran, dan lain-lain.
Lantaran kepadatan yang terus bertambah itu, Sri Ilham mengimbau jamaah agar mengatur waktu keberangkatan ke Masjidil Haram dan waktu kepulangannya khususnya bagi mereka yang melalui Terminal Syeib Amir.
Hal itu agar tidak terjadi penumpukan dan antrean jamaah di terminal sehingga jamaah begitu selesai salat diimbau untuk jangan langsung berduyun-duyun ke terminal.
“Tapi ada yang diatur misalnya berapa rombongan dulu mereka enggak keluar bersamaan tapi sebentar menunggu di dalam masjid agar tidak terjadi penumpukan di terminal sekaligus mengurangi antrean yang pasti akan melelahkan jamaah,” katanya.
Ia meminta kepada para kepala rombongan dan perangkat kloter agar mengatur pergerakan jamaah dengan lebih baik.
Selain itu kepada jamaah ia juga meminta agar tak perlu khawatir tidak mendapatkan fasilitas bus.
“Jangan takut tidak kebagian bus karena bus kita ini akan melayani jamaah selama 24 jam jadi mereka akan shuttle mengantar jamaah ke hotel lalu kembali lagi ke terminal untuk mengangkut jamaah. Jadi tidak perlu khawatir tidak akan dapat bus, bus itu akan beroperasi selama 24 jam,” katanya.