Mekkah (ANTARA) - Tim Mobile Crisis Satuan Operasi Arafah Muzdalifah Mina (TMC Satops Armuzna) yang merupakan gabungan dari para petugas haji di bidang perlindungan jamaah, kesehatan, dan tim Pertolongan Pertama Pada Jamaah Haji (P3JH) menggelar simulasi pelaksana puncak haji di bawah terik matahari dengan suhu berkisar 41 derajat celcius.

Kepala Satuan Operasi Armuzna PPIH 2019 Jaetul Muchlis di sela-sela acara gladi posko dan simulasi puncak haji di pintu masuk menuju Terowongan Mina, Mekkah, Minggu, mengatakan melalui simulasi tersebut diharapkan skenario yang telah ditetapkan untuk fungsi mobile crisis bagi jamaah Indonesia bisa dilaksanakan dengan optimal.

“Tentunya skenario yang kita harapkan adalah bagaimana kesiapan petugas-petugas tim mobile crisis dari tim-tim kecil beberapa unsur yang berada di dalamnya ada perlindungan jamaah dari TNI/Polri, Tim Gerak Cepat TGC dari Kemenkes dengan dokter dan paramedisnya kemudian juga dari tim P3JH Kemenag,” katanya.

Ia mengatakan TMC akan mengantisipasi seluruh kebutuhan jamaah saat melakukan ibadah pada puncak musim haji yang terpusat di Armuzna selama tiga hari yakni 10-13 Dzulhijah.

“Tim akan mengantisipasi kapan saja siap melakukan pertolongan kepada jamaah yang membutuhkan. Operasional pergerakan tim ini di titik krusial yang ada di sekitar Jumarat,” katanya.

Tim melakukan pergerakan mulai dari Arafah, kemudian menuju Muzdalifah, lalu Mina di bawah suhu yang amat terik.

Mereka rencananya akan dikonsentrasikan di Arafah sebagai tim tanggap darurat, kemudian difokuskan pula di Mina mengingat diperkirakan akan sulitnya pergerakan dari Muzdalifah menuju Mina.

Jaetul pun berpesan kepada jamaah calon haji yang memiliki keterbatasan fisik untuk mewakilkan kepada orang lain kegiatan lempar jumroh di Jamarat mengingat pada hari itu merupakan puncak kepadatan dan puncak kelelahan para jamaah.

“Jangan memaksakan diri, lempar jumroh bisa dilakukan pada hari tasyrik,” katanya.

Pewarta : Hanni Sofia
Editor : Ujang
Copyright © ANTARA 2024