Yogyakarta (ANTARA) - Ketua Bidang Hukum, HAM, dan Kebijakan Publik PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas mengartikan sujud syukur yang dilakukan Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (17/4) malam bukan untuk merayakan kemenangan dalam Pilpres 2019.

"Saya mengartikan sujud syukur itu pelaksanaannya secara umum kan sudah berjalan dengan lancar sehingga seorang calon presiden wajar kalau dari kelancaran itu kemudian sebagai insan beragama dilakukan dengan sujud syukur," kata Busyro di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Kamis.

Meski demikian, menurut Busyro, sujud syukur menjadi tanpa dasar apabila ditujukan untuk merayakan kemenangan sementara hasil resmi pemilu dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum diumumkan.

"Kalau itu misalnya kesyukuran karena kelancaran wajar sekali. Syukuran kemenangan ukurannya apa, tunggu KPU," kata mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini.

Meski demikian, Busyro mengatakan yang mengetahui secara persis maksud dari sujud syukur itu adalah Prabowo sendiri.

"Yang tahu persis apa yang dimaksudkan dalam sujud itu yang bersangkutan saya tidak mendengar berita-berita selebihnya, 'wong' namanya saja sujud syukur itu apa yang diucapkan beliau dalam rangkaian doa dengan sujud syukur itu," kata dia.

Sebelumnya, Capres Nomor Urut 02 Prabowo Subianto beserta sejumlah pendukungnya mengklaim kemenangan berdasarkan informasi data internal saat jumpa pers di Jalan Kertanegara, Jakarta, Rabu (17/4) malam. Dalam deklarasi itu, Prabowo pun melakukan sujud syukur.

Pewarta : Luqman Hakim
Editor : Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024