Palembang (ANTARA News Sumsel) - Permintaan rumah murah di Palembang, Sumatera Selatan masih tergolong tinggi meski daya beli masyarakat sedang menurun karena pengaruh pelemahan ekonomi, kata seorang pemilik perusahaan pengembang di daerah itu, Gunadi Wirawan.

Gunadi Wirawan yang juga Wakil Direktur Utama PT Cipta Arsigriya itu, di Palembang, Minggu, mengatakan pada awal tahun ini perusahaan telah menerima pemesanan setidaknya 2.000 rumah dari kalangan aparatur sipil negeri (ASN), TNI, dan Polri.

"Ini menunjukkan bahwa segmen rumah murah masih tinggi," kata dia.

Pihaknya telah menyiapkan lahan seluas 50 hektare yang tak jauh dari Kawasan Kota Terpadu Citra Grand City, Jalan ByPass Alang-Alang Lebar Palembang, untuk lokasi BPS Land tersebut.

Rumah bersubsidi tersebut dijual seharga Rp130 juta untuk tipe 36 dengan luas tanah 72 meter persegi.

Untuk tahap awal, pihaknya akan membangun 700 rumah dengan ditargetkan selesai pada 2019.

Sebelumnya, pengembang menjalin nota kesepahaman dengan Pemprov Sumsel, Kodam II/Sriwijaya, dan Polda Sumsel untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi anggota instansi tersebut.

Kerja sama itu terkait dengan pembangunan rumah yang memanfaatkan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP).

Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan FLPP menjadi solusi para PNS, prajurit TNI, dan anggota Polri untuk memiliki rumah dengan harga murah.

Untuk mendorong program itu, Pemprov Sulsel telah bekerja sama dengan pihak perbankan untuk mempermudah proses kepemilikan rumah murah itu.

Pembiayaan rumah dengan FLPP itu akan melibatkan bank BUMN, yakni Bank BTN dan Bank Mandiri serta BPD Sumsel Babel.

Selain itu, pemerintah juga memberikan bantuan subsidi uang muka (SBUM) agar ASN, TNI, dan Polri bisa memiliki hunian sendiri dengan syarat yang ringan.

"Saat ini kawasan hunian baru bermunculan, yang sekaligus menunjukkan bahwa bisnis penjualan rumah murah tetap bergeliat," kata Deru.

Bisnis penjualan rumah murah di Sumsel terus tumbuh seiring dengan melebarnya kelompok masyarakat berpenghasilan menengah.

Meski ekonomi Sumsel sedang terpuruk lantaran penurunan harga karet dan sawit, bisnis itu tetap menggeliat.

Di segmen rumah murah, menurut Real Estate Indonesia (REI) Provinsi Sumsel, terpuruk sejak beberapa tahun terakhir.

Pewarta : Dolly Rosana
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024