"Ciri pertama makanan yang sehat itu adalah semakin dekat dengan bentuk aslinya di alam, jadi kalau ada gulai ayam dan sosis ayam maka gulai ayam jelas lebih sehat karena Tuhan tidak pernah menciptakan sosis ayam," kata dia di Padang, Minggu
Ia menyampaikan hal itu pada Seminar Menu Sehat Keluarga Mudah dan Murah dengan tema "Ini Isi piringku mana isi piringmu" digelar oleh Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Sumbar.
Menurutnya ada pandangan yang keliru selama ini yang menyatakan jangan makan telur karena kolesterol, jangan makan hasil laut karena tinggi kolesterol dan jangan makan sayur karena asam urat.
"Padahal semua hasil bumi Indonesia mulai dari hasil laut hingga sayur dan hasil pertanian adalah yang terbaik kualitasnya namun selama ini dikirim ke luar negeri dinikmati orang luar," kata dia.
Ia memberi contoh sayuran yang dapat dikonsumsi langsung dan mudah didapat mulai dari daun kemangi, terung bulat, tomat, mentimun, daun kedondong, kacang panjang, selada dan leunca
Kemudian menurutnya dalam makanan yang sehat zat yang terkandung juga harus seimbang meliputi karbohidrat, protein dan lemak.
"Karbohidrat yang baik itu bukan rafinasi, masih kaya antioksidan, lambat dicerna jadi gula dan kaya akan serat," kata dia.
Selanjutnya makanan yang baik harus mengandung percikan lemak sehat terutama yang berasal dari ikan laut dalam, kelapa kemiri, kacang-kacangan hingga alpukat.
Lalu unsur proteinnya juga harus ada berasal dari telur, tempe, jamur, ayam dan makanan laut lainnya.
Ia mengingatkan masakan yang enak dan aman adalah yang dimasak dengan cara pepes, sup, soto, pesmol, tim, arsik dan pangek.
"Jadi bukan digoreng dan kalau dibakar bungkus dengan daun sehingga yang terkena api langsung adalah daunnya," ujar dia.
Menurutnya ketika makanan digoreng maka lemak sehat berupa omega tiga yang terkandung di dalamnya jadi hilang atau rusak dan berubah jadi lemak trans.
"Kalau dibakar langsung akan membentuk radikal bebas berupa 'advanced lipid oxidation end products' yang memicuk kerusakan sel," katanya.