Palembang (ANTARA News Sumsel) - Pegiat literasi mendorong Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru jadi bapak literasi dengan memberikan perhatian khusus pada kampanye cinta baca.
"Pemimpin tentu ingin meninggalkan warisan atau legacy-nya, nah sekarang bapak gubernur mau dianggap sebagai apa, apakah bapak olahraga? bapak pembangunan? atau lainnya, kalau kami mendorong gubernur Herman Deru menjadi bapak literasi Sumsel," kata salah satu pegiat literasi Kota Palembang Hardi Saputra pada Seminar Peran Duta Baca dan Pemprov sumsel dalam meningkatkan literasi, Jumat.
Pada Seminar yang dihadiri Duta Baca Indonesia Najwa Shihab tersebut, Hardi mengungkapkan pertumbuhan minat baca di Sumsel masih rendah akibat kurangnya perhatian pemimpin terhadap kampanye cinta baca.
Dia menjelaskan selama ini upaya meningkatkan minat baca banyak dilakukan relawan-relawan literasi dari berbagai komunitas dengan segala keterbatasan, terutama fasilitas dan pasokan buku bacaan.
Ia mendata terdapat 25 komunitas literasi lintas genre di Sumsel saat ini aktif menyebarkan virus literasi ke daerah-daerah hingga wilayah pelosok, Hardi menilai virus literasi akan cepat menyebar bila di dukung pemegang kekuasaan setempat, utamanya fasilitasi dan suplai buku.
"Seperti dikatakan mbak Najwa Shihab jika buku adalah jendela dunia, terlepas dari buku eletronik atau buku cetak, kalau gubernur memberi perhatian khusus pada buku dan komunitas-komunitas literasi, kampanye cinta baca di Sumsel tentu lebih intens, contoh konkrit misalnya inovasi-inovasi memaksimalkan perpustakaan yang ada untuk kegiatan-kegiatan komunitas," ujar Hardi
Sementara Pustakawan Utama Perpustakaan Nasional Dedi Junaedi turut mendorong Gubernur Herman Deru menjadi bapak literasi Sumsel, karena memang perlu dukungan takeholder atau pemangku kekuasaan dalam mengkampanyekan gerakan cinta baca
"Kami dari perpusnas tentu ikut mendorong, maka semestinya setiap ada kegiatan-kegiatan literasi harus hadir para pemangku kekuasaan, ya jangan para relawan literasi sudah bergerak ke sana-sini tapi masih tidak mendapat perhatian, semoga dorongan ini didengar oleh beliau (gubernur)," tutur Dedi Junaedi.
Apalagi dengan adanya dana desa, diharapkan bisa tersalur untuk membangun perpustakaan desa atau kegiatan-kegiatan berbasis literasi, tidak hanya digunakan membuat jalan saja, gubernur dalam hal ini bisa membuat peraturan daerah guna memonitor realisasi dana desa tersebut, tambahnya.
"Pemimpin tentu ingin meninggalkan warisan atau legacy-nya, nah sekarang bapak gubernur mau dianggap sebagai apa, apakah bapak olahraga? bapak pembangunan? atau lainnya, kalau kami mendorong gubernur Herman Deru menjadi bapak literasi Sumsel," kata salah satu pegiat literasi Kota Palembang Hardi Saputra pada Seminar Peran Duta Baca dan Pemprov sumsel dalam meningkatkan literasi, Jumat.
Pada Seminar yang dihadiri Duta Baca Indonesia Najwa Shihab tersebut, Hardi mengungkapkan pertumbuhan minat baca di Sumsel masih rendah akibat kurangnya perhatian pemimpin terhadap kampanye cinta baca.
Dia menjelaskan selama ini upaya meningkatkan minat baca banyak dilakukan relawan-relawan literasi dari berbagai komunitas dengan segala keterbatasan, terutama fasilitas dan pasokan buku bacaan.
Ia mendata terdapat 25 komunitas literasi lintas genre di Sumsel saat ini aktif menyebarkan virus literasi ke daerah-daerah hingga wilayah pelosok, Hardi menilai virus literasi akan cepat menyebar bila di dukung pemegang kekuasaan setempat, utamanya fasilitasi dan suplai buku.
"Seperti dikatakan mbak Najwa Shihab jika buku adalah jendela dunia, terlepas dari buku eletronik atau buku cetak, kalau gubernur memberi perhatian khusus pada buku dan komunitas-komunitas literasi, kampanye cinta baca di Sumsel tentu lebih intens, contoh konkrit misalnya inovasi-inovasi memaksimalkan perpustakaan yang ada untuk kegiatan-kegiatan komunitas," ujar Hardi
Sementara Pustakawan Utama Perpustakaan Nasional Dedi Junaedi turut mendorong Gubernur Herman Deru menjadi bapak literasi Sumsel, karena memang perlu dukungan takeholder atau pemangku kekuasaan dalam mengkampanyekan gerakan cinta baca
"Kami dari perpusnas tentu ikut mendorong, maka semestinya setiap ada kegiatan-kegiatan literasi harus hadir para pemangku kekuasaan, ya jangan para relawan literasi sudah bergerak ke sana-sini tapi masih tidak mendapat perhatian, semoga dorongan ini didengar oleh beliau (gubernur)," tutur Dedi Junaedi.
Apalagi dengan adanya dana desa, diharapkan bisa tersalur untuk membangun perpustakaan desa atau kegiatan-kegiatan berbasis literasi, tidak hanya digunakan membuat jalan saja, gubernur dalam hal ini bisa membuat peraturan daerah guna memonitor realisasi dana desa tersebut, tambahnya.