Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Dua pasangan calon presiden dan wakil presiden telah mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta, Jumat.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama dengan calon wakil presidennya KH Ma'ruf Amin memilih pagi hari sebelum Shalat Jumat untuk mendaftar di KPU.  Keduanya memulai di waktu pagi, dengan berkendaraan bersama menggunakan mobil dari Istana Presiden, Jakarta, menuju Gedung Joang 45.

Gedung Joang 45 menjadi tempat berkumpulnya para pendukung Jokowi - Ma'ruf Amin, untuk kemudian bersama-sama dengan calon presiden-wakil presiden mendatangi KPU.

"Gedung Joang 45 mewakili semangat perjuangan para pemuda yang menyala untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan," kata Jokowi sebelum berangkat menuju KPU dengan berjalan kaki.

Jokowi mengenakan kemeja putih lengan panjang dengan tulisan bersih, merakyat, kerja nyata dengan celana panjang hitam. Sementara Ma'ruf Amien menggunakan kemeja putih dibalut jas putih, dengan sarung dan kopiah hitam yang menjadi ciri khasnya.  

Sholawat berkumandang ketika keduanya tiba di Gedung Joang. Sementara para pendukung tumpah ruah. Diiringi para pendukungnya, Presiden Indonesia ke-7 dan Ketua MUI tersebut berjalan menuju tempat pendaftaran capres-cawapres.

Di KPU  Jokowi dan Ma'ruf Amin diantarkan oleh para ketua umum 9 partai pendukung.

Sedangkan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menggunakan waktu siang hari, usai melaksanakan Shalat Jumat. Keduanya memilih Sholat Jumat bersama di Masjid Sunda Kelapa, bersama dengan para pendukungnya.

Tampak diantaranya tokoh nasional diantaranya Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, mantan Ketua MPR Amien Rais dan putra mantan Presiden SBY, Agus Harimurti Yudhoyono.

Usai sholat Jumat, Pasangan Prabowo-Sandiaga Uno bergerak menuju ke KPU. Prabowo naik mobil dengan kecepatan rendah sedangkan Sandiaga berjalan kaki bersama pendukungnya.

Dalam hajatan ini Sandi memilih menggunakan kemeja lengan panjang warna biru, dengan kopiah hitam dan kacamata. Sedangkan Prabowo menggunakan kemeja putih lengan panjang, kopiah hitam, mengenakan kacamata hitam saat di luar gedung KPU.

KPU telah memeriksa kelengkapan dokumen kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden tersebut. Dokumen keduanya dinyatakan lengkap untuk selanjutnya melakukan tes kesehatan. Bila kedua pasangan lolos tes, maka keduanya akan bersiap untuk melaksanakan kampanye presiden 2019 nantinya.
   
               Gembira
Sementara itu, menyambut pilpres 2019, Presiden Jokowi  mengajak masyarakat Indonesia untuk menjadi demokrasi yang penuh dengan gembira.

Ia menyampaikan bahwa demokrasi bukan perang, bukan permusuhan, melainkan menjadi ajang mengadu gagasan, ajang mengadu ide, mengadu rekam jejak dan prestasi.  

"Jangan sampai karena perbedaan politik kita menjadi bermusuhan, bermusuhan antartetangga, tidak saling menyapa antarkampung sehingga kita kehilangan tali persaudaraan," kata Presiden.

Pengamat politik Islam Universitas Indonesia (UI) Doktor Yon Machmudi juga mengharapkan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2019 berjalan lebih "adem" dan rileks, jauh dari isu-isu SARA yang dapat memecah belah bangsa, termasuk isu politisasi agama.

"Isu-isu yang menjadi kebutuhan riil rakyat dan tantangan bangsa ke depan, saya kira harus banyak mendapat perhatian," kata Yon Machmudi yang juga Ketua Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam UI kepada Antara di Jakarta, Jumat.

Ia berharap ke depan demokrasi makin maju dan rakyat Indonesia makin matang dalam berdemokrasi.

Masyarakat pendukung calon, kata penyandang gelar Ph.D. (doktor) dari The Australian National University (ANU) itu, diharapkan tidak lagi menggunakan isu-isu bersifat hujatan maupun ekspresi penuh kebencian dan permusuhan.

Sebagaimana karakter bangsa Indonesia, kata Yon Machmudi, agama hendaknya menjadi kekuatan moral dalam menjalankan politik adiluhung.

"Bukan sebaliknya, sekadar komoditas politik murahan," katanya.

Menanggapi dua kubu pasangan calon yang bakal maju dalam Pilpres 2019, Yon Machmudi menilai kedua pasangan, baik pasangan Joko Widodo/K.H. Ma'ruf Amin dan Probowo Subianto/Sandiaga Uno adalah putra-putra terbaik bangsa.  

"Tinggal rakyat memilihnya sesuai dengan preferensi yang dimiliki masing-masing terhadap kedua pasangan ini," kata dosen di Fakultas Ilmu Budaya UI itu.
   
             Lebih Adem
Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyakini pilpres 2019 akan berjalan dengan lunak, tanpa kekerasan karena melibatkan sosok ulama dan pengusaha dari kedua kubu.

"Saya yakin pemilu ini akan 'soft', (karena) ada ulama di situ, ada pengusaha. Biasanya pengusaha dan ulama itu tidak akan main keras. Jadi saya yakin baik untuk bangsa kita, pemilu ini lebih 'soft', lebih kepada (pemaparan) ide-ide," kata Wapres Jusuf Kalla kepada wartawan di Kantor Wapres Jakarta, Jumat.

KH Ma'ruf Amin diketahui merupakan ulama dan Ketua Majelis Ulama Indonesia. Sementara, Sandiaga Uno merupakan Wakil Gubenrur DKI Jakarta yang juga pengusaha .

Senada dengan pendapat JK, Pengamat politik Madjid Politika, Yandi Hermawandi, menilai, pilpres akan berjalan lebih adem karena komposisi capres-cawapres yang diajukan.

"Dengan melihat komposisi tersebut,  jelas tidak akan ada perdebatan dualisme Islam seperti menjelang masa-masa penutupan pendaftaran kemarin. Tarik ulur antara ulama GNPF pendukung Prabowo dengan ulama NU di pihak Jokowi," katanya.

Menurut dia, faktor keulamaan dari KH Ma'ruf Amin yang merupakan Ketua Majelis Ulama Indonesia juga turut menjadi pendingin situasi, karena ulama disegani oleh masyarakat. (T.M041)

    





 

Pewarta : Muhammad Arief Iskandar
Editor : Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024