Bandarlampung (ANTARA News Sumsel) - Arus mudik masih cukup padat melintasi Lintas Tengah Jalinsum wilayah Lampung, Rabu pagi. Kendaraan pribadi tetap ramai melintas dari arah Pelabuhan Bakauheni menuju Bandarlampung.
Selanjutnya, dari Ibu Kota Provinsi Lampung itu, mereka menuju berbagai daerah lainnya di Sumatera.
Begitu pula, bagi pemudik dari Sumatera ke Jawa. Mereka umumnya mengambil Lintas Tengah menuju Pelabuhan Bakauheni Lampung, kemudian menyeberang menggunakan kapal feri ke Pelabuhan Merak. Dari pelabuhan yang menjadi pintu gerbang ke Pulau Jawa itu, mereka melanjutkan perjalanan ke berbagai daerah di pulau berpenduduk terbesar di Indonesia itu.
Pemudik dari Jawa ke Sumatera atau sebaliknya yang mengambil lintas tengah, tentu harus melintasi kawasan Tarahan Kabupaten Lampung Selatan. Di daerah itu ada tanjakan relatif cukup tinggi bagi pengendara tujuan Bakauheni, atau menjadi turunan relatif cukup tajam bagi pengendara dari Bakauheni menuju Bandarlampung.
Di kawasan Tarahan Kabupaten Lampung Selatan, Sabtu (9/6) sekitar pukul 02.00 WIB, seorang pemudik bersepeda motor dibegal sekelompok orang di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum). Korban Syahroni (31), warga Pekon Kejayaan Kabupaten Tanggamus, harus merelakan sepeda motornya dibawa begal (penyamun). Dia sendiri harus dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek akibat luka bacok di bagian kepalanya.
Respons cepat segera diberikan Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian yang menginstruksikan seluruh kepala polres di Polda Lampung untuk dapat memberantas begal yang meresahkan masyarakat Lampung maupun para pemudik yang melintasi wilayah Lampung.
"Saya minta seluruh kapolres dapat mengatasi kasus pembegalan ini. Kalau tidak bisa atasi, kapolresnya yang saya 'begal'. Paham 'kan maksud saya," ujar Kapolri saat ditemui usai kunjungan ke areal Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni, Lampung Selatan, Senin.
Jenderal Tito pun meminta kepada kapolres dan jajarannya harus membuat tim khusus untuk menangkap begal.
Perintah tegas Kapolri segera ditindaklanjuti para jajaran kepolisian di wilayah Polda Lampung.
Kapolda Lampung Irjen Pol. Suntana mengatakan bahwa pihaknya segera menuntaskan masalah begal menyusul pernyataan Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian yang menginginkan tidak ada begal di Lampung.
"Permasalahan begal bukan hanya masalah tindak pidana, melainkan juga harus dilihat faktor lainnya, seperti masalah sosial-ekonomi," kata Kapolda Suntana.
Pihaknya juga telah melakukan tindakan tegas terhadap begal. Namun, lanjut dia, tindak kejahatan seperti itu tidak bisa dihilangkan 100 persen, mengingat ada permasalahan sosial, seperti pengangguran dan ekonomi.
Menurut dia, untuk mengatasi begal, polda beserta jajaran tidak hanya melakukan tindakan represif, tetapi juga melakukan upaya humanis di lokasi yang diduga tempat begal.
Kapolda Lampung itu juga mengatakan bahwa saat ini kapolsek dan kapolres stress karena perintah Kapolri yang menyatakan bahwa di bawah wilayahnya tidak ada begal.
Antisipasi Berbagai langkah kini ditempuh jajaran kepolisian di Lampung untuk mengatasi permasalahan begal di daerah itu, terutama saat arus mudik dan arus balik Lebaran 2018.
Polres Lampung Timur telah mengaktifkan Satuan Tugas Antibegal untuk mengantisipasi tindak kejahatan pembegalan di Jalan Lintas Pantai Timur, Kabupaten Lampung Timur selama pelaksanaan arus mudik dan balik Lebaran 2018.
Kapolres Lampung Timur AKBP Taufan Dirgantoro ketika dihubungi di Lampung Timur, Selasa, mengatakan bahwa Satgas Antibegal tersebut merupakan tindak lanjut perintah Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian yang memerintahkan kapolda dan kapolres untuk memberantas begal yang meresahkan masyarakat Lampung maupun para pemudik yang melintasi wilayah Lampung.
"Kami siap mengamankan arus mudik dan balik dengan mengaktifkan atau membentuk Satuan Tugas Antibegal," katanya.
Kapolres menjelaskan bahwa kegiatan satgas tersebut melakukan patroli rutin di sepanjang Jalinpantim guna mengantisipasi pembegalan kepada masyarakat dan pemudik.
Menurut dia, apabila didapati begal, anggota satgas ini tidak segan-segan menembak pelaku di tempat.
"Polisi tidak ingin pengemudi diganggu. Satgas ini akan bertindak tegas kepada para begal. Satgas ini tidak akan segan-segan menembak di tempat," tegasnya.
Sementara itu, Kepolisian Resor Waykanan, Polda Lampung mengawal pemudik bersepeda motor yang melalui Jalan Lintas Sumatera Kabupaten Waykanan sampai ke tempat yang lebih aman dari aksi kejahatan.
"Polisi kawal pemudik yang menggunakan sepeda motor sampai ke daerah yang lebih ramai dan aman untuk beristirahat," kata Kapolres Waykanan AKBP Doni Wahyudi.
Menurut dia, pengawalan bagi para pemudik yang menggunakan sepeda motor oleh anggota Polri setempat ini agar mereka terhindar menjadi korban perampasan sepeda motor yang masih sering terjadi di jalan raya.
Selain itu, kata dia, pengawalan oleh anggota Polantas Polres Waykanan ini agar pemudik terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Menurut Kapolres, pengamanan bagi para pemudik tidak hanya pemudik pengguna sepeda motor, tetapi juga pengguna mobil diberikan pengawalan bila merasa tidak aman untuk melintas.
"Semua ini demi keamanan para pemudik yang melintas di Waykanan, jangan sampai ada aksi pembegalan di Way Kanan," katanya lagi.
Pengawalan itu pun, kata Kapolres, bukan hanya di Jalan Lintas Sumatera, tetapi dilakukan saat menuju ke kecamatan di wilayah Kabupaten Waykanan yang dianggap rawan pembegalan di jalan tersebut.
"Bukan hanya masyarakat yang melintas di Jalan Lintas Sumatera, melainkan masyarakat asal daerah ini yang merantau ke luar Lampung, saat pulang kampung ke Waykanan bila tidak berani melintas akan dikawal juga," katanya.
Patroli juga dilaksanakan di Jalinsum wilayah Bandarlampung dan mobil patroli disiagakan di Lintas Tengah itu, seperti di kawasan Kalibalok sehingga pemudik merasa lebih aman saat melintasinya.
Arus mudik dari Jawa ke Sumatera atau sebaliknya masih berlangsung, dan pemudik tetap lebih banyak memilih Lintas Tengah karena jarak tempuh lebih pendek dan lebih aman.
Meski terjadi kasus pembegalan, ratusan ribu kendaraan pemudik tetap mengambil rute Lintas Tengah karena mereka tetap merasa aman melintasi Jalinsum wilayah Lampung.
Selanjutnya, dari Ibu Kota Provinsi Lampung itu, mereka menuju berbagai daerah lainnya di Sumatera.
Begitu pula, bagi pemudik dari Sumatera ke Jawa. Mereka umumnya mengambil Lintas Tengah menuju Pelabuhan Bakauheni Lampung, kemudian menyeberang menggunakan kapal feri ke Pelabuhan Merak. Dari pelabuhan yang menjadi pintu gerbang ke Pulau Jawa itu, mereka melanjutkan perjalanan ke berbagai daerah di pulau berpenduduk terbesar di Indonesia itu.
Pemudik dari Jawa ke Sumatera atau sebaliknya yang mengambil lintas tengah, tentu harus melintasi kawasan Tarahan Kabupaten Lampung Selatan. Di daerah itu ada tanjakan relatif cukup tinggi bagi pengendara tujuan Bakauheni, atau menjadi turunan relatif cukup tajam bagi pengendara dari Bakauheni menuju Bandarlampung.
Di kawasan Tarahan Kabupaten Lampung Selatan, Sabtu (9/6) sekitar pukul 02.00 WIB, seorang pemudik bersepeda motor dibegal sekelompok orang di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum). Korban Syahroni (31), warga Pekon Kejayaan Kabupaten Tanggamus, harus merelakan sepeda motornya dibawa begal (penyamun). Dia sendiri harus dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek akibat luka bacok di bagian kepalanya.
Respons cepat segera diberikan Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian yang menginstruksikan seluruh kepala polres di Polda Lampung untuk dapat memberantas begal yang meresahkan masyarakat Lampung maupun para pemudik yang melintasi wilayah Lampung.
"Saya minta seluruh kapolres dapat mengatasi kasus pembegalan ini. Kalau tidak bisa atasi, kapolresnya yang saya 'begal'. Paham 'kan maksud saya," ujar Kapolri saat ditemui usai kunjungan ke areal Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni, Lampung Selatan, Senin.
Jenderal Tito pun meminta kepada kapolres dan jajarannya harus membuat tim khusus untuk menangkap begal.
Perintah tegas Kapolri segera ditindaklanjuti para jajaran kepolisian di wilayah Polda Lampung.
Kapolda Lampung Irjen Pol. Suntana mengatakan bahwa pihaknya segera menuntaskan masalah begal menyusul pernyataan Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian yang menginginkan tidak ada begal di Lampung.
"Permasalahan begal bukan hanya masalah tindak pidana, melainkan juga harus dilihat faktor lainnya, seperti masalah sosial-ekonomi," kata Kapolda Suntana.
Pihaknya juga telah melakukan tindakan tegas terhadap begal. Namun, lanjut dia, tindak kejahatan seperti itu tidak bisa dihilangkan 100 persen, mengingat ada permasalahan sosial, seperti pengangguran dan ekonomi.
Menurut dia, untuk mengatasi begal, polda beserta jajaran tidak hanya melakukan tindakan represif, tetapi juga melakukan upaya humanis di lokasi yang diduga tempat begal.
Kapolda Lampung itu juga mengatakan bahwa saat ini kapolsek dan kapolres stress karena perintah Kapolri yang menyatakan bahwa di bawah wilayahnya tidak ada begal.
Antisipasi Berbagai langkah kini ditempuh jajaran kepolisian di Lampung untuk mengatasi permasalahan begal di daerah itu, terutama saat arus mudik dan arus balik Lebaran 2018.
Polres Lampung Timur telah mengaktifkan Satuan Tugas Antibegal untuk mengantisipasi tindak kejahatan pembegalan di Jalan Lintas Pantai Timur, Kabupaten Lampung Timur selama pelaksanaan arus mudik dan balik Lebaran 2018.
Kapolres Lampung Timur AKBP Taufan Dirgantoro ketika dihubungi di Lampung Timur, Selasa, mengatakan bahwa Satgas Antibegal tersebut merupakan tindak lanjut perintah Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian yang memerintahkan kapolda dan kapolres untuk memberantas begal yang meresahkan masyarakat Lampung maupun para pemudik yang melintasi wilayah Lampung.
"Kami siap mengamankan arus mudik dan balik dengan mengaktifkan atau membentuk Satuan Tugas Antibegal," katanya.
Kapolres menjelaskan bahwa kegiatan satgas tersebut melakukan patroli rutin di sepanjang Jalinpantim guna mengantisipasi pembegalan kepada masyarakat dan pemudik.
Menurut dia, apabila didapati begal, anggota satgas ini tidak segan-segan menembak pelaku di tempat.
"Polisi tidak ingin pengemudi diganggu. Satgas ini akan bertindak tegas kepada para begal. Satgas ini tidak akan segan-segan menembak di tempat," tegasnya.
Sementara itu, Kepolisian Resor Waykanan, Polda Lampung mengawal pemudik bersepeda motor yang melalui Jalan Lintas Sumatera Kabupaten Waykanan sampai ke tempat yang lebih aman dari aksi kejahatan.
"Polisi kawal pemudik yang menggunakan sepeda motor sampai ke daerah yang lebih ramai dan aman untuk beristirahat," kata Kapolres Waykanan AKBP Doni Wahyudi.
Menurut dia, pengawalan bagi para pemudik yang menggunakan sepeda motor oleh anggota Polri setempat ini agar mereka terhindar menjadi korban perampasan sepeda motor yang masih sering terjadi di jalan raya.
Selain itu, kata dia, pengawalan oleh anggota Polantas Polres Waykanan ini agar pemudik terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Menurut Kapolres, pengamanan bagi para pemudik tidak hanya pemudik pengguna sepeda motor, tetapi juga pengguna mobil diberikan pengawalan bila merasa tidak aman untuk melintas.
"Semua ini demi keamanan para pemudik yang melintas di Waykanan, jangan sampai ada aksi pembegalan di Way Kanan," katanya lagi.
Pengawalan itu pun, kata Kapolres, bukan hanya di Jalan Lintas Sumatera, tetapi dilakukan saat menuju ke kecamatan di wilayah Kabupaten Waykanan yang dianggap rawan pembegalan di jalan tersebut.
"Bukan hanya masyarakat yang melintas di Jalan Lintas Sumatera, melainkan masyarakat asal daerah ini yang merantau ke luar Lampung, saat pulang kampung ke Waykanan bila tidak berani melintas akan dikawal juga," katanya.
Patroli juga dilaksanakan di Jalinsum wilayah Bandarlampung dan mobil patroli disiagakan di Lintas Tengah itu, seperti di kawasan Kalibalok sehingga pemudik merasa lebih aman saat melintasinya.
Arus mudik dari Jawa ke Sumatera atau sebaliknya masih berlangsung, dan pemudik tetap lebih banyak memilih Lintas Tengah karena jarak tempuh lebih pendek dan lebih aman.
Meski terjadi kasus pembegalan, ratusan ribu kendaraan pemudik tetap mengambil rute Lintas Tengah karena mereka tetap merasa aman melintasi Jalinsum wilayah Lampung.