Makassar (ANTARA News Sumsel) - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad memberikan sinyal untuk ikut dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2019.
"Kalau kalian liat mana cocok jadi ketua RT atau wapres. Jadi saya jawab, kalau wapres begini, saya berterima kasih kepada masyarakat yang menganggap saya layak," ujar Abraham, usai membawakan materi pada Indonesian Future Leaders Conference di Balai Sidang 45, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.
Menurut dia, keputusan untuk maju menjadi calon presiden atau pun wakil presiden pada pilpres nanti masih akan didiskusikan kepada rekan-rekan, kerabat, dan keluarga untuk memutuskan itu, apakah sudah layak atau belum.
Selain itu, pendiri lembaga Anti Corruption Committee (ACC) Sulawesi ini juga menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan masyarakat dalam mendorong dirinya untuk maju nyapres tahun depan.
"Luar biasa support masyarakat untuk mendorong saya maju. Cuma lagi-lagi saya diskusikan dulu dengan teman-teman, keluarga dan paling terakhir Salat Istikharah dulu minta petunjuk dari Tuhan," ujar pria kelahiran Makassar 27 November 1966 itu kepada wartawan.
Alumnus Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin ini kembali menegaskan untuk maju menjadi calon presiden maupun wapres perlu pertimbangan dan dukungan dari semua pihak dalam membantu mewujudkan tujuan tersebut.
"Kalau setelah Salat Istikharah maka baru saya ambil kesimpulan. Tapi menurut saya yang penting mengapresiasi adanya dorongan itu," kata mantan Ketua lembaga adhoc antirasuah ini pula.
Saat ditanya kapan keputusan untuk maju menjadi pemimpin negara Indonesia, kata dia, membutuhkan waktu namun tidak terlalu lama, bila diberikan petunjuk maka akan dilakukan.
"Untuk memutuskan itu, butuh satu atau dua hari tentu dengan Salat Istikharah," ujar mantan Ketua LBH Makassar itu.
Sebelumnya, sejumlah lembaga survei merilis nama Abraham Samad masuk dalam bursa capres maupun cawapres 2019, mengingat nama besar yang disandang Abraham Samad cukup besar sampai gaungnya ke luar negeri sejak menjabat Ketua KPK.
Setelah tidak lagi menjabat Ketua KPK, Abraham lebih sering mengisi acara seminar, diskusi, dan dialog di berbagai daerah di Indonesia dengan menyuarakan dan menyampaikan antikorupsi kepada anak muda untuk memperbaiki negeri ini dari perilaku para koruptor.
(T.M050/B. Budiman)
"Kalau kalian liat mana cocok jadi ketua RT atau wapres. Jadi saya jawab, kalau wapres begini, saya berterima kasih kepada masyarakat yang menganggap saya layak," ujar Abraham, usai membawakan materi pada Indonesian Future Leaders Conference di Balai Sidang 45, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.
Menurut dia, keputusan untuk maju menjadi calon presiden atau pun wakil presiden pada pilpres nanti masih akan didiskusikan kepada rekan-rekan, kerabat, dan keluarga untuk memutuskan itu, apakah sudah layak atau belum.
Selain itu, pendiri lembaga Anti Corruption Committee (ACC) Sulawesi ini juga menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan masyarakat dalam mendorong dirinya untuk maju nyapres tahun depan.
"Luar biasa support masyarakat untuk mendorong saya maju. Cuma lagi-lagi saya diskusikan dulu dengan teman-teman, keluarga dan paling terakhir Salat Istikharah dulu minta petunjuk dari Tuhan," ujar pria kelahiran Makassar 27 November 1966 itu kepada wartawan.
Alumnus Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin ini kembali menegaskan untuk maju menjadi calon presiden maupun wapres perlu pertimbangan dan dukungan dari semua pihak dalam membantu mewujudkan tujuan tersebut.
"Kalau setelah Salat Istikharah maka baru saya ambil kesimpulan. Tapi menurut saya yang penting mengapresiasi adanya dorongan itu," kata mantan Ketua lembaga adhoc antirasuah ini pula.
Saat ditanya kapan keputusan untuk maju menjadi pemimpin negara Indonesia, kata dia, membutuhkan waktu namun tidak terlalu lama, bila diberikan petunjuk maka akan dilakukan.
"Untuk memutuskan itu, butuh satu atau dua hari tentu dengan Salat Istikharah," ujar mantan Ketua LBH Makassar itu.
Sebelumnya, sejumlah lembaga survei merilis nama Abraham Samad masuk dalam bursa capres maupun cawapres 2019, mengingat nama besar yang disandang Abraham Samad cukup besar sampai gaungnya ke luar negeri sejak menjabat Ketua KPK.
Setelah tidak lagi menjabat Ketua KPK, Abraham lebih sering mengisi acara seminar, diskusi, dan dialog di berbagai daerah di Indonesia dengan menyuarakan dan menyampaikan antikorupsi kepada anak muda untuk memperbaiki negeri ini dari perilaku para koruptor.
(T.M050/B. Budiman)