Padang (ANTARA News Sumsel) - Akademisi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Sumatera Barat, dr Ulya Fasrini M.Biomed mengatakan orang tua sebaiknya menghindari memberikan suplemen kepada anak karena tidak semua permasalahan harus diantisipasi dengan makanan tersebut.
"Selama ini saya menilai, misalnya ketika anak tidak nafsu makan, orang tua memberi buah hatinya suplemen," katanya di Padang, Rabu.
Ia menyebutkan hal itu menanggapi banyaknya orang tua yang memberikan suplemen kepada anak, padahal anaknya secara fisik dan kebutuhan tidak harus mengonsumsi itu.
Suplemen merupakan produk untuk melengkapi kebutuhan zat gizi makanan. Mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino atau bahan lain, berasal dari tumbuhan atau bukan tumbuhan.
Suplemen hanya bisa mengurangi risiko terjadinya sesuatu akibat penyakit, bukan mengobati penyakitnya, kata dia. Suplemen dapat berupa vitamin, elemen-mineral, atau zat gizi lain seperti asam lemak, asam amino, dan zat esensial lain.
Fungsi suplemen hanya untuk melengkapi kalau ada kekurangan vitamin dan mineral dalam tubuh. Dengan memberikan suplemen, juga bisa membuat anak-anak akan menjadi malas memenuhi kebutuhannya dari makanan dan akan terbiasa hingga dewasa.
"Hal itu juga berpotensi membuat proses pencernaannya tidak siap, karena terbiasa mengonsumsi zat yang tidak perlu diserap oleh pencernaan," ujarnya.
Secara umum, risiko mengonsumsi suplemen terhadap anak memang tidak ada, namun akan lebih baik memenuhi kebutuhan anak dengan mengonsumsi makanan yang alami.
Ia menyarankan, jika terdapat orang tua yang bingung menghadapi kondisi anak susah makan, tidak mau makan, atau memilih-milih makanan, langkah utama yang harus ditempuh orang tua adalah berupaya memperluas selera makan anak.
Banyak hal yang menyebabkan anak menjadi susah atau tidak mau makan, mungkin anak sedang bosan dengan menu hariannya, mau tumbuh gigi, mengalami masalah psikologis, atau sedang sakit.
"Oleh sebab itu, orang tua saat ini harus kreatif membuat menu-menu makanan yang menarik untuk anak," tambahnya.
(T.KR-MKO/H. Agusta)
"Selama ini saya menilai, misalnya ketika anak tidak nafsu makan, orang tua memberi buah hatinya suplemen," katanya di Padang, Rabu.
Ia menyebutkan hal itu menanggapi banyaknya orang tua yang memberikan suplemen kepada anak, padahal anaknya secara fisik dan kebutuhan tidak harus mengonsumsi itu.
Suplemen merupakan produk untuk melengkapi kebutuhan zat gizi makanan. Mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino atau bahan lain, berasal dari tumbuhan atau bukan tumbuhan.
Suplemen hanya bisa mengurangi risiko terjadinya sesuatu akibat penyakit, bukan mengobati penyakitnya, kata dia. Suplemen dapat berupa vitamin, elemen-mineral, atau zat gizi lain seperti asam lemak, asam amino, dan zat esensial lain.
Fungsi suplemen hanya untuk melengkapi kalau ada kekurangan vitamin dan mineral dalam tubuh. Dengan memberikan suplemen, juga bisa membuat anak-anak akan menjadi malas memenuhi kebutuhannya dari makanan dan akan terbiasa hingga dewasa.
"Hal itu juga berpotensi membuat proses pencernaannya tidak siap, karena terbiasa mengonsumsi zat yang tidak perlu diserap oleh pencernaan," ujarnya.
Secara umum, risiko mengonsumsi suplemen terhadap anak memang tidak ada, namun akan lebih baik memenuhi kebutuhan anak dengan mengonsumsi makanan yang alami.
Ia menyarankan, jika terdapat orang tua yang bingung menghadapi kondisi anak susah makan, tidak mau makan, atau memilih-milih makanan, langkah utama yang harus ditempuh orang tua adalah berupaya memperluas selera makan anak.
Banyak hal yang menyebabkan anak menjadi susah atau tidak mau makan, mungkin anak sedang bosan dengan menu hariannya, mau tumbuh gigi, mengalami masalah psikologis, atau sedang sakit.
"Oleh sebab itu, orang tua saat ini harus kreatif membuat menu-menu makanan yang menarik untuk anak," tambahnya.
(T.KR-MKO/H. Agusta)