Surabaya (ANTARA Sumsel) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyebut Inovator Inovasi Indonesia Expo (I3E) 2017 di Grand City Convex, Surabaya, sebagai ajang memperkenalkan "startup-startup" baru berbasis inovasi dan teknologi kepada masyarakat.
"Pameran I3E ini bertujuan memperkenalkan dan memperlihatkan pada masyarakat luas bahwa Indonesia memiliki 'startup' yang mampu menghasilkan produk-produk bermutu dan berdaya saing," kata Nasir di Surabaya, Jatim, Kamis.
Selain itu, menurut dia, kegiatan ini bertujuan menumbuhkan iklim yang kondusif bagi pengembangan inovasi di Tanah Air. Lebih penting lagi, karya inovasi harus dipertemukan dengan dunia bisnis agar memberi nilai tambah dan menjaga kesinambungan inovasi.
Tanpa kolaborasi dengan pebisnis, karya inovasi hanya akan dicatat di laboratorium atau kampus tanpa memberi manfaat nyata bagi masyarakat maupun inovatornya, lanjutnya.
Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah di 2016, menunjukkan bahwa pertumbuhan entrepreneur Indonesia masih sangat kecil yaitu hanya 1,6 persen dari populasi penduduk Indonesia.
Sementara di negara-negara ASEAN, seperti Singapura, jumlah wirausahanya tercatat sebanyak 7 persen dari jumlah penduduk, sedangkan Malaysia 5 persen, Thailand 4,5 persen dan Vietnam 3,3 persen.
Direktorat Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT), Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi, Kemristekdikti secara konsisten setiap tahunnya berupaya menumbuhkan, membina, memfasilitasi, dan mengembangkan perusahaan pemula berbasis teknologi atau startup inovasi teknologi di Indonesia.
Startup tersebut mendapatkan "seed funding" berupa intensif dan program pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Inovasi ini berasal dari tujuh bidang fokus, yaitu pangan, kesehatan dan obat-obatan, transportasi, energi, Teknologi Informasi Komunikasi (TIK), Pertahanan Keamanan (Hankam), serta material maju dan bahan baku.
"Pemerintahan Indonesia saat ini memiliki target mencetak 1.000 stratup dan telah dimulai," lanjutnya.
Sejauh ini sudah ada 661 startup baru, dengan program insentif yang diberikan sejak 2015. Startup yang telah didukung Kementerian pada 2015 berjumlah 52 startup, 2016 berjumlah 151 startup, dan 2017 berjumlah 458.
Pameran yang diikuti 457 startup inovasi teknologi ini dimaksudkan sebagai upaya hilirisasi serta komersialisasi hasil riset dan pengembangan dari para inovator, baik dari perguruan tinggi, Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang), maupun masyarakat luas.
Selain pameran, selama empat hari mendatang, peserta mendapat kesempatan meningkatkan kapasitas dan menggali kesempatan berbisnis. Selama pameran, diadakan seminar dan "talkshow", di antaranya mengenai branding, "online marketing", paten dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), standar mutu, serta strategi menembus pasar ritel modern.
Sesi pembelajaran tersebut diisi oleh pakar-pakar di bidangnya, seperti pakar periklanan Subiakto dari Hotline Advertising, Heriyadi Janwar dari Bhinneka.com dan Roy Mandey dari Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo).
Sedangkan pereakilan Bank Danamon, Permodalan Nasional Madani (PNM), dan Modalku akan berbagi strategi kepada peserta untuk mencari peluang investasi dan pendanaan dari perbankan serta lembaga keuangan.
Kiat sukses juga akan dibagi Perwakilan Go-Jek dan sejumlah penerima pendanaan Program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akan memaparkan langkah-langkah Pemkot Surabaya dalam inovasi di Kota Pahlawan ini dalam menggerakkan kewirausahaan di generasi muda.
"Pameran I3E ini bertujuan memperkenalkan dan memperlihatkan pada masyarakat luas bahwa Indonesia memiliki 'startup' yang mampu menghasilkan produk-produk bermutu dan berdaya saing," kata Nasir di Surabaya, Jatim, Kamis.
Selain itu, menurut dia, kegiatan ini bertujuan menumbuhkan iklim yang kondusif bagi pengembangan inovasi di Tanah Air. Lebih penting lagi, karya inovasi harus dipertemukan dengan dunia bisnis agar memberi nilai tambah dan menjaga kesinambungan inovasi.
Tanpa kolaborasi dengan pebisnis, karya inovasi hanya akan dicatat di laboratorium atau kampus tanpa memberi manfaat nyata bagi masyarakat maupun inovatornya, lanjutnya.
Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah di 2016, menunjukkan bahwa pertumbuhan entrepreneur Indonesia masih sangat kecil yaitu hanya 1,6 persen dari populasi penduduk Indonesia.
Sementara di negara-negara ASEAN, seperti Singapura, jumlah wirausahanya tercatat sebanyak 7 persen dari jumlah penduduk, sedangkan Malaysia 5 persen, Thailand 4,5 persen dan Vietnam 3,3 persen.
Direktorat Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT), Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi, Kemristekdikti secara konsisten setiap tahunnya berupaya menumbuhkan, membina, memfasilitasi, dan mengembangkan perusahaan pemula berbasis teknologi atau startup inovasi teknologi di Indonesia.
Startup tersebut mendapatkan "seed funding" berupa intensif dan program pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Inovasi ini berasal dari tujuh bidang fokus, yaitu pangan, kesehatan dan obat-obatan, transportasi, energi, Teknologi Informasi Komunikasi (TIK), Pertahanan Keamanan (Hankam), serta material maju dan bahan baku.
"Pemerintahan Indonesia saat ini memiliki target mencetak 1.000 stratup dan telah dimulai," lanjutnya.
Sejauh ini sudah ada 661 startup baru, dengan program insentif yang diberikan sejak 2015. Startup yang telah didukung Kementerian pada 2015 berjumlah 52 startup, 2016 berjumlah 151 startup, dan 2017 berjumlah 458.
Pameran yang diikuti 457 startup inovasi teknologi ini dimaksudkan sebagai upaya hilirisasi serta komersialisasi hasil riset dan pengembangan dari para inovator, baik dari perguruan tinggi, Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang), maupun masyarakat luas.
Selain pameran, selama empat hari mendatang, peserta mendapat kesempatan meningkatkan kapasitas dan menggali kesempatan berbisnis. Selama pameran, diadakan seminar dan "talkshow", di antaranya mengenai branding, "online marketing", paten dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), standar mutu, serta strategi menembus pasar ritel modern.
Sesi pembelajaran tersebut diisi oleh pakar-pakar di bidangnya, seperti pakar periklanan Subiakto dari Hotline Advertising, Heriyadi Janwar dari Bhinneka.com dan Roy Mandey dari Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo).
Sedangkan pereakilan Bank Danamon, Permodalan Nasional Madani (PNM), dan Modalku akan berbagi strategi kepada peserta untuk mencari peluang investasi dan pendanaan dari perbankan serta lembaga keuangan.
Kiat sukses juga akan dibagi Perwakilan Go-Jek dan sejumlah penerima pendanaan Program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akan memaparkan langkah-langkah Pemkot Surabaya dalam inovasi di Kota Pahlawan ini dalam menggerakkan kewirausahaan di generasi muda.