London (ANTARA Sumsel) - Presiden Kegubernuran Vatikan Kardinal Giuseppe Bartello meresmikam Taman Borobudur (Borobudur Garden) yang ada di Museum Etnologi Vatikan.
Peresmian itu disaksikan Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata Indonesia I Gde Pitana dan sejumlah duta besar asing untuk Takhta Suci Vatikan, pejabat Vatikan, dan biarawan-biarawati Italia dan Indonesia.
Taman Borobudur terdiri dari dua stupa besar Candi Borobudur yang terbuat dari aluminium yang didatangkan dari Muntilan, Jawa Tengah. Di samping itu, terdapat hiasan relief di sepanjang tembok yang menggambarkan perjalanan hidup Sidharma Gautama, demikian Pensosbud KBRI Vatikan, Wanry Wabang kepada Antara London, Kamis.
Dalam sambutannya, Kardinal Bartello menyampaikan hadirnya Taman Borobudur di Museum Vatikan merupakan gambaran nyata dari hubungan persahabatan antara Indonesia dan Takhta Suci Vatikan.
"Semoga dengan hadirnya taman ini, pengunjung dapat menikmati dan memahami lebih jauh arti keharmonisan dalam keberagaman" kata Kardinal Bartello.
Sementara itu, Direktur Museum Vatikan Barbara Jatta mengungkapkan Borobudur Garden merupakan selebrasi persahabatan Indonesia dan Takhta Suci Vatikan.
Ia berharap melalui Taman Borobudur, pengunjung dapat melihat gambaran luas nilai-nilai harmoni dan keberagaman Indonesia.
I Gde Pitana dalam kesempatan ini menjelaskan proyek Taman Borobudur mulai digarap sejak tahun 2010 sebagai bentuk perwujudan hubungan yang kuat antara kedua negara.
Setidaknya terdapat 1.000 artefak dari Indonesia yang ada di Vatikan. Namun, khusus Taman Borobudur, hanya sekitar 200 barang yang dipamerkan.
Pengunjung dapat menyaksikan kekayaan budaya Indonesia dan arti penting Borobudur sebagi simbol keberagaman di Indonesia.
Proyek ini merupakan bantuan Pemerintah Indonesia untuk Takhta Suci Vatikan.
Setelah proses pembangunan sekitar 10 bulan, akhirnya Borobudur resmi hadir di Vatikan. Diperkirakan setiap tahun, Vatikan dikunjungi sekitar 7 juta wisatawan asing sehingga Taman Borobudur menjadi daya tarik wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia.
Peresmian itu disaksikan Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata Indonesia I Gde Pitana dan sejumlah duta besar asing untuk Takhta Suci Vatikan, pejabat Vatikan, dan biarawan-biarawati Italia dan Indonesia.
Taman Borobudur terdiri dari dua stupa besar Candi Borobudur yang terbuat dari aluminium yang didatangkan dari Muntilan, Jawa Tengah. Di samping itu, terdapat hiasan relief di sepanjang tembok yang menggambarkan perjalanan hidup Sidharma Gautama, demikian Pensosbud KBRI Vatikan, Wanry Wabang kepada Antara London, Kamis.
Dalam sambutannya, Kardinal Bartello menyampaikan hadirnya Taman Borobudur di Museum Vatikan merupakan gambaran nyata dari hubungan persahabatan antara Indonesia dan Takhta Suci Vatikan.
"Semoga dengan hadirnya taman ini, pengunjung dapat menikmati dan memahami lebih jauh arti keharmonisan dalam keberagaman" kata Kardinal Bartello.
Sementara itu, Direktur Museum Vatikan Barbara Jatta mengungkapkan Borobudur Garden merupakan selebrasi persahabatan Indonesia dan Takhta Suci Vatikan.
Ia berharap melalui Taman Borobudur, pengunjung dapat melihat gambaran luas nilai-nilai harmoni dan keberagaman Indonesia.
I Gde Pitana dalam kesempatan ini menjelaskan proyek Taman Borobudur mulai digarap sejak tahun 2010 sebagai bentuk perwujudan hubungan yang kuat antara kedua negara.
Setidaknya terdapat 1.000 artefak dari Indonesia yang ada di Vatikan. Namun, khusus Taman Borobudur, hanya sekitar 200 barang yang dipamerkan.
Pengunjung dapat menyaksikan kekayaan budaya Indonesia dan arti penting Borobudur sebagi simbol keberagaman di Indonesia.
Proyek ini merupakan bantuan Pemerintah Indonesia untuk Takhta Suci Vatikan.
Setelah proses pembangunan sekitar 10 bulan, akhirnya Borobudur resmi hadir di Vatikan. Diperkirakan setiap tahun, Vatikan dikunjungi sekitar 7 juta wisatawan asing sehingga Taman Borobudur menjadi daya tarik wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia.