Trenggalek (Antarasumsel.com) - Kawasan hutan di jajaran bukit Rejekan Wesi, wilayah Desa Kendalrejo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Senin seluas sekitar dua hektare hangus terbakar.
Tidak ada laporan korban jiwa ataupun rumah penduduk terdampak, namun kobaran api yang sempat merembet ke sepanjang lereng bukit di sisi utara Kecamatan Durenan itu dilaporkan sempat membuat petugas Perhutani RPH Durenan, kepolisian dan warga panik.
"Begitu ada laporan petugas kami dan kepolisian langsung berupaya melakukan pemadaman, namun terkendala medan yang terjal dan lokasi yang sulit dijangkau," kata Wakil Kepala Perhutani Administratur Kediri Selatan Andi Iswindarto di Trenggalek.
Ia mengatakan, kawasan hutan yang terbakar berada di petak 114 c RPH Trenggalek BKPH Trenggalek. Menurut dia, titik kebakaran yang berada di Desa Kendalrejo, Kecamatan Durenan itu sempat meluas.
Dari semula membakar semak-ilalang yang mulai mengering karena kemarau, api kemudian merembet ke tanaman kayu di petak 114c.
"Sudah dilakukan pemadaman bersama jajaran Perhutani RPH Durenan dibantu personel dari polisi dan api berhasil padam pukul 12.30 WIB. Proses pemadaman cukup lama karena lokasi sulit dijangkau berupa ilalang dan angin sangat kencang," ujarnya.
Andi mengatakan, kebakaran yang terjadi kedua kali dalam tempo dua hari terakhir itu diduga disebabkan oleh ulah orang tidak dikenal, sedangkan insiden serupa sehari sebelumnya diyakini akibat balon udara yang jatuh di kawasan hutan sehingga memicu kebakaran di lereng bukit Kecamatan Durenan.
Andi menjelaskan, wilayah hutan yang terbakar sebagian besar adalah semak-semak dan ilalang. Meski demikian, kejadian tersebut perlu mendapatkan tindakan cepat karena bisa memicu kebakaran yang lebih besar.
Ia mengingatkan, memasuki kemarau potensi kebakaran hutan bakal meningkat. Kata dia, terdapat puluhan hektare wilayah hutan yang rawan kebakaran, di antaranya hutan Gunung Jaas, Gunung Orak-arik, Gunung Kebo serta beberapa titik lainnya.
"Hutan pinus juga cukup rentan terbakar, karena ada getah yang mengandung terpentin. Namun, masih relatif aman, karena ada warga penyadap yang ikut menjaga," ujarnya.
Sebelumnya, saat perayaan Lebaran Ketupat di sejumlah wilayah di Trenggalek pada Minggu (2/7), peluncuran ratusan balon udara pada perayaan Lebaran Ketupat Trenggalek menyebabkan sejumlah aliran listrik PLN padam serta beberapa rumah nyaris terbakar.
Kepala Perusahaan Listrik Negara (PLN) Rayon Trenggalek, Tarwoko mengatakan, salah satu balon udara berukuran raksasa jatuh menimpa kabel saluran udara tegangan menengah (SUTM) di depan SMP Negeri I Trenggalek.
Akibat kejadian itu seluruh aliran listrik wilayah Kecamatan Tugu dan sebagian Kecamatan Trenggalek padam.
Selain mengenai jaringan listrik tegangan tinggi dan kawasan hutan yang memicu kebakaran, beberapa balon udara asap ukuran raksasa juga dilaporkan jatuh ke beberapa pemukiman penduduk.
Tidak ada laporan korban jiwa ataupun rumah penduduk terdampak, namun kobaran api yang sempat merembet ke sepanjang lereng bukit di sisi utara Kecamatan Durenan itu dilaporkan sempat membuat petugas Perhutani RPH Durenan, kepolisian dan warga panik.
"Begitu ada laporan petugas kami dan kepolisian langsung berupaya melakukan pemadaman, namun terkendala medan yang terjal dan lokasi yang sulit dijangkau," kata Wakil Kepala Perhutani Administratur Kediri Selatan Andi Iswindarto di Trenggalek.
Ia mengatakan, kawasan hutan yang terbakar berada di petak 114 c RPH Trenggalek BKPH Trenggalek. Menurut dia, titik kebakaran yang berada di Desa Kendalrejo, Kecamatan Durenan itu sempat meluas.
Dari semula membakar semak-ilalang yang mulai mengering karena kemarau, api kemudian merembet ke tanaman kayu di petak 114c.
"Sudah dilakukan pemadaman bersama jajaran Perhutani RPH Durenan dibantu personel dari polisi dan api berhasil padam pukul 12.30 WIB. Proses pemadaman cukup lama karena lokasi sulit dijangkau berupa ilalang dan angin sangat kencang," ujarnya.
Andi mengatakan, kebakaran yang terjadi kedua kali dalam tempo dua hari terakhir itu diduga disebabkan oleh ulah orang tidak dikenal, sedangkan insiden serupa sehari sebelumnya diyakini akibat balon udara yang jatuh di kawasan hutan sehingga memicu kebakaran di lereng bukit Kecamatan Durenan.
Andi menjelaskan, wilayah hutan yang terbakar sebagian besar adalah semak-semak dan ilalang. Meski demikian, kejadian tersebut perlu mendapatkan tindakan cepat karena bisa memicu kebakaran yang lebih besar.
Ia mengingatkan, memasuki kemarau potensi kebakaran hutan bakal meningkat. Kata dia, terdapat puluhan hektare wilayah hutan yang rawan kebakaran, di antaranya hutan Gunung Jaas, Gunung Orak-arik, Gunung Kebo serta beberapa titik lainnya.
"Hutan pinus juga cukup rentan terbakar, karena ada getah yang mengandung terpentin. Namun, masih relatif aman, karena ada warga penyadap yang ikut menjaga," ujarnya.
Sebelumnya, saat perayaan Lebaran Ketupat di sejumlah wilayah di Trenggalek pada Minggu (2/7), peluncuran ratusan balon udara pada perayaan Lebaran Ketupat Trenggalek menyebabkan sejumlah aliran listrik PLN padam serta beberapa rumah nyaris terbakar.
Kepala Perusahaan Listrik Negara (PLN) Rayon Trenggalek, Tarwoko mengatakan, salah satu balon udara berukuran raksasa jatuh menimpa kabel saluran udara tegangan menengah (SUTM) di depan SMP Negeri I Trenggalek.
Akibat kejadian itu seluruh aliran listrik wilayah Kecamatan Tugu dan sebagian Kecamatan Trenggalek padam.
Selain mengenai jaringan listrik tegangan tinggi dan kawasan hutan yang memicu kebakaran, beberapa balon udara asap ukuran raksasa juga dilaporkan jatuh ke beberapa pemukiman penduduk.