London (Antara/Reuters) - Tottenham Hotspur menutup kisah 118 tahunnya di Stadion White Hart Lane yang akan segera dihancurkan dengan kemenangan 2-1 atas Manchester United pada Minggu, yang memastikan bahwa mereka akan mengakhiri Liga Inggris sebagai "runner up."
Nuansa karnaval menyelimuti saat sepak mula dilakukan dan stadion bergemuruh pada menit keenam ketika Victor Wanyama menanduk bola untuk membawa mereka unggul atas United.
David de Gea menjaga United tidak kemasukan lebih banyak gol dengan serangkaian penyelamatannya, sedangkan Harry Kane melepaskan sepakan yang membentur mistar gawang sebelum turun minum ketika tuan rumah mengancam untuk menghancurkan tim tamu.
Pahlawan tuan rumah Kane mencetak gol ke-22nya di liga musim ini untuk mengubah skor menjadi 2-0 tidak lama setelah turun minum, namun kapten United Wayne Rooney memangkas defisit saat pertandingan tinggal menyisakan 20 menit.
Ketika hujan mulai mengganggu parade Tottenham, mereka menjalani momen-momen menegangkan namun mereka mampu mempertahankan keunggulan untuk mengklaim menyamai rekor klub yakni 14 kemenangan beruntun di kandang dan tetap tidak terkalahkan di "bentengnya" di London utara sepanjang musim.
Kekalahan kedua United secara beruntun di London, setelah pada akhir pekan lalu kalah 0-2 di markas Arsenal yang mengakhiri laju 25 pertandingan tanpa kekalahan di liga, membuat pasukan Jose Mourinho tidak berpeluang finis di empat besar meski mereka masih dapat mengikuti Liga Champions seandainya mampu mengalahkan Ajax di final Liga Europa.
Ini merupakan hari yang berat bagi Tottenham dan ketika peluit panjang berbunyi untuk mengonfirmasi posisi tertinggi mereka dalam rentang waktu 54 tahun, ribuan penggemar memasuki lapangan untuk merayakannya, sehingga upacara pascapertandingan yang melibatkan sejumlah legenda klub harus ditunda beberapa saat.
Stadion ini, kandang klub sejak 1899 dan akan dibangun ulang sehingga memiliki kapasitas 61.000 kursi, akan dihancurkan dengan kondisi klub bermain di Wembley pada musim depan sebelum kembali pada musim 2018/2019.
Meski ini menjadi hari untuk bernostalgia, ini juga merupakan hari untuk merayakan keberhasilan tim bentukan Mauricio Pochettino -- bahkan meski gelar juara tidak dapat mereka jangkau.
Dengan dua pertandingan tersisa, mereka masih berpeluang untuk mengakhiri musim dengan 86 angka, unggul lima angka koleksi angka Leicester City saat mereka menjuarai liga musim lalu.
"Cara yang indah untuk mengakhirinya," kata Kane. "Kami sangat menginginkan kemenangan pada pertandingan terakhir kami di sini. Saya katakan sebelumnya bahwa saya akan senang untuk dapat mencetak gol kemenangan dan untuk terwujudnya hal itu, ini adalah hal brilian."
Jika ada rasa sesal dari kekalahan pekan lalu di markas West Ham yang efektif mengakhiri harapan mereka meraih gelar, hal itu terhapus pada menit keenam ketika Wanyama menanduk umpan silang Ben Davies.
Anthony Martial nyaris menyamakan kedudukan dengan sepakan melengkung, namun Tottenham mendominasi permainan dan de gea melakukan penyelamatan-penyelamatan bagus untuk menggagalkan peluang milik Son Heung-min, Christian Eriksen, dan Dele Alli.
Tandukan Kane dari umpan silang Eriksen membentur mistar gawang sebelum turun minum, dan pola ini berlanjut setelah pergantian babak.
Sebagaimana yang sering terjadi musim ini, operan "pembunuh" dari Eriksen yang memandu Tottenham untuk mendapatkan gol kedua -- ia melepaskan tendangan bebas melengkung ke area berbahaya yang disentuh dengan brilian oleh Kane dengan menjulurkan kakinya.
Ketika Rooney menaklukkan Hugo LLoris dari jarak dekat setelah mendapat umpan dari Martial, kelihatannya United berpeluang merusak pesta namun Tottenham tidak membiarkannya dan Alli nyaris mengubah skor menjadi 3-1 dengan tembakannya yang disundul di garis gawang oleh Daley Blind.(H-RF)
Nuansa karnaval menyelimuti saat sepak mula dilakukan dan stadion bergemuruh pada menit keenam ketika Victor Wanyama menanduk bola untuk membawa mereka unggul atas United.
David de Gea menjaga United tidak kemasukan lebih banyak gol dengan serangkaian penyelamatannya, sedangkan Harry Kane melepaskan sepakan yang membentur mistar gawang sebelum turun minum ketika tuan rumah mengancam untuk menghancurkan tim tamu.
Pahlawan tuan rumah Kane mencetak gol ke-22nya di liga musim ini untuk mengubah skor menjadi 2-0 tidak lama setelah turun minum, namun kapten United Wayne Rooney memangkas defisit saat pertandingan tinggal menyisakan 20 menit.
Ketika hujan mulai mengganggu parade Tottenham, mereka menjalani momen-momen menegangkan namun mereka mampu mempertahankan keunggulan untuk mengklaim menyamai rekor klub yakni 14 kemenangan beruntun di kandang dan tetap tidak terkalahkan di "bentengnya" di London utara sepanjang musim.
Kekalahan kedua United secara beruntun di London, setelah pada akhir pekan lalu kalah 0-2 di markas Arsenal yang mengakhiri laju 25 pertandingan tanpa kekalahan di liga, membuat pasukan Jose Mourinho tidak berpeluang finis di empat besar meski mereka masih dapat mengikuti Liga Champions seandainya mampu mengalahkan Ajax di final Liga Europa.
Ini merupakan hari yang berat bagi Tottenham dan ketika peluit panjang berbunyi untuk mengonfirmasi posisi tertinggi mereka dalam rentang waktu 54 tahun, ribuan penggemar memasuki lapangan untuk merayakannya, sehingga upacara pascapertandingan yang melibatkan sejumlah legenda klub harus ditunda beberapa saat.
Stadion ini, kandang klub sejak 1899 dan akan dibangun ulang sehingga memiliki kapasitas 61.000 kursi, akan dihancurkan dengan kondisi klub bermain di Wembley pada musim depan sebelum kembali pada musim 2018/2019.
Meski ini menjadi hari untuk bernostalgia, ini juga merupakan hari untuk merayakan keberhasilan tim bentukan Mauricio Pochettino -- bahkan meski gelar juara tidak dapat mereka jangkau.
Dengan dua pertandingan tersisa, mereka masih berpeluang untuk mengakhiri musim dengan 86 angka, unggul lima angka koleksi angka Leicester City saat mereka menjuarai liga musim lalu.
"Cara yang indah untuk mengakhirinya," kata Kane. "Kami sangat menginginkan kemenangan pada pertandingan terakhir kami di sini. Saya katakan sebelumnya bahwa saya akan senang untuk dapat mencetak gol kemenangan dan untuk terwujudnya hal itu, ini adalah hal brilian."
Jika ada rasa sesal dari kekalahan pekan lalu di markas West Ham yang efektif mengakhiri harapan mereka meraih gelar, hal itu terhapus pada menit keenam ketika Wanyama menanduk umpan silang Ben Davies.
Anthony Martial nyaris menyamakan kedudukan dengan sepakan melengkung, namun Tottenham mendominasi permainan dan de gea melakukan penyelamatan-penyelamatan bagus untuk menggagalkan peluang milik Son Heung-min, Christian Eriksen, dan Dele Alli.
Tandukan Kane dari umpan silang Eriksen membentur mistar gawang sebelum turun minum, dan pola ini berlanjut setelah pergantian babak.
Sebagaimana yang sering terjadi musim ini, operan "pembunuh" dari Eriksen yang memandu Tottenham untuk mendapatkan gol kedua -- ia melepaskan tendangan bebas melengkung ke area berbahaya yang disentuh dengan brilian oleh Kane dengan menjulurkan kakinya.
Ketika Rooney menaklukkan Hugo LLoris dari jarak dekat setelah mendapat umpan dari Martial, kelihatannya United berpeluang merusak pesta namun Tottenham tidak membiarkannya dan Alli nyaris mengubah skor menjadi 3-1 dengan tembakannya yang disundul di garis gawang oleh Daley Blind.(H-RF)