Palembang (Antarasumsel.com) - Asia Pulp And Paper Sinarmas menyiagakan dua unit helikopter pembom air yakni Heli Super Puma berkapasitas 5.000 liter air dan Heli Bell berkapasitas 2.000 liter air untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan dan sekitarnya.

GM Fire Management APP Sinarmas Sujica Lusaka di Palembang, Sabtu, mengatakan, keberadaan dua unit helikopter pembom air ini untuk memperkuat sarana dan prasarana perusahaan untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan.

"Perusahaan telah membangun sistem yang terintegrasi mulai dari Sumber Daya Manusia hingga sarana dan prasarana. Adanya unit helikopter ini, membuat sistem yang dibangun menjadi lebih kuat dalam upaya mendeteksi dini setiap kemungkinan karhutla," kata Sujica seusai mengikuti apel siaga kahutla 2017 di halaman Griya Agung Palembang.

Ia mengatakan, saat ini APP Sinar Mas juga mengembangkan sistem pendeteksian dini titik panas (hotspot) melalui "Situation Room".

Sistem ini selain berfungsi mendeteksi titik panas di suatu wilayah, juga melakukan verifikasi apakah titik panas yang terdeteksi tersebut merupakan titik api (real fire) atau bukan.

Situation Room yang berpusat di Jakarta, juga dikembangkan di region Sinar Mas Forestry dan mitra pemasok berada, serta unit APP di Singapura.

Untuk wilayah kerja di Sumsel Jambi dan Riau, sistem yang telah dibangun ini diperkuat dengan perangkat pendukung di lapangan berupa enam helikopter, tiga di antaranya heli besar sekelas Super Puma untuk menangani fire-spotting dan pemadaman api dari udara (water bombing) dengan kemampuan hingga 5.000 liter.

Untuk memaksimalkan kinerja, perusahaan membangun 80 menara pendeteksi api, 266 pos pantau, 160 truk air, 500 unit kendaraan patroli dan 1.150 pompa air.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangile mengatakan saat ini BNPB juga merencanakan pengiriman dua unit helikopter water bombing ke Sumsel untuk semakin memperkuat sarana dan prasarana pencegahan karhutla.

"Kewaspadaan tahun ini harus lebih ditingkatkan karena diperkirakan cuaca akan lebih panas, berbeda dengan tahun 2016 yang mengalami kemarau basah," kata dia.

Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengatakan pemerintah mengharapkan kalangan swasta terutama perusahaan perkebunan HTI dan sawit juga aktif dalam upaya pencegahan ini dengan meningkatkan sarana dan prasarananya.

Ia mengatakan daerah sangat fokus pada pencegahan dini karhutla dengan mengeluarkan status siaga darurat karhutla sejak 1 Februari 2017 dan Perda No 8 tahun 2016 tentang pengendalian karhutla.

"Apa yang telah dilakukan Sinar Mas ini sudah sangat memadai, saya harap langkah ini juga diikuti oleh perusahaan lain," kata Alex.

Pewarta : Dolly Rosana
Editor : Ujang
Copyright © ANTARA 2024