Palembang (Antarasumsel.com) - Berani berinovasi dan menyajikan kuliner unik namun lezat mungkin kata pas untuk kuliner "Bakso beranak" yang sudah sejak hampir tiga bulan terakhir ini menjadi tren di kalangan pecinta kuliner Kota Palembang.

"Inspirasinya dari inovasi bakso yang sering kami coba," ungkap Junaidi, pemilik  bakso Masjun 27 Ilir sekaligus pembuat bakso beranak di sela ramainya pengunjung kedai baksonya itu di Palembang, Jumat. 

Bakso Masjun 27 Ilir yang terletak di Jalan Temon bisa dikatakan sebagai pionerr berisi aneka bakso di dalamnya ini.

Sejak meluncurkan bakso beranak November 2016 lalu berkat seorang pelanggan yang memposting di media sosial, bakso beranak menjadi kuliner yang paling dicari belakangan ini. 

"Sejak diposting pelanggan jadi banyak yang penasaran dan datang ke  sini," ungkap mas Jun.

Menurut pria yang akrab dipanggil mas Jun ini awalnya hanya berjualan bakso seperti kedai bakso pada umumnya, namun untuk menarik lebih banyak pembeli  merasa perlu membuat terobosan. 

"Saya coba membuat bakso cabe-cabean dengan segmen peminat pedas," katanya.

Bakso cabe-cabean dibuat dalam bentuk paket yang dinamai "Bonceng tigo"  berisikan telur, daging, dan urat  dengan isi cabe rawit.

Karena kurang meledak kemudian mencoba lagi membuat bakso terong-terongan dengan bentuk lonjong panjang bak terong.

"Pelanggan protes waktu itu, bentuknya aneh dan jadi mirip pempek lenjer," kata dia. 

Tak menyerah, ia kemudian berpikir menggabungkan konsep cabe-cabean dan terong-terongan. 

Cabe-cabean yang mewakili perempuan sementara terong-terongan mewakili lelaki digabungkan hingga akhirnya menjadi konsep bakso hamil yang akan beranak. 

"Kalau mau beranak kan dalam perut manusia ada manusia yang lebih kecil, jadi terpikir di dalam bakso ada bakso lagi," ungkapnya. 

Dengan ukuran Jumbo bakso beranak dibuat dengan aneka isi bakso keci, urat, bakso telur, dan daging cincang.

Agar lebih seru Mas Jun mengisi tiap bakso beranak  dengan komposisi yang berbeda.

"Kalau pelanggan tanya ini isinya bakso telur, urat atau kecil saya pasti jawab namanya juga mau lahiran kita cuma pasrah dapat anak lelaki atau perempuan, baksonya juga begitu," kata dia. 

Tiap pelanggan bakso di kedainya ia ajak untuk mengoperasi bakso untuk tahu isinya dan menikmati porsi jumbo namun enak. 

Sejak diluncurkan dan menjadi viral Mas Jun mengaku kedai bakso miliknya kebanjiran pembeli.

"Kami buka pagi sampai jam 10 malam atau sampai stok bakso habis," ujarnya.

Setiap harinya  ia membutuhkan 400 kilogram daging sapi dan menjual 1.000 porsi bakso beranak  yang dihargai Rp45 ribu per porsinya hingga ludes.

Kedai bakso miliknya nyaris tidak pernah sepi dan ramai sesak hingga ia harus menambah jumlah bangku hingga ke depan lahan kosong di samping ruko kedainya.

"Kebanyakan yang datang memang karena penasaran, tapi kami jamin puas soal rasa," katanya. 

Ia berusaha membuat bakso dengan tekstur daging yang gurih karenanya kadar sagu di bakso buatannya sangat sedikit untuk membuat bakso kualitas terbaik. 

Terbukti dari komentar positif pelanggan dan postingan media sosial yang ramai memperbincangkan bakso ini.

Porsi bakso beranak memang cukup besar sehingga beberapa pelanggan seringkali berbagi dua atau tiga orang per porsinya. 

"Kami tetap sediakan bakso ukuran biasa untuk pelanggan yang tidak kuat dengan porsi besar," kata pria asal Cirebon ini.

Dengan kualitas yang dipertahankan ini Mas Jun juga tetap yakin mampu bersaing dengan kedai bakso lain yang sudah mulai banyak meniru bakso beranak buatannya. 

"Ke depan saya punya banyak rencana untuk ide inovasi bakso dan tentunya pindah ke tempat yang lebih besar untuk menampung lebih banyak pelanggan," katanya.

Pewarta : Feny Selly
Editor : Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024