Berlin, (ANTARA/Reuters) - Tidak ada yang telah membawa lebih malu lagi kepada FIFA selain Presiden Sepp Blatter dan dia harus mundur untuk memberi kesempatan pemimpin muda, kata mantan Wakil Presiden FIFA Jack Warner.
Warner, yang turut dituduh meminta suap sebagai bagian dari kasus korupsi yang dipimpin AS terhadap pejabat sepak bola senior, meninggalkan penjara di Trinidad dan Tobago pada hari Kamis setelah ia memberikan jaminan, menurut media lokal.
"Mengapa tidak ada investigasi di Asia, atau di Eropa?" Warner mengatakan kepada majalah Jerman Stern dalam sebuah wawancara yang disiarkan Senin.
"Mengapa tidak ada penyelidikan kepada Sepp Blatter? Tidak ada orang lain yang telah membawa begitu banyak rasa malu dan aib pada FIFA."
Warner adalah satu diantara sembilan pejabat FIFA dan lima eksekutif perusahaan didakwa oleh Departemen Kehakiman AS telah melakukan tindak kriminal yang melibatkan uang suap lebih dari 150 juta dolar AS.
Saat ditanyakan oleh Stern apakah ia berpikir Blatter yang berusia 79 tahun itu korup, Warner mengatakan: "Saya hanya tahu ini: ia terpilih jadi bos FIFA lima kali berturut-turut. Apakah dia korup? saya tidak tahu"
"Jika saya seusianya ... aku akan pensiun dan memberikan jabatan presiden FIFA ke orang yang lebih muda. Tapi setiap orang memiliki ide yang berbeda dari apa yang harus dilakukan dengan kehidupan mereka."
Sebagai salah satu orang paling kuat di FIFA, Warner menyerah kepada pihak berwenang pada hari Rabu setelah para pejabat AS berusaha mengekstradisinya.
Jaksa mengatakan Warner meminta uang suap senilai 10 juta dolar AS dari pemerintah Afrika Selatan agar mereka menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010 dan suap itu dialihkan untuk kepentingan pribadi.
Warner mengeluarkan pernyataan protes tidak bersalah pada Rabu, setelah FIFA digulung dengan penggerebekan polisi di Swiss dan Amerika Serikat serta penyelidikan kedua dibuka oleh otoritas Swiss terkait penentuan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.
Warner, yang akan menghadapi 12 tuduhan, termasuk pemerasan dan penyuapan, mengatakan pada hari Rabu bahwa dia tidak bersalah dan ia telah meninggalkan kegiatan sepak bola sejak empat tahun lalu.
Pria berusia 72 tahun itu mengundurkan diri dari FIFA setelah adanya penyelidikan etika yang dimulai dalam pertemuan yang diadakan dengan mantan kepala Konfederasi Sepak Bola Asia Mohammed Bin Hammam di mana pembayaran dilakukan kepada pejabat sepak bola Karibia menjelang pemilihan Presiden FIFA tahun 2011. (Penterjemah: Uu.SYS/C/J. Suswanto)