Baturaja (ANTARA Sumsel) - Pihak Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Baturaja di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, membantah penyebab meninggalnya LA, salah satu mahasiswi semester akhir lantaran penyusunan skripsi yang dipersulit.
"Namun demikian, pihaknya berjanji akan memperbaiki sistem bimbingan bagi mahasiswa yang akan menempuh skiripsinya," kata Pembantu Rektor IV, Prof Isna Wijayani di dampingi Dekan FKIP, Elfiana di Baturaja, Jumat.
Menurut dia, selama ini sistem yang dijalankan sudah sesuai ketentuan, namun pihaknya menyadari terkadang mahasiwa dan dosen sering terjadi miskomunikasi, sehingga hal itu perlu diperbaiki.
"Sistemnya sudah sesuai dengan aturan dengan bimbingan satu dan dua, namun mahasiwa terkadang sering terkendala waktu. Jadi misalkan saat dosen meminta waktu hari ini, namun mahasiwa baru menemui besok," katanya.
Terkait musibah dialami LA yang meninggal dunia pada 1 Desember lalu karena diduga disebabkan skripsinya tak kunjung selesai, Dekan FKIP Universitas Baturaja (Unbara) Elfiana membantah hal itu, karena pihak universitas dan Fakultas sudah membesuk keluarga korban setelah meninggalnya almarhum.
Dijelaskannya, meninggalnya korban itu terjadi di kediamanya di Lengkiti yang disebabkan sakit dideritanya selama 10 hari.
Namun, menurut Elfiana, masalah skripsi pun tak menampik jika menjadi sebab meninggalnya LA, walaupun bukan menjadi penyebab utama.
Hal ini menurutnya, mahasiswi yang berhijab itu dikenal pemikir dan selalu memikirkan masalah apapun dihadapinya baik masalah kuliah maupun pribadi.
"Kalau bunuh diri akibat skripsi dipersulit, itu tidak benar, tapi jika sakit karena terlalu memikirkan skripsinya kemungkinan benar, karena mahasiswa tersebut memang dikenal selalu memikirkan masalahnya," tegasnya.
Ia mengatakan, saat ini almarhumah yang ketika kuliah tinggal di kawasan Kelurahan Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur masih duduk di semester delapan dan untuk masalah bimbingan juga sudah disetujui atau disetujui oleh dosen pembimbing bersangkutan.
Namun masih tidak bisa mengikuti wisuda yang rencananya dilaksanakan Februari 2015, katanya.
Ini disebabkan karena mahasiswa yang bersangkutan masih ada beberapa mata kuliah belum ditempuh, katanya.
"Namun demikian, pihaknya berjanji akan memperbaiki sistem bimbingan bagi mahasiswa yang akan menempuh skiripsinya," kata Pembantu Rektor IV, Prof Isna Wijayani di dampingi Dekan FKIP, Elfiana di Baturaja, Jumat.
Menurut dia, selama ini sistem yang dijalankan sudah sesuai ketentuan, namun pihaknya menyadari terkadang mahasiwa dan dosen sering terjadi miskomunikasi, sehingga hal itu perlu diperbaiki.
"Sistemnya sudah sesuai dengan aturan dengan bimbingan satu dan dua, namun mahasiwa terkadang sering terkendala waktu. Jadi misalkan saat dosen meminta waktu hari ini, namun mahasiwa baru menemui besok," katanya.
Terkait musibah dialami LA yang meninggal dunia pada 1 Desember lalu karena diduga disebabkan skripsinya tak kunjung selesai, Dekan FKIP Universitas Baturaja (Unbara) Elfiana membantah hal itu, karena pihak universitas dan Fakultas sudah membesuk keluarga korban setelah meninggalnya almarhum.
Dijelaskannya, meninggalnya korban itu terjadi di kediamanya di Lengkiti yang disebabkan sakit dideritanya selama 10 hari.
Namun, menurut Elfiana, masalah skripsi pun tak menampik jika menjadi sebab meninggalnya LA, walaupun bukan menjadi penyebab utama.
Hal ini menurutnya, mahasiswi yang berhijab itu dikenal pemikir dan selalu memikirkan masalah apapun dihadapinya baik masalah kuliah maupun pribadi.
"Kalau bunuh diri akibat skripsi dipersulit, itu tidak benar, tapi jika sakit karena terlalu memikirkan skripsinya kemungkinan benar, karena mahasiswa tersebut memang dikenal selalu memikirkan masalahnya," tegasnya.
Ia mengatakan, saat ini almarhumah yang ketika kuliah tinggal di kawasan Kelurahan Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur masih duduk di semester delapan dan untuk masalah bimbingan juga sudah disetujui atau disetujui oleh dosen pembimbing bersangkutan.
Namun masih tidak bisa mengikuti wisuda yang rencananya dilaksanakan Februari 2015, katanya.
Ini disebabkan karena mahasiswa yang bersangkutan masih ada beberapa mata kuliah belum ditempuh, katanya.