Muaraenim, Sumsel, (ANTARA Sumsel) - PT Supreme Energy Ratau Dedap segera mengeksplorasi potensi panas bumi atau geothermal Ratau Dedap di Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan dengan melakukan pengeboran perdana pada Senin (3/2).
Manajer Bussines Relation PT Supreme Energy Ratau Dedap, Ismoyo Argo kepada wartawan usai media gathering di Muaraenim, Minggu mengatakan, untuk di Rantau Dedap luas areal operasi akan mencakup seluas 91 haktare.
Nantinya di areal potensi panas bumi yang terletak di Kecamatan Semende Darat Ulu itu akan dibor lima hingga tujuh sumur yang setiap sumur lama pengeboran lebih kurang 45 hari.
"Yang jelas, nantinya setelah dibor akan diketahui berapa potensi panas bumi yang ada di Ratau Dedap itu," ujar dia.
Sementara kapasitas pembangkitan listrik sebesar 220 MW itu akan sama dengan di Rajabasa Lampung dan Muara Labo, Sumatera Barat.
Lebih lanjut dia mengatakan, mengenai investasi diperkirakan mencapai 700 juta hingga 800 juta dolar AS.
"Mudah-mudahan 2017 sudah produksi sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah," ujar dia.
Mengenai jual-beli listrik itu sendiri, menurut dia, pihaknya telah melakukan kerjasama dengan PT PLN.
Hal itu sesuai Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2010 tentang penugasan ke PLN untuk mempercepat pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan, batu bara dan gas.
Selain itu proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) itu juga termasuk dalam percepatan pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW tahap kedua.
Perusahaan yang bermitra dengan GDF Suez Energy International asal Perancis itu juga memiliki WKP Muara Laboh, Solok Selatan, Sumatra Barat dan Blok Rajabasa di Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
Sementara VP General Services PT Supreme Energy Rantau Dedap Radikal Utama mengatakan pihaknya menggelontorkan dana investasi sekitar tiga juta hingga empat juta dolar AS per MW atau sekitar total 700 juta hingga 800 juta dolar AS untuk PLTP Ratau Dedap.
"Dari jumlah tersebut dana terbesar untuk penggunaan pembangkit," kata dia.
Namun, yang lebih penting lagi Panas Bumi Ratau Dedap adalah ramah lingkungan sehingga bersahabat dengan penduduk sekitar.
Sebelum melakukan pengeboran pihaknya juga telah membantu masyarakat sekitar berupa pembuatan jalan dan pembangunan masjid.
Manajer Bussines Relation PT Supreme Energy Ratau Dedap, Ismoyo Argo kepada wartawan usai media gathering di Muaraenim, Minggu mengatakan, untuk di Rantau Dedap luas areal operasi akan mencakup seluas 91 haktare.
Nantinya di areal potensi panas bumi yang terletak di Kecamatan Semende Darat Ulu itu akan dibor lima hingga tujuh sumur yang setiap sumur lama pengeboran lebih kurang 45 hari.
"Yang jelas, nantinya setelah dibor akan diketahui berapa potensi panas bumi yang ada di Ratau Dedap itu," ujar dia.
Sementara kapasitas pembangkitan listrik sebesar 220 MW itu akan sama dengan di Rajabasa Lampung dan Muara Labo, Sumatera Barat.
Lebih lanjut dia mengatakan, mengenai investasi diperkirakan mencapai 700 juta hingga 800 juta dolar AS.
"Mudah-mudahan 2017 sudah produksi sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah," ujar dia.
Mengenai jual-beli listrik itu sendiri, menurut dia, pihaknya telah melakukan kerjasama dengan PT PLN.
Hal itu sesuai Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2010 tentang penugasan ke PLN untuk mempercepat pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan, batu bara dan gas.
Selain itu proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) itu juga termasuk dalam percepatan pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW tahap kedua.
Perusahaan yang bermitra dengan GDF Suez Energy International asal Perancis itu juga memiliki WKP Muara Laboh, Solok Selatan, Sumatra Barat dan Blok Rajabasa di Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
Sementara VP General Services PT Supreme Energy Rantau Dedap Radikal Utama mengatakan pihaknya menggelontorkan dana investasi sekitar tiga juta hingga empat juta dolar AS per MW atau sekitar total 700 juta hingga 800 juta dolar AS untuk PLTP Ratau Dedap.
"Dari jumlah tersebut dana terbesar untuk penggunaan pembangkit," kata dia.
Namun, yang lebih penting lagi Panas Bumi Ratau Dedap adalah ramah lingkungan sehingga bersahabat dengan penduduk sekitar.
Sebelum melakukan pengeboran pihaknya juga telah membantu masyarakat sekitar berupa pembuatan jalan dan pembangunan masjid.