Jakarta (ANTARA Sumsel) - Ketua Asosiasi Kopi Luwak Indonesia Edy Panggabean mengatakan kopi luwak sebagai salah satu produk terbaik khas Indonesia harus didaftarkan ke UNESCO sebagai produk asli Indonesia yang diakui dunia.
"Kami mendorong pemerintah agar mendaftarkan kopi luwak kepada UNESCO sebagai produk asli Indonesia," kata Edy Panggabean dalam Jumpa Pers Program Kerja Miss Coffee Indonesia di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan, kopi luwak Indonesia merupakan salah satu kopi terbaik dunia yang harus dijaga kelestarian dan produktivitasnya.
Edy mengkhawatirkan jika tidak sesegera mungkin didaftarkan ke UNESCO, maka akan ada negara lain yang membudidayakan kopi luwak dan lambat laun mengklaim bahwa kopi luwak berasal dari negara itu bukan dari Indonesia.
"Meski sudah ada Standar Kerja Nasional Indonesia yang tidak lagi memungkinkan negara lain mengklaim kopi luwak tapi pemerintah harus tetap memperhatikan pengembangan kopi luwak," katanya.
Adanya Standar Kerja Nasional Indonesia yang ditandatangani pada 3 Maret 2013 itu memang tidak lagi memungkinkan negara lain untuk mengklaim kopi luwak yang asli Indonesia.
Pihaknya mencatat produktivitas kopi luwak Indonesia saat ini baru berkisar rata-rata 90 ton per tahun dengan permintaan yang terus tumbuh signifikan.
Menurut dia, pemerintah juga sudah saatnya memprogramkan upaya untuk meningkatkan mutu dan produktivitas kopi Indonesia.
Sebab, kata dia, produktivitas kopi Indonesia secara umum masih kalah dengan Vietnam dan Kolombia.
"Mereka bisa menghasilkan 1 ha lahan mencapai 1,5 ton green bean, sedangkan Indonesia 1 ha masih berkisar 500-600 kg," katanya.
Padahal peminum kopi di dunia mencapai 1 miliar orang dengan peluang untuk bertambah dalam setiap harinya dimana 2,25 miliar cangkir kopi diminum setiap harinya dan lebih dari 90 persen biji kopi dihasilkan di negara-negara berkembang tetapi dikonsumsi terutama di negara-negara maju.
"Pemerintah harus sadar bahwa industri kopi sangat nyata perkembangannya," katanya.
Indonesia sendiri memiliki reputasi sebagai salah satu negara produsen kopi terbaik di dunia di mana pada 2012 menempati urutan tiga produsen biji kopi hijau dunia setelah Brasil dan Vietnam.
"Kami mendorong pemerintah agar mendaftarkan kopi luwak kepada UNESCO sebagai produk asli Indonesia," kata Edy Panggabean dalam Jumpa Pers Program Kerja Miss Coffee Indonesia di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan, kopi luwak Indonesia merupakan salah satu kopi terbaik dunia yang harus dijaga kelestarian dan produktivitasnya.
Edy mengkhawatirkan jika tidak sesegera mungkin didaftarkan ke UNESCO, maka akan ada negara lain yang membudidayakan kopi luwak dan lambat laun mengklaim bahwa kopi luwak berasal dari negara itu bukan dari Indonesia.
"Meski sudah ada Standar Kerja Nasional Indonesia yang tidak lagi memungkinkan negara lain mengklaim kopi luwak tapi pemerintah harus tetap memperhatikan pengembangan kopi luwak," katanya.
Adanya Standar Kerja Nasional Indonesia yang ditandatangani pada 3 Maret 2013 itu memang tidak lagi memungkinkan negara lain untuk mengklaim kopi luwak yang asli Indonesia.
Pihaknya mencatat produktivitas kopi luwak Indonesia saat ini baru berkisar rata-rata 90 ton per tahun dengan permintaan yang terus tumbuh signifikan.
Menurut dia, pemerintah juga sudah saatnya memprogramkan upaya untuk meningkatkan mutu dan produktivitas kopi Indonesia.
Sebab, kata dia, produktivitas kopi Indonesia secara umum masih kalah dengan Vietnam dan Kolombia.
"Mereka bisa menghasilkan 1 ha lahan mencapai 1,5 ton green bean, sedangkan Indonesia 1 ha masih berkisar 500-600 kg," katanya.
Padahal peminum kopi di dunia mencapai 1 miliar orang dengan peluang untuk bertambah dalam setiap harinya dimana 2,25 miliar cangkir kopi diminum setiap harinya dan lebih dari 90 persen biji kopi dihasilkan di negara-negara berkembang tetapi dikonsumsi terutama di negara-negara maju.
"Pemerintah harus sadar bahwa industri kopi sangat nyata perkembangannya," katanya.
Indonesia sendiri memiliki reputasi sebagai salah satu negara produsen kopi terbaik di dunia di mana pada 2012 menempati urutan tiga produsen biji kopi hijau dunia setelah Brasil dan Vietnam.