Tabanan (ANTARA Sumsel) - Joged Bumbung sebagai tarian tradisional masyarakat Bali yang dibawakan secara massal dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Ke-519 Kabupaten Tabanan, Kamis, memecahkan rekor yang dicatat oleh Museum Rekor Indonesia (MURI).

Dalam pemecahan rekor tersebut, Pemerintah Kabupaten Tabanan mengerahkan sekitar seribu penari dan penabuh gamelan dari 35 kelompok seni atau "sekaa" yang tersebar di 10 kecamatan.

"Pemecahan rekor ini sekaligus sebagai upaya untuk mengembalikan citra Joged Bumbung yang selama ini dianggap negatif karena dikesankan mengandung unsur porno," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tabanan I Wayan Adnyana.

Ia mengakui seni tradisional itu terpuruk citranya karena ada kemasan pornografi dalam penyajiannya, seperti banyak dijumpai dalam bentuk cakram padat (CD) yang beredar di pasaran.

"Padahal Joged Bumbung adalah tari pergaulan yang populer di kalangan masyarakat Bali sehingga dipentaskan di tempat umum sebagai hiburan segar di sela-sela rangkaian upacara adat," katanya.

Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryasatuti menambahkan bahwa masyarakat harus memahami tarian tersebut sesuai bentuk aslinya yang artistik dan jenaka karena adanya 'pengibing' yang membuat masyarakat terhibur.

"Tapi belakangan tari itu dibumbui adegan porno. Padahal ditonton oleh semua lapisan masyrakat, termasuk kalangan anak-anak," katanya prihatin.  

Para penari pria dan wanita tidak malu-malu menari di depan para pejabat. Tari itu terbagi menjadi lima jenis, yakni joged pingitan, udegan, andir, gandrung, dan joged bumbung.
(KR-MDE/M038)

Pewarta :
Editor : Awi
Copyright © ANTARA 2024