Bandarlampung, (ANTARA News) - Kerugian PT Barat Selatan Makmur Invesindo (BSMI) pasca pembakaran oleh warga ditaksir mencapai Rp1 miliar.
  
"Kami belum melakukan inventarisaasi kerusakan gedung BSMI yang dibakar pada Sabtu kemarin, tetapi dapat diperkirakan mencapai satu miliar rupiah," kata Kabid Humas Polda Lampung AKBP Sulistyaningsih, saat dikonfirmasi, di Bandarlampung, Senin.
  
Dia menjelaskan, saat ini, kondisi kawasan perusahaan kondusif, ratusan petugas kepolisian masih menjaga ketat di sana, menjaga kemungkinan amukan warga terulang kembali.
  
"Selain di kawasan PT BSMI, kepolisian juga melakukan penjagaan di sejumlah titik rawan konflik, khususnya di Mesuji," ujarnya.
  
Sulis melanjutkan, saat ini juga kepolisian tengah melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi untuk mencari aktor pelaku pembakaran gedung perusahaan itu.
  
"Mulanya ratusan warga itu melakukan demonstrasi, namun kemudian mereka melakukan pembakaran gedung. Warga membawa senjata tajam dan bom molotov," kata dia.
  
Sementara salah seorang anggota Tim Pengembalian Hak-Hak Rakyat Indonesia  berencana mengunjungi lokasi kejadian.
  
"Kejadian itu tidak sepenuhnya salah rakyat, apa yang dilakukan oleh warga setempat sebagai bentuk luapan emosi atas persoalan agraria yang terkesan ada pembiaran dari pemerintah," kata Achmad Yakub, anggota tim tersebut.
  
Insiden itu bermula dari satu konflik agraria, yakni PT BSMI dan PT Lampung Inter Pertiwi (LIP) yang menguasai lahan tanpa melalui proses ganti rugi.
  
Dari sepuluh ribu hektare lahan inti PT BSMI yang diganti rugi kepada warga hanya 5.000 hektare sisanya dianggap recognisi. Demikian halnya dengan PT LIP dari 6.628 hektare yang diganti hanya 3.314 hektare.
  
Kelebihan areal PT BSMI dan PT LIP tanpa proses pembebasan seluas 2.455 hektare dan lahan cadangan plasma PT BSMI yang dikuasai tanpa proses pembebasan juga seluas tujuh ribu hektare. (ANT-T013/Parni)
    





Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024