Lahat, Sumsel, (ANTARA News) - Hama tikus mulai menyerang sawah petani di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, saat ini sekitar 50 hektare areal tanaman padi di Kecamatan Jarai dan Pajar Bulan, mengalami kerusakan cukup parah.
Akibat serangan hama tikus itu, Minggu, padi yang berumur tiga bulan rumpunnya sudah habis dan ada juga sudah mulai menguning karena bagian batangnya habis dimakan tikus, padahal masih beberapa minggu lagi baru bisa dipanen.
"Kita sudah mendata sekitar 50 hektare lahan sawah yang sudah ditanami padi rusak diserang hama tikus. Hewan kaki empat ini menyerang tanaman di malam hari dengan memakan semua bagian batang dan buah padi," kata Camat Jarai, Kabupaten Lahat, Herry Kurniawan.
Ia menyebutkan, ada empat desa yang mengalami serangan cukup parah, yaitu Desa Pagar Dewa, Nanti Giri, Pelajaran, dan Pamah Salak.
Hama tikus itu menyerang beberapa desa dan parahnya bisa menghabiskan lima hektare lahan petani dalam semalam.
"Kita sudah berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk melakukan pembasmian hama tikus tersebut," ujar dia.
Menurut Herry, sebagian besar padi yang berumur dua hingga tiga bulan dengan luas puluhan hektare ini, dipastikan gagal panen karena serangan hama tikus dengan jumlah mencapai ribuan.
"Pembasmian hama ini sulit dilakukan selain telah menyebar cukup luas, jumlahnya juga cukup banyak. Kemudian lokasi penyerangan juga berpindah-pindah," kata dia pula.
Petani khawatir tahun ini malah panennya lebih parah lagi kalau dilihat dari dampak serangan hama tikus itu.
"Jumlah tikus cukup banyak dan muncul saat malam hari ketika hujan terjadi, sehingga sulit dilakukan pembasmian," ujar dia.
Anggota DPRD Kabupaten Lahat berasal dari daerah pemilihan Kecamatan Jarai, Wirlan, membenarkan bahwa petani setempat saat ini jengkel dengan hama tikus yang menyerang padi sudah siap panen, bahkan bibitnya pun ikut digerogoti.
"Setidaknya hamparan areal persawahan milik penduduk lebih kurang 50 hektare rusak parah. Bahkan tidak hanya padi, tanaman kacang tanah dan jagung pun tak luput dari serangan hama tikus ini," ujar dia.
Wirlan menuturkan, dirinya telah menyampaikan persoalan ini kepada pihak kecamatan, agar hama tikus yang menyerang areal persawahan petani setempat dapat segera dibasmi karena sangat meresahkan, termasuk dengan cara diracun.
"Areal persawahan yang diserang cukup luas, sehingga petani kesulitan melakukan pembasmian kalau tidak dibantu pemerintah. Apalagi kerusakan bukan hanya tanaman padi, tapi termasuk tanaman kacang tanah dan jagung tak luput dari serangan hama tikus itu," kata dia.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lahat, Edi Ishak mengatakan, pihaknya telah menurunkan tim di dua kecamatan, yakni Jarai dan Pajar Bulan tersebut untuk melakukan pembasmian terhadap hama tikus, sehingga tidak menyebar ke desa lainnya.
"Setelah menerima laporan, kami langsung menurunkan tim untuk membantu melakukan pebasmian supaya tidak menyebar ke desa lainnya," kata Edi. (ANT/KR-SUS*B014/as)
Akibat serangan hama tikus itu, Minggu, padi yang berumur tiga bulan rumpunnya sudah habis dan ada juga sudah mulai menguning karena bagian batangnya habis dimakan tikus, padahal masih beberapa minggu lagi baru bisa dipanen.
"Kita sudah mendata sekitar 50 hektare lahan sawah yang sudah ditanami padi rusak diserang hama tikus. Hewan kaki empat ini menyerang tanaman di malam hari dengan memakan semua bagian batang dan buah padi," kata Camat Jarai, Kabupaten Lahat, Herry Kurniawan.
Ia menyebutkan, ada empat desa yang mengalami serangan cukup parah, yaitu Desa Pagar Dewa, Nanti Giri, Pelajaran, dan Pamah Salak.
Hama tikus itu menyerang beberapa desa dan parahnya bisa menghabiskan lima hektare lahan petani dalam semalam.
"Kita sudah berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk melakukan pembasmian hama tikus tersebut," ujar dia.
Menurut Herry, sebagian besar padi yang berumur dua hingga tiga bulan dengan luas puluhan hektare ini, dipastikan gagal panen karena serangan hama tikus dengan jumlah mencapai ribuan.
"Pembasmian hama ini sulit dilakukan selain telah menyebar cukup luas, jumlahnya juga cukup banyak. Kemudian lokasi penyerangan juga berpindah-pindah," kata dia pula.
Petani khawatir tahun ini malah panennya lebih parah lagi kalau dilihat dari dampak serangan hama tikus itu.
"Jumlah tikus cukup banyak dan muncul saat malam hari ketika hujan terjadi, sehingga sulit dilakukan pembasmian," ujar dia.
Anggota DPRD Kabupaten Lahat berasal dari daerah pemilihan Kecamatan Jarai, Wirlan, membenarkan bahwa petani setempat saat ini jengkel dengan hama tikus yang menyerang padi sudah siap panen, bahkan bibitnya pun ikut digerogoti.
"Setidaknya hamparan areal persawahan milik penduduk lebih kurang 50 hektare rusak parah. Bahkan tidak hanya padi, tanaman kacang tanah dan jagung pun tak luput dari serangan hama tikus ini," ujar dia.
Wirlan menuturkan, dirinya telah menyampaikan persoalan ini kepada pihak kecamatan, agar hama tikus yang menyerang areal persawahan petani setempat dapat segera dibasmi karena sangat meresahkan, termasuk dengan cara diracun.
"Areal persawahan yang diserang cukup luas, sehingga petani kesulitan melakukan pembasmian kalau tidak dibantu pemerintah. Apalagi kerusakan bukan hanya tanaman padi, tapi termasuk tanaman kacang tanah dan jagung tak luput dari serangan hama tikus itu," kata dia.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lahat, Edi Ishak mengatakan, pihaknya telah menurunkan tim di dua kecamatan, yakni Jarai dan Pajar Bulan tersebut untuk melakukan pembasmian terhadap hama tikus, sehingga tidak menyebar ke desa lainnya.
"Setelah menerima laporan, kami langsung menurunkan tim untuk membantu melakukan pebasmian supaya tidak menyebar ke desa lainnya," kata Edi. (ANT/KR-SUS*B014/as)