AJC: potensi ekspor LDC ASEAN ditemukan dalam bentuk perdagangan baru

AJC: potensi ekspor LDC ASEAN ditemukan dalam bentuk perdagangan baru

"Non-Equity Modes of Trade in ASEAN: Lao People’s Democratic Republic” dan “Non-Equity Modes of Trade in ASEAN: Myanmar" dapat diunduh dari Website AJC. (Antara/BUSINESS WIRE)

TOKYO--(Antara/BUSINESS WIRE)-- Penggunaan produksi mode non-ekuitas (NEM) telah meningkat di Republik Demokratik Rakyat Laos dan Myanmar. Ini mendemonstrasikan ekspor dari negara-negara ini sebagai bentuk baru perdagangan. Sebagai contoh, $274 juta untuk mesin listrik dan $132 juta untuk pakaian diperkirakan dari Laos, dan sekitar $1 miliar untuk pakaian, lebih dari 70% dari total ekspor garmen dari Myanmar melalui NEM, menurut temuan baru oleh ASEAN-Japan Centre tentang NEM dalam laporan mereka (Non-Equity Modes of Trade in ASEAN: Lao Peoples Democratic Republic; dan Non-Equity Modes of Trade in ASEAN: Myanmar [https://www.asean.or.jp/en/trade-info/nem_papers/]), yang dirilis hari ini pada waktu yang sama.

Untuk melihat rilis pers multimedia selengkapnya, klik di sini: https://www.businesswire.com/news/home/20200409005886/en/

Perusahaan kedua negara berada pada tahap awal partisipasi dalam NEM, menggunakan subkontrak, kontrak manajemen, dan waralaba dll.

Industri garmen ada di antara pembangkit ekspor tertinggi dan pekerjaan di bisnis NEM yang terlibat dalam subkontrak. Hotel-hotel internasional biasanya dioperasikan di negara-negara ini melalui kontrak manajemen atau perjanjian waralaba.

Industri baru outsourcing proses bisnis teknologi informasi (IT-BPO) menawarkan potensi pertumbuhan yang luar biasa. Karena persaingan dalam industri ketat, pemerintah perlu mengembangkan infrastruktur dalam jaringan komunikasi untuk merangsang pertumbuhannya.

Negara berkembang (LDC) harus mengambil keuntungan dari peluang yang perusahaan transnasional asing (TNC) tawarkan ketika mereka melakukan outsourcing produksi dari barang atau jasa, atau bagian dari rantai produksi mereka ke negara tersebut.

Perusahaan NEM menghadapi tantangan signifikan. TNC bisa dengan mudah mematikan hubungan mereka, terutama jika kualitas layanan atau pasokan barang tidak memenuhi standar kompetitif mereka atau ketika pemasok kompetitif muncul di negara-negara lain.

Pemerintah harus membantu dalam pengembangan kapabilitas NEM sehingga perusahaan lokal bisa mengambil keuntungan sinergi ekonomi yang digerakkan oleh TNC karena kompetisi memaksa TNC membuat peningkatan terus-menerus dalam kualitas dan harga pemasok.

Selain meningkatkan tenaga kerja dan kondisi investasi, pemerintah harus memperkuat infrastruktur dasar dan infrastruktur  ilmu, teknologi, dan inovasi. Pengembangan ini merupakan kebutuhan bagi perusahaan NEM agar dapat berhubungan dan berkoordinasi secara kompetitif dengan rantai nilai global, dan meningkatkannya.

Kedua pemerintah harus mempertimbangkan untuk mengimplementasikan dan memperkuat kerangka kerja peraturan bagi perusahaan NEM untuk memungkinkan perusahaan NEM mengekspor, memperluas lapangan kerja mereka dan meningkatkan secara teknologi.

Baca versi aslinya di businesswire.com: https://www.businesswire.com/news/home/20200409005886/en/

Kontak

ASEAN-Japan Centre
Tomoko Miyauchi
URL: www.asean.or.jp/en/
Email: toiawase_ga@asean.or.jp

Sumber: ASEAN-Japan Centre

Pengumuman ini dianggap sah dan berwenang hanya dalam versi bahasa aslinya. Terjemahan-terjemahan disediakan hanya sebagai alat bantu, dan harus dengan penunjukan ke bahasa asli teksnya, yang adalah satu-satunya versi yang dimaksudkan untuk mempunyai kekuatan hukum.

Pewarta :
Editor : PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2024