Mekkah (ANTARA) - Jamaah Indonesia yang baru saja sampai di Kota Mekkah disarankan menunaikan ibadah umrah wajib haji pada malam hari guna menghindari dampak kepadatan Masjidil Haram dan cuaca panas.

Kepala Seksi Perlindungan Jamaah Daerah Kerja Mekkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2019 Maskat Ali Jasmun di Kota Mekkah, Selasa waktu setempat, mengatakan bahwa cuaca Mekkah sangat panas pada musim haji tahun ini.

Suhu Kota Mekkah pada siang hari rata-rata di atas 40 derajat Celsius dan kadang bisa sampai 50 derajat Celsius, jauh lebih tinggi dibanding rata-rata suhu pada hari biasa di Indonesia yang berkisar antara 26 sampai 36 derajat Celsius.

"Maka pemerintah memberikan imbauan kepada jamaah dari Indonesia yang baru sampai ke Mekkah, baik dari Jeddah maupun dari Madinah, sebelumnya ketika melaksanakan umrah, dilaksanakan malam hari karena siang sangat panas," kata Maskat.

Ia menambahkan, menunaikan umrah wajib pada malam hari akan lebih ringan karena suhu udaranya relatif lebih rendah dibandingkan pada siang hari.

"Malam lebih tinggi intensitasnya terkait jamaah yang melakukan malam ibadah umrahnya, mereka pilih malam karena ketika selesai ademlah ya. Enggak seperti siang hari, dan ini berat, jamaah melawan cuaca saja sudah berat apalagi saat siangnya," katanya

Maskat juga mengemukakan keuntungan lain dari menunaikan ibadah umrah wajib pada malam hari.

"Kalau posisinya malam hari, misalnya masuk setelah salat isya, kemungkinan di ruang pelaksanaan tawaf itu utuh, berbeda kalau masuk ke Haram dalam waktu salat rawatib, mungkin akan terpecah karena ada adzan, kalau ada adzan, berarti ada pengelompokan jamaah laki-laki dan perempuan di tempat yang sudah ditentukan dan berbeda," katanya.
 
Kepala Seksi Perlindungan Jamaah Daerah Kerja Mekkah Maskat Ali Jasmun. (ANTARA/Hanni Sofia)


PPIH 2019 telah menempatkan petugas di pos-pos stasioner siaga membantu jamaah yang memerlukan bantuan di sekitar Masjidil Haram. Ada juga petugas yang ditugasi berkeliling.

Maskat menyarankan jamaah selepas menunaikan ibadah salat tidak langsung bergegas pulang ke pemondokan guna menghindari terjadinya penumpukan dan antrean panjang di terminal bus shalawat.

"Karena bubarnya bareng pasti menimbulkan kepadatan di terminal-terminal, maka sarannya setelah salat jangan buru-buru pulang, satu jam dulu di dalam masjid baru setelah itu pulang," katanya.

Baca juga:
Jamaah asal Yogyakarta mayoritas sudah tunaikan umrah wajib di Mekkah
Petugas haji buka delapan posko layanan jamaah di Masjidil Haram

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019