Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak Pemerintah Malaysia berinvestasi tentang pengolahan sampah plastik di wilayah setempat karena penggunaannya memanfaatkan teknologi sederhana dan tak membutuhkan lahan luas.

"Nilai ekonominya juga tinggi karena seratus persen hasil produk olahan tersebut diekspor," ujarnya usai bertemu Menteri Perumahan dan Kerajaan Tempatan Malaysia Hj Zuraida binti Kamaruddin di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa.

Menurut dia, Indonesia termasuk negara yang sampah plastiknya cukup besar sehingga pihaknya berharap kementerian atau pengusaha asal Malaysia berinvestasi di Jatim.

"Nantinya juga untuk mengolah sampah plastik yang produk akhirnya bisa menjadi bahan baku berbagai produk seperti kain, sepatu, kasur dan sebagainya," ucap gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut.

Pengolahan sampah plastik di Malaysia, kata dia, diawali dengan proses pembersihan terlebih dahulu, lalu hasilnya diolah menjadi produk yang bisa diekspor sebagai bahan baku.

Dengan demikian, proses ini mampu memberikan nilai tambah pada sampah plastik dan bermanfaat secara ekonomi bagi masyarakat sekitar.

"Ini proses yang bisa kami adopsi dan menjadi pembelajaran. Saya juga meminta Kepala Biro Perekonomian Pemprov Jatim untuk follow up dan membangun kerja sama lebih konkret antara Malaysia dan Jatim," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah juga membicarakan beberapa wisata unggulan Jatim seperti Bromo, blue fire di Kawah Ijen, serta Pulau Gili Iyang di Sumenep yang terkenal akan kandungan oksigen terbaik nomor dua di dunia.

Melalui kunjungan tersebut, lanjut dia, diharapkan hubungan persaudaraan kedua negara dapat saling memberikan nilai tambah.

Sementara itu, Menteri Perumahan dan Kerajaan Tempatan Malaysia Hj Zuraida binti Kamaruddin mengakui ajakan Gubernur untuk berinvestasi pengelolaan sampah plastik bersih di Jatim akan ditindaklanjutinya.

"Apalagi proses pengolahan sampah plastik bersih di Malaysia tidak rumit dan tak membutuhkan alat yang mahal," katanya.

Di sisi lain, kunjungannya ke Jatim kali ini juga untuk studi banding melihat berbagai potensi yang dimiliki Jatim, salah satunya tentang pengelolaan rumah susun dan perkampungan di Surabaya. 

Baca juga: Pengolah sampah plastik jadi biodiesel Jabar akan dibangun 2020

Baca juga: Sukabumi hasilkan 250 ton sampah plastik setiap hari

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019