Itu lebih bagus daripada dipitakin rambut, pelonco. Nggak ada gunanya. Lucu-lucu aja yang ketawa kan seniornya. Yang dipelonco itu manyun aja. Sudah dipelontos, digebukin lagi."
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengharapkan tidak ada lagi perpeloncoan bagi mahasiswa yang baru masuk di universitas, namun pendidikan bela negara dan Pancasila lebih baik.

"Itu lebih bagus daripada dipitakin rambut, pelonco. Nggak ada gunanya. Lucu-lucu aja yang ketawa kan seniornya. Yang dipelonco itu manyun aja. Sudah dipelontos, digebukin lagi," kata Ryamizard dalam sambutannya dalam Pembekalan kepada Komandan Lembaga Pendidikan (Danlemdik) TNI dan Kakanwil Kemhan, di Kantor Kemhan, Jakarta, Jumat.

Baca juga: Ryamizard serukan jaga keberagaman dalam bingkai persatuan

Baca juga: BPK usulkan pembentukan program Wamil

Baca juga: Menhan: Persiapan dini sistem pertahanan dibutuhkan meski masa damai


Pembekalan diikuti 62 Pejabat Danlemdik di lingkungan TNI dan juga 34 Pejabat Kakanwil Kemhan itu terkait dengan penyelenggaraan Pendidikan Kesadaran Bela Negara (PKBN) bagi mahasiswa baru yang dilakukan pada Agustus 2019.

Kegiatan pembekalan ini diselenggarakan dalam rangka menyatukan pandangan guna diperoleh konsep, sistem dan metode serta pemahaman yang sama, sehingga penyelenggaraan Pendidikan Kesadaran Bela Negara (PKBN) bagi mahasiswa baru di universitas yang dilaksanakan oleh Lemdik TNI dapat berjalan sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai.

Pembekalan juga mengundang tiga pembicara sebagai narasumber yakni Rektor UPN Yogyakarta, Kapusdiklat Bela Negara Badiklat Kemhan dan Danrindam III/Siliwangi. Hadir pula para Danlemdik di lingkungan TNI serta pejabat eselon I dan II Kemhan.

Menurut mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini, ada beberapa hal penting yang harus diajarkan para Danlemdik dalam PKBM tersebut, yakni pembekalan bela negara, Pancasila, UUD 1945, dan Pemahaman Hukum.

"Kalau SD, kelas 1 hafalin dulu Pancasila. Kalau SMA, apalagi mahasiswa harus tahu Pancasila nomor satu. Kalau pemersatu pecah, bangsanya pecah. Kalau pemersatu hilang, bangsa ini sirna," ucap Ryamizard.

Dalam kesempatan itu, Ryamizard meminta adanya pengenalan tentang keterampilan pramuka karena ada keterampilan tertentu dalam pramuka yang dapat berguna dalam kehidupan.

"Jadi kalau yang di luar itu kayak Pramuka. Bencana alam harus tahu apa gejalanya. Harus lari keluar (gempa), bukan sembunyi di balik sini. Dia bahkan bantu orang karena dia tahu bela negara," ucapnya.

Sebagaimana diketahui bahwa dalam rangka penyelenggaraan PKBN bagi generasi muda terutama mahasiswa, Kemhan telah melakukan kerja sama dengan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) yang diformalkan dalam bentuk Kesepakatan Bersama antara Menteri Pertahanan dengan Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi pada 6 Agustus 2015.

Selanjutnya untuk mengakselerasi penyelenggaraan PKBN bagi mahasiswa, Kemhan juga telah menyelenggarakan Rapat Koordinasi dengan Pimpinan Universitas/Institut/Sekolah Tinggi dan Politeknik serta Lembaga Layanan Perguruan Tinggi pada tanggal 25 Juli 2017.

Dari hasil Rakor tersebut bahwa PKBN bagi mahasiswa yang bertujuan untuk membangun karakter dan jati diri bangsa yang memiliki jiwa nasionalisme dan patriotisme serta kesetiaan kepada ideologi Pancasila diselenggarakan melalui kegiatan Pengenalan Kampus bagi mahasiswa baru di setiap Perguruan Tinggi.

Dalam pelaksanaannya, setiap perguruan tinggi dapat bekerja sama dan bersinergi dengan seluruh Lembaga Pendidikan TNI yang berada di wilayahnya, sehingga penyelenggaraan PKBN bagi mahasiswa baru dapat berjalan secara efisien, efektif dan berkualitas serta sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019