Banyak sekali produk internasional yang ingin berpartner dengan IP lokal karena menurut mereka lebih relevan
Jakarta (ANTARA) - Deputi Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Joshua Simandjuntak mengatakan akan menggandeng para pemimpin daerah untuk kerjasama dalam hal kekayaan intelektual atau IP (Intellectual Property).

"Kami ingin mempertemukan pimpinan daerah dengan IP kreator menciptakan ikon-ikon kota," ujarnya di Jakarta, Selasa.

Langkah tersebut mencontoh pemerintah kota Komamoto, Jepang, yang memiliki Kumamon, karakter beruang hitam dengan pipi merah yang menjadi maskot kota yang berada di pulau Kyushu itu.

Menurut dia, karakter dari IP yang menjadi ikon sebuah kota dapat menambah pendapatan daerah dari penjualan kaos ataupun produk-produk lain yang menggunakan ikon tersebut.

Kreator akan mendapatkan royalti, sementara pemerintah daerah dapat menjual lisensi ikon kota tersebut.

"Misalnya, pengusaha minuman tradisional ingin di setiap kemasan ada karakter ikon kota tersebut, maka bisa beli izin karakter. Pemerintah daerah harus punya BLU, Badan Layanan Usaha Umum, untuk penjualan ini," katanya.

Selain bekerja sama dengan pemerintah daerah, dia mengatakan telah menyusun program lintas sub sektor, salah satunya fesyen. Tren streetware, yang menggunakan kaos dengan desain karakter, diharap juga dapat terjadi pada IP kreator lokal.

"Banyak sekali produk internasional yang ingin berpartner dengan IP lokal karena menurut mereka lebih relevan," ujarnya.

Tidak hanya sampai di situ, Joshua mengatakan Bekraf telah berencana untuk membuat gelaran kekayaan intelektual, Indonesia Internasional IP Show.

"Masih dalam koordinasi antarsemua pihak," kata dia.

Gelaran tersebut diharap dapat dimulai akhir tahun ini dengan skala nasional terlebih dahulu untuk mengetahui jumlah para kreator kekayaan intelektual di Indonesia.

Nantinya, acara tersebtu dapat diharap dapat dijadikan wadah bertemunya para pemilik kekayaan intelektual dengan para pembeli lisensi tidak hanya dari Indonesia tetapi juga dari Asia Tenggara.

"Tidak hanya di dalam negeri, bisa menjadi market hub paling tidak di Asia dan Asia Pasifik, yang kami lihat pasarnya potensial karena kebetulan di Asia Tenggara tidak ada market hub," ujarnya.

Mengutip data dari Asosiasi IP Internasional, Lima, pendapatan yang dihasilkan dari kekayaan secara global mencapai 271,6 miliar dolar AS. Sementara Asia Tenggara mencapai 10,4 miliar dolar AS atau sekitar tiga hingga empat persen dari pendapatan global.

Baca juga: Bekraf bawa 10 IP ke Licensing Expo China
Baca juga: BEKRAF: Perkuat nilai jual kekayaan intelektual lokal
Baca juga: Peneliti: Dorong perlindungan hak kekayaan intelektual nusantara

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019