Jakarta (ANTARA) - Pengacara tersangka kasus dugaan makar Habil Marati, Yusril Ihza Mahendra, mengajak agar sejumlah keterangan pada kasus kliennya untuk didalami bersama-sama.

"Baiknya keterangan dari pihak-pihak lain seperti saksi dan juga pak Habil sendiri, baiknya didalami sama-sama, sehingga tercipta penegakan hukum kita dijalani profesional dan adil," kata Yusril di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu.

Baca juga: Yusril Ihza Mahendra resmi jadi pengacara Habil Marati

Yusril yang hari ini resmi menjadi kuasa hukum politisi PPP tersebut, datang ke Polda Metro Jaya untuk mengklarifikasi keterangan dari kliennya soal aliran dana pada Kivlan Zen yang disebut pihak kepolisian digunakan untuk menjalankan rencana pembunuhan empat tokoh nasional.

Berdasarkan keterangan Habil Marati pada dirinya, Yusril mengatakan bahwa kliennya tersebut mengakui memberikan dana, namun tidak mengetahui untuk dibelikan senjata.

"Sepanjang yang Pak Habil sampaikan, memang beliau memberikan dana itu untuk kegiatan-kegiatan tertentu tapi tidak paham untuk dibelikan senjata. Jadi kita lihat saja perkembangan penyidikan seperti apa," ucap Yusril.

Baca juga: Penangguhan penahanan Habil Marati akan diajukan pekan ini

Karena, ucap dia, keterangan dari Habil itu penting akan tetapi berbagai keterangan lain yang dihimpun oleh kepolisian juga penting.

"Dalam proses penegakan hukum kan kita mendengar semua keterangan, melihat semua alat bukti baru kita memutuskan apakah perkara ini perlu dilanjutkan apa tidak. Karena ini kan menyangkut tidak semata-mata kriminal biasa, ada aspek-aspek politik juga di belakangnya," ucap dia.

Sebelumnya, Polisi telah menetapkan Habil Marati sebagai tersangka dan menjalani penahanan di Rutan Polda Metro Jaya. Habil ditangkap di rumahnya di Jakarta Selatan pada Rabu (29/5).

Baca juga: Kivlan Zen kembali diinterogasi terkait aliran dana HM
Baca juga: Kivlan Zen: Saya difitnah


Dalam pengembangan, Habil berperan menyerahkan uang sebesar 15 ribu dolar Singapura atau senilai Rp150 juta kepada Kivlan Zen sebagai dana operasional untuk membeli senjata api.

Saat rilis pada 11 Juni lalu, Kasubdit I Dirtipidum Bareskrim Polri Kombes Daddy Hartadi mengatakan Kivlan mencari eksekutor dan memberi target empat tokoh nasional yang juga mantan jenderal, yakni Wiranto, Luhut Binsar Panjaitan, Budi Gunawan, dan Gories Mere.

"Tersangka HM (Habil Marati) berperan memberikan uang. Uang yang diterima tersangka KZ (Kivlan Zen) berasal dari HM, maksud dan tujuannya adalah untuk pembelian senjata api," kata Daddy di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (11/6).

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2019