Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia dan Brunei Darussalam sepakat meningkatkan kerja sama bidang kesehatan dengan mengimplementasikan secara penuh Kerja Sama Kesehatan yang telah ditandatangani kedua Menteri Kesehatan pada tahun 2015.

Dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa, kesepakatan tersebut dicapai pada Pertemuan Pertama Joint Working Group on Health Cooperation yang diselenggarakan di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, pada tanggal 9-10 Juli 2019.

Komitmen kedua negara dimuat dalam Plan of Action yang ditandatangani Ketua Delegasi Indonesia, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Oscar Primadi dan Ketua Delegasi Brunei Darussalam Permanent Secretary Awang Haji Abdul Manap Othman pada akhir pertemuan.

Permanent Secretary Kemenkes Brunei Darussalam mengapresiasi upaya Kemenkes RI mendorong implementasi MoU dengan menginisiasi penyusunan Plan of Action. “Brunei Darussalam siap untuk mengimplementasikan kerja sama konkret bidang kesehatan dengan Indonesia pada berbagai program kerja sama yang disepakati,” jelas Othman.

Sementara itu, Sekjen Kemenkes RI menyampaikan bahwa MoU sangat penting bagi Indonesia untuk mendukung upaya pembangunan Indonesia Sehat

“Indonesia juga siap bekerja sama melaksanakan rencana aksi (Plan of Action) sebagai implementasi MoU dengan melibatkan semua pemangku kepentingan,” kata Sekjen Oscar.

Kerja sama tersebut meliputi pertukaran informasi bidang kesehatan baik itu dari sisi pengendalian penyakit, kesehatan lingkungan, keamanan pangan, promosi kesehatan, obat tradisional, pertukaran tenaga medis, beasiswa untuk kedokteran spesialis, dan penelitian bersama bidang kesehatan terkait penyakit tidak menular.

Selain itu, Kementerian Kesehatan RI juga berhasil mendorong kerja sama dalam pertukaran pelajar dan dosen antara Poltekkes Kemenkes dengan Universitas Brunei Darussalam.

Pertemuan mencatat keinginan kuat Brunei Darussalam untuk melakukan studi banding mengenai Traditional and Complementary Medicine (TCM) serta jamu di Indonesia dan tertarik mendalami lebih lanjut keinginan Indonesia untuk ekspor produk farmasi dan alat kesehatan Indonesia ke Brunei Darussalam.

Kedua negara juga sepakat untuk melanjutkan Pertemuan Kedua pada tahun 2020 di Indonesia dan setuju untuk melanjutkan MoU pada periode lima tahun berikutnya sampai tahun 2025.

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Brunei Darussalam Dr. Sujatmiko menyambut baik kesepakatan rencana aksi dengan berbagai program kegiatan kerja sama yang konkrit dan diharapkan dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang disepakati.

“Upaya Kementerian Kesehatan RI ini akan menjadi investasi penting dalam memperkuat dan meningkatkan kerja sama bilateral Indonesia-Brunei Darussalam di masa yang akan datang,” kata Sujatmiko.*


Baca juga: Indonesia juara umum kejuaraan karate internasional Brunei

Baca juga: Warga Indonesia di Brunei sholat Ied di KBRI


Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019