Untuk lima tahun ke depan, prioritas yang pertama adalah infrastruktur. Prioritas kedua ialah pembangunan SDM, dan ketiga kepastian kemajuan teknologi, salah satunya fokus pada teknologi industri manufaktur
Jakarta (ANTARA) - Pakar ekonomi Hisar Sirait meyakini pembangunan infrastruktur, sumber daya manusia (SDM) dan ketersediaan teknologi akan menjadi fokus presiden terpilih Joko Widodo periode kedua. 

"Untuk lima tahun ke depan, prioritas yang pertama adalah infrastruktur. Prioritas kedua ialah pembangunan SDM, dan ketiga kepastian kemajuan teknologi, salah satunya fokus pada teknologi industri manufaktur," ujar Rektor Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie tersebut kepada Antara di Jakarta, Selasa.

Hisar menilai pembangunan infrastruktur akan tetap dilanjutkan dalam periode kedua presiden terpilih Joko Widodo, karena dasar pemikirannya yakni bahwa pembangunan ekonomi itu harus dimulai dari ketersediaan sarana dan prasarana.

"Setelah infrastruktur maka sekarang masuklah di sektor riilnya. Di sektor ini adalah bagaimana pemerintah dalam hal ini khususnya mendorong pertumbuhan industri manufaktur serta industri yang terkait dengan pengembangan-pengembangan industri lanjutannya," katanya.

Baca juga: Rektor: Presiden terpilih tingkatkan pengembangan teknologi

Selain melanjutkan pembangunan infrastruktur, aspek lainnya yang akan menjadi fokus perhatian presiden terpilih Joko Widodo yakni pembangunan SDM.

"Kalau infrastruktur sudah bagus, sektor riil sudah baik maka saat ini kita harus memastikan ketersediaan sumber daya manusia," ujar Hisar Sirait.

Tak ketinggalan pula, lanjutnya, ketersediaan teknologi harus menjadi aspek lainnya yang perlu menjadi fokus pembangunan ekonomi presiden terpilih Joko Widodo.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menetapkan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2019-2024 dalam rapat pleno terbuka di Kantor KPU RI Jakarta, Minggu (30/6).

Ketua KPU juga membacakan perolehan suara masing-masing pasangan, yakni Jokowi-Ma'ruf memperoleh 85.607.362 suara atau 55,50 persen, sementara pasangan Prabowo-Sandiaga memperoleh 68.650.239 suara atau 44,50 persen.

Hal tersebut mulai berlaku setelah ditetapkan dalam rapat pleno yang dimulai sekitar pukul 16.00 WIB tersebut.

Baca juga: Pengamat harapkan presiden terpilih susun kabinet secara cermat

Baca juga: Riset kebencanaan perlu terus didorong presiden terpilih


 

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019