Kendari (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kendari memperingati Hari Ketahanan Pangan Sedunia dengan melaksanakan senam massal Ayo Sadar Pangan dan mengedukasi masyarakat bagaimana mengenali pangan yang aman, Minggu, di pelataran ex-MTQ Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kepala Balai POM Kota Kendari Firdaus Umar mengatakan dalam memperingati Hari Ketahanan Pangan Sedunia, Balai POM Kendari memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang bagaimana cara mengetahui bahan pangan yang berbahaya dan cara mendeteksinya sedini mungkin.

"Tujuan kegiatan ini adalah kami memberikan pengetahuan kepada masyarakat agar bagaimana mendapatkan produk yang bermutu dan bergizi, sehingga dengan adanya keamanan pangan, diharapkan nantinya masyarakat khususnya generasi muda kita menjadi generasi yang dapat memajukan bangsa Indonesia," kata Firdaus.

Firdaus juga berharap agar masyarakat selalu peduli terhadap pangan, baik pangan di rumah tangga, atau pun pangan yang ada di pasaran agar selalu mengutamakan 'ceklik' sebelum membeli bahan pangan tersebut.
Baca juga: BPOM Jatim uji pangan antisipasi kandungan kimia berbahaya
"Jadi untuk pangan olahan kita harus selalu utamakan 'ceklik', artinya kita harus cek kemasannya, apakah masih bagus atau sudah rusak, Kemudian cek labelnya, yaitu tentang komposisi dari pangan itu, selanjutnya cek izin edar, artinya cek produk tersebut apakah telah mendapat persetujuan dari pihak yang berwenang, dan terakhir cek kedaluwarsa pangan itu," ujarnya lagi.

Firdaus juga menjelaskan, selain dengan melakukan uji label di laboratorium, cara mendeteksi pangan yang berbahaya yaitu dengan melihat secara visual, jika suatu pangan misalnya ikan tidak dihinggapi lalat, berarti ikan tersebut perlu dicurigai.
Kepala Balai POM Kendari Firdaus Umar (kedua kanan). (ANTARA/ Harianto)

Kepala Seksi Informasi dan Komunikasi Balai POM Kendari Hasna Nur menjelaskan ada tiga jenis yang terdapat dalam pangan berbahaya, di antaranya bahaya fisik, bahaya kimia, dan bahaya mikrobiologi.

"Bahaya fisik yaitu jika sudah tercemar seperti adanya rambut dalam makanan, kedua bahaya kimia, yaitu jika sudah terpapar atau tercemar dengan tidak sengaja misalnya terpapar dengan asap knalpot kendaraan atau sengaja ditambahkan bahan pengawet seperti formalin atau boraks, dan ketiga mikrobilogi yaitu bahaya kuman, yang bisa dari bahaya fisik," ujar Hasna.

Selain itu, lanjut Hasna, salah satu cara deteksi dini pada bahan pangan adalah dengan menggunakan kunyit.

"Jika suatu pangan seperti nyonyang sudah keras dan kenyal itu parlu dicurigai dan perlu dilakukan deteksi dini, caranya ambil tusuk gigi atau batang korek, kemudian taburkan sedikit kunyit lalu tusuk pada nyonyang tersebut, jika berubah warna, maka nyonyang tersebut perlu dicurigai, namun itu tidak bisa dijadikan sebagai kesimpulan," kata Hasna pula.

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019