Palembang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan menambah petugas untuk melakukan pengawasan hutan dan lahan yang rawan terbakar pada musim kemarau 2019 ini.

"Untuk memaksimalkan pencegahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan, pada tahun ini dilakukan penambahan 1.500 petugas dari BPBD kabupaten/kota dan TNI/Polri," kata Kepala BPBD Sumatera Selatan Iriansyah, di Palembang, Senin.

Dia menjelaskan, pada tahun-tahun sebelumnya pihaknya menyiagakan 7.649 petugas untuk melakukan pengawasan dan penanggulangan kebakaran huta dan lahan.

Dengan ditambahnya ribuan tenaga baru, diharapkan masalah kebakaran hutan dan lahan yang dapat menimbulkan bencana kabut asap yang biasa terjadi pada setiap musim kemarau bisa diatasi, katanya.

Selain menambah petugas, BPBD Sumsel juga berupaya mengaktifkan kembali 756 posko kebakaran hutan dan lahan yang digunakan untuk mencegah dan mengatasi kebakaran hutan dan lahan pada tahun lalu.

"Menghadapi musim kemarau 2019 ini ratusan posko kebakaran hutan dan lahan diaktifkan kembali karena dinilai cukup efektif mencegah dan mengatasi kebakaran hutan/lahan pada kemarau tahun lalu," ujarnya.

Posko yang tersebar di 17 kabupaten dan kota dalam wilayah Sumsel itu didukung personel gabungan dari BPBD, TNI/Polri, instansi pemerintah dan swasta.

Posko tersebut masing-masing satu posko bersama provinsi, posko Korem, posko Polda, posko Lanud, 18 posko lapangan bersama.

Sembilan posko di kabupaten/daerah rawan kebakaran hutan dan lahan seperti di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin, Ogan Ilir, Muaraenim, Pali, Musirawas, Musirawas Utara, dan Kabupaten Ogan Komering Ulu.

Kemudian 167 posko lapangan dari perusahaan perkebunan, 185 posko lapangan dari perusahaan HTI, 50 posko Manggala Agni, 65 posko KTPA Dinas Perkebunan, 120 posko MPA Perusahaan HTI, dan 135 posko KTPA perusahaan perkebunan.

Untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang dapat menyebabkan bencana kabut asap, pihak telah melakukan pemantauan di sejumlah daerah rawan kebakaran sejak Maret 2019.

Pemantauan kawasan hutan dan lahan pada sejumlah daerah yang tergolong rawan terbakar pada setiap musim kemarau dilakukan dengan patroli di udara dan darat.*


Baca juga: Biaya padamkan kebakaran lahan di Sumsel habiskan Rp1 triliun

Baca juga: BPBD Sumsel segera tetapkan siaga karhutla

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019