Dengan keterlibatan seniman-seniman dari luar Bali, ini bentuk keterbukaan kami bahwa kebudayaan itu tidak bisa tunggal, jadi kebudayaan harus berpijak pada konsep sinkretisme dan multikultur
Denpasar (ANTARA) - Duta seni dari Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumenep, Jawa Timur membawakan "Musik Tong-Tong" atau "Musik Ul Daul" yang merupakan salah satu kesenian tradisional khas daerah di Pulau Madura dalam pawai Pesta Kesenian Bali (PKB) 2019.

"Dengan keterlibatan seniman-seniman dari luar Bali, ini bentuk keterbukaan kami bahwa kebudayaan itu tidak bisa tunggal, jadi kebudayaan harus berpijak pada konsep sinkretisme dan multikultur," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan Adnyana, disela-sela pelepasan dan pembukaan pawai PKB ke-41, di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, di Denpasar, Sabtu.

Dalam pawai yang dilepas oleh Presiden Joko Widodo itu  ditandai dengan pemukulan kulkul (kentongan) tersebut, Musik Tong Tong dari Sumenep ini disajikan oleh grup Musik TongTong Gong Mania.

Sejarahnya, Musik Tong-Tong adalah sebuah musik yang dimainkan guna membangunkan masyarakat saat sahur di bulan suci Ramadhan.

Kini dalam perkembangannya, Musik Tong-Tong telah mampu dikreasikan dan dikolaborasikan dengan alat musik lain sehingga lahir menjadi garapan yang lebih kreatif dan inovatif tanpa meninggalkan jati dirinya.

Garapan pawai dari Kabupaten Sumenep tersebut diawali oleh tari kipas yang diiringi dengan Musik Tong-Tong di atas kereta hias. Sedangkan lagu-lagu yang dimainkan yaitu "Kerapan Sapeh", "Tanduk Majeng", "Nyello Aeng", "Gelleng Sokoh", "Soto Madureh".

Adnyana menambahkan, di Bali sesungguhnya antarkabupaten/kota memiliki potensi kebudayaan seni yang berbeda dan beragam. "Basis penciptaan karya seni Bali juga datang dari anasir kebudayaan dunia dan daerah lainnya di Nusantara. Oleh karena itu, dalam setiap Pesta Kesenian Bali juga melibatkan seniman-seniman di luar Bali," katanya yang akrab disapa Kun Adnyana itu.

Namun, dia tidak memungkiri karena keterbatasan waktu pawai yang dipatok hanya dua jam, sehingga tidak bisa terlalu banyak melibatkan duta kesenian dari berbagai daerah di Nusantara.

"Sekarang ini dengan 12 kontingen, bisa memenuhi tujuh menit setiap kontingen, jadi lebih ringkas. Kalau dulu ada semacam fragmentari di pawai, sekarang dikembalikan sebagai ruang karnaval," katanya.

Pawai yang dilepas Presiden Joko Widodo itu, rute pawai mengikuti prosesi purwa daksina (berkeliling se-arah jarum jam). Para peserta start awal di ujung selatan Jalan Ir Juanda, dan posisi start pelepasan tepatnya di depan "ujung timur" panggung kehormatan pertama dan berakhir di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bali.


Baca juga: Pesta Kesenian Bali masukkan pelestarian bahasa-sastra

Baca juga: 38 lomba seni meriahkan pesta kesenian Bali 2019

 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019