Tahun lalu tidak ada operasi yustisia juga dan ini sebenarnya menggambarkan perkembangan ekonomi. Kita berharap dengan ada pembangunan di banyak wilayah di Indonesia maka lapangan pekerjaan pun tersedia di banyak tempat
Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan bahwa operasi yustisia yang selama ini dilakukan tidak adil kepada masyarakat karena sasarannya hanya pada kelas bawah.

"Operasi yustisia selama ini tidak adil, karena yang hampir tersasar selalu yang di bawah, yang tertangkap itu selalu yang di bawah," kata Anies di Kalideres, Jakarta Barat, Senin.

Menurutnya kita semua warga negara Indonesia tidak boleh dibedakan antara kaya miskin, tengah, atas atau bawah, justru sekarang menerapkannya sebagai salah satu prinsip keadilan dan kesetaraan.

"Kita yakin bahwa mekanisme pasar tenaga kerja akan terjadi, ketika di situ ada lapangan pekerjaan, orang akan mencari pekerjaan, ketika tidak ada lapangan pekerjaan dia akan mencari ke tempat lain yang ada lapangan pekerjaan," kata Gubernur.

Anies mengatakan datangnya orang ke suatu kota, karena adanya lapangan pekerjaan. Sekarang terlihat pembangunan dimana-mana, pembangunan insfrastruktur, tujuannya adalah supaya pusat pertumbuhan ekonomi ada di banyak tempat.

"Kami percaya bahwa ke depan yang namanya pergerakan kota tetap terjadi urbanisasi, tapi belum tentu jakartanisasi, kalau dulu urbanisasinya itu ke jakarta kalau sekarang urbanisasi ke berbagai wilayah di seluruh Indonesia," katanya.

Anies meminta kepada warga silahkan lapor bila datang ke DKI seperti juga warga-warga yang lain, jadi bedanya saat ini Pemprov DKI tidak melakukan operasi penangkapan-penangkapan karena memang tidak perlu ada yang ditangkap.

Semuanya warga negara Indonesia yang berhak untuk bergerak kemana saja selama mereka berada di wilayah Indonesia, karena WNI bisa kemana saja, jadi rasanya aneh kalau di terminal mereka diperiksai karena bukan penduduk setempat.

Hal tersebut mengingatkan masa apartheid, dimana dulu mungkin dianggap normal, dimana orang dibedakan berdasarkan warna kulit. Ada juga masa dulu memilah orang berdasarkan KTP itu dianggap normal, padahal itu nggak normal, katanya.

"Tahun lalu tidak ada operasi yustisia juga dan ini sebenarnya menggambarkan perkembangan ekonomi. Kita berharap dengan ada pembangunan di banyak wilayah di Indonesia maka lapangan pekerjaan pun tersedia di banyak tempat," kata Anies.

Pada tahun lalu jumlah pemudik dari Jakarta itu 5.865.000 orang kemudian arus baliknya 5.934.000 orang, selisihnya 69 ribu orang.

 

Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019