Makassar (ANTARA) - Pengamat pendidikan Sulawesi Selatan, Prof Dr Arismunandar menilai pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang mendahului proses Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dipastikan bakal mengurangi spekulasi oleh calon mahasiswa.

"Seperti tahun-tahun sebelumnya, pola SBMPTN itu memilih prodi dulu lalu dilaksanakan tes sehingga calon mahasiswa sering berspekulasi karena tidak mengetahui kemampuannya," ungkap Guru Besar Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar (UNM) ini di Makassar, Sabtu.

SBMPTN 2019 merupakan seleksi penerimaan mahasiswa baru dengan menggunakan hasil UTBK saja atau hasil UTBK dan kriteria lain yang ditetapkan bersama oleh PTN. SBMPTN ini dari tahun ke tahun selalu diperbaiki dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi.

Menurutnya, sistem UTBK yang tengah berlangsung pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) punya banyak kelebihan karena calon mahasiswa terlebih dulu mempunyai skor kemudian memilih prodi yang cocok sesuai nilainya, sehingga sistem ini dianggap mengurangi spekulasi.

Meski demikian, mantan Rektor UNM dua periode ini menyampaikan, sulit memastikan tidak adanya kecurangan pada sistem ini lantaran tempat pelaksanaan UTBK menggunakan beberapa tempat sehingga memerlukan kontrol yang cukup.

"Soal kecurangan pada ujian ini sulit dipastikan, karena ada potensi calon mahasiswa menggunakan joki, apalagi tempat tes yang terpisah-pisah," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan Sulsel, Dr H Adi Suryadi Culla mengomentari pelaksanaan UTBK SBMPTN. Disampaikan sistem ini menunjukkan pentingnya akuntabilitas, integritas dan transparansi yang bisa lebih menjamin penerimaan calon mahasiswa baru.

"Insiden adanya kecurangan harusnya bisa lebih ditekan dengan mekanisme penerimaan calon mahasiswa PTN yang lebih efisien ini," ungkapnya.

Kata dia, sistem ini membuka kemungkinan mahasiswa mengukur kemampuan yang mereka miliki, karena ini mempengaruhi psikologi calon mahasiswa termasuk orang tua yang turut andil dalam penentuan pilihan jurusan anak-anaknya.

"Kita berharap dengan sistem yang lebih efisien pada mekanisme maupun biaya ini bisa menunjukkan integritas dan transparansi untuk ujian penerimaan calon mahasiswa baru yang lebih baik dan bermartabat," tambahnya.

Baca juga: UI gandeng 26 SMA/SMK laksanakan UTBK 2019

Baca juga: UTBK 2019 gelombang pertama diikuti 698.505 peserta


Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019