Jakarta (ANTARA) - Pengamat ekonomi Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal Hastiadi mengatakan upaya peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi antara Indonesia dengan Argentina merupakan langkah yang tepat.

Fithra dalam pernyataan di Jakarta, Selasa, mengatakan hal ini merupakan langkah penting karena Argentina merupakan salah satu hub atau pintu penting perdagangan di kawasan Amerika Selatan.

"Berdasarkan kajian yang pernah LPEM UI lakukan, pemetaan non-tradisional partner untuk wilayah Amerika Latin selain Brasil itu ada Chili, Peru, dan Argentina," ujarnya.

Fithra mengatakan upaya penguatan pasar ekspor nontradisional ini sangat penting sebagai antisipasi dari masih tingginya tensi perang dagang yang terjadi di negara-negara maju.
Selain itu, rencana melakukan barter produk, antara lain produk karet dan minyak sawit (CPO), untuk memperkuat neraca perdagangan dengan Argentina, juga merupakan langkah yang patut mendapatkan apresiasi.

Menurut dia, dua komoditas tersebut, saat ini tidak hanya terpukul oleh perang dagang, namun juga pengenaan nontariff measure (NTM) yang makin gencar diberlakukan negara-negara tujuan ekspor tradisional.

Untuk itu, tambah Fithra, rencana barter ini dapat menjadi alternatif pemerintah guna optimalisasi produk karet maupun CPO Indonesia yang produksinya makin berlimpah.

"Dengan kita mengambil langkah berkunjung ke sana (Argentina) dan kalau bisa ada sebuah perjanjian yang konkrit saya rasa itu merupakan 'first-mover advantage'," kata pakar perdagangan internasional ini.

Secara keseluruhan, Fithra mengatakan kerja sama perdagangan ini bukan merupakan fenomena negatif karena juga dapat menimbulkan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mendorong PDB nasional.

Saat ini, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita sedang melakukan kunjungan kerja ke Argentina dan Chili untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dengan negara-negara Amerika Selatan.
Kunjungan ini dibutuhkan sebagai upaya diversifikasi pasar ekspor seiring dengan kinerja perdagangan internasional yang diproyeksikan masih terdampak oleh perang dagang.

Kerja sama ekonomi Indonesia dengan Argentina juga memiliki nilai geostrategis karena keduanya bisa mempunyai akses untuk memasarkan produk masing-masing di kawasan Asia Tenggara maupun Amerika Selatan.

Dalam kesempatan ini, Indonesia menawarkan kerja sama perdagangan dengan Argentina melalui pola "counter trade" untuk menekan defisit neraca perdagangan yang tercatat sebesar 1,2 miliar dolar AS pada 2018.

Melalui pola barter gaya baru ini, Indonesia menawarkan produk-produk unggulan kepada Argentina seperti karet, CPO, suku cadang otomotif dan pesawat CN 235.
Enggartiasto Lukita mengharapkan skema perdagangan tersebut bisa menyeimbangkan neraca perdagangan nasional agar tidak lagi defisit dalam dua-tiga tahun ke depan.

Baca juga: Wapres Argentina kunjungi Smesco untuk lihat produk UKM Indonesia
Baca juga: Wapres JK terima kunjungan kehormatan Wapres Argentina


 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019