Surabaya (ANTARA) - Pada Jumat (10/5), Melihat jarum jam di dinding, waktu menunjukkan sudah melewati pukul 01.00 WIB, yang berarti sudah berganti hari menjadi Sabtu (11/5).

Di salah satu hall di Hotel Singgasana Surabaya, ratusan orang dari komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) provinsi beserta staf, KPU kabupatan/kota, komisioner Bawaslu provinsi beserta staf, aparat keamanan masih terlihat sibuk.

Begitu juga puluhan saksi dari partai politik, calon anggota legislatif, calon anggota DPD, calon presiden dan calon wakil presiden beserta jurnalis dari berbagai media massa masih bertahan menyaksikan langsung proses rekapitulasi.

Malam itu memang berbeda dari malam-malam sebelumnya, yang selesai menjelang tengah malam atau lebih sedikit. Sudah diprediksi memang, proses rekapitulasi penghitungan suara dari Kabupaten Bangkalan, Madura, bakal berbeda dan paling sengit.

Ini setelah sejumlah saksi dari partai politik mengajukan protes dan keberatan sehingga membuat suasana sedikit panas, bahkan harus tertunda hingga satu jam untuk memberi kesempatan kepada penyelenggara Pemilu memutuskan.

Benar saja, khusus di kabupaten tersebut rekapitulasi harus memakan waktu hingga enam jam dan baru berakhir sekitar pukul 01.30 dini hari karena banyaknya sorotan maupun protes dari sejumlah saksi partai politik maupun calon DPD RI.

Hal itu terjadi setelah saksi dari Partai Gerindra meminta dilakukan penyandingan data DA-1 dengan DB-1 pada hasil rekapitulasi Bangkalan, karena banyak ditemukan ketidakcocokan sehingga merugikan suara Partai Gerindra.

Caleg DPR RI dari Partai Gerindra yang juga anggota DPR RI Nizar Zahro bertindak langsung sebagai saksi dan mengajukan keberatan sehingga meminta dilakukan penyandingan data DA-1 dengan DB-1 DPR karena ditemukan banyak berubahnya suara yang merugikan partainya.

Dia menjelaskan bahwa KPU dan Bawaslu Jatim tidak boleh membiarkan pelanggaran pemilu yang sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 dan PKPU nomor 4 tahun 2019.

Keberatan juga diajukan saksi dari PKS dan PAN serta meminta keberatan di DB-2 yang mereka ajukan saat rekapitulasi di KPU Bangkalan ditindaklanjuti melalui penyandingan data DA-1 dan DB-1 di beberapa kecamatan yang diketahui hasilnya tak sesuai dengan data C-1.

Untuk memutuskan banyaknya keberatan itu, Ketua KPU Jatim Choirul Anam memutuskan rapat diskors selama 20 menit untuk berunding dengan sesama penyelenggara pemilu.

Namun, perundingan berjalan hampir satu jam dan dihasilkan bahwa permintaan penyandingan data disetujui, baik untuk perolehan suara DPRD Jatim maupun DPR RI dan suara DPD RI.

Hasilnya, data DA-1 dari saksi Partai Gerindra dan PKB ternyata tak sama dengan DA-1 yang dimiliki Bawaslu, KPU maupun dari saksi partai politik lain.

"Karena berbeda maka KPU Jatim juga tak berani mengubah 'input' data DB-1 yang akan dimasukkan ke DC-1. Jika masih keberatan, bisa dimasukkan dalam keberatan DC-2 atau mengajukan keberatan lewat Bawaslu," kata komisioner KPU Jatim Arbayanto sekaligus menutup pleno pada hari tersebut.

Meski tidak mempermasalahkan perolehan suara pemilihan presiden (pilpres), namun juga berimbas karena penghitungannya yang menjadi satu paket. Baru setelah keberatan ditampung dan menjadi catatan, proses berakhir dan hasil pilpres diketahui.

Menang Telak

Pada pemilu 17 April 2019, pilpres di Jatim dilakukan serentak memilih calon wakil rakyat. Pesertanya hanya dua, yaitu nomor urut 01 adalah Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di nomor urut 02.

Berdasarkan data dari KPU Jatim, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin memenangi proses pilpres di Jatim, bahkan suaranya bisa disebut menang telak.

Dari total 30.912.994 orang yang termasuk dalam daftar pemilih tetap (DPT), tercatat 25.511.194 orang menggunakan hak pilihnya. Suara sah mencapai 24.672.915 suara, sedangkan tidak sah sebanyak 838.326 suara.

Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin meraih 16.231.668 suara (65,79 persen), sedangkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapat 8.441.247 suara (34,21 persen) sehingga selisihnya 7.790.421 suara.

Jokowi-Ma'ruf Amin menang di 32 kabupaten/kota, yakni Kota Kediri, Kota Blitar, Kota Probolinggo, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota Madiun, Kota Batu, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Bojonegoro.

Begitu pula, di Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Gresik, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Jember, dan Kabupaten Banyuwangi.

Pasangan Calon Nomor Urut 01 juga menang di Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Surabaya.

Enam daerah yang menjadi basis pasangan calon nomor Urut 02 adalah Kabupaten Pacitan, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep.

DPD PDI Perjuangan Jawa Timur menyatakan bahwa keunggulan pasangan yang diusungnya di tingkat provinsi setempat adalah kemenangan rakyat.

"Alhamdulillah dan terima kasih kepada seluruh masyarakat Jatim. Ini adalah kemenangan seluruh rakyat," ujar Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Sri Untari.

Menurut dia, sejak awal kepuasan publik Jatim kepada Jokowi sangat tinggi dan menunjukkan kedewasaan masyarakat dalam menentukan sikap politik berdasarkan program, rekam jejak dan tidak termakan isu hoaks maupun fitnah.

Dengan berbagai kerja nyata Jokowi, kata dia, masyarakat telah merasakan manfaatnya, mulai dari program sosial, pendidikan, kesehatan hingga infrastruktur sehingga menjadi landasan keterpilihan.

Kendati demikian, ia juga menyatakan terima kasihnya kepada seluruh masyarakat, baik pemilih Jokowi-Ma'ruf Amin maupun pemilih Prabowo Subianto-Sandiaga Uno karena telah menghasilkan pemilu sebagai pesta demokrasi dengan gembira, khususnya di Jatim.

"Sekarang sudah tak ada lagi 01 dan 02, tapi yang ada persatuan Indonesia," ucap ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim tersebut.

Terkait sejumlah daerah yang mayoritas masyarakatnya tak memilih Jokowi-Ma'ruf Amin, ia mengaku respek dan menghargainya sebagai perbedaan yang harus dihormati.

"Apapun itu suara rakyat. Jika belum unggul di daerah tertentu, ya kami terima lalu kami evaluasi, bukan kemudian menuduh pihak-pihak tertentu melakukan kecurangan," tegas politikus yang pada Pemilihan Umum 2019 kembali terpilih sebagai anggota DPRD Jatim 2019-2024 mewakili Malang Raya tersebut.

Hal senada disampaikan Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jatim untuk Jokowi-KH Ma'ruf Amin, Machfud Arifin yang bersyukur dan berterima kasih kepada rakyat Jatim.

Secara khusus ia menanggapi kekalahan Jokowi-Ma'ruf Amin di Pulau Madura, sebab dari empat kabupaten, Jokowi hanya menang di Bangkalan, sedangkan di Sampang, Pamekasan dan Sumenep dimenangkan Prabowo-Sandiaga Uno.

Mantan Kapolda Jatim tersebut mengakui kekalahan di Pulau Madura, meski secara regional Jatim menang, bahkan saat tasyakuran pada Sabtu (11/5), pihaknya memesan makanan khas Madura, Sate Ayam Madura.

"Walaupun kalah di Madura, kami pesan Sate Madura. Ada empat kabupaten, satu menang di Bangkalan, terimakasih warga Bangkalan. Terima kasih partisipasi warga Madura," tuturnya.

TKD Jatim, lanjut dia, juga berterima kasih kepada seluruh komponen pendukung, baik kader partai politik maupun para relawan yang telah bekerja keras dari awal hingga rekapitulasi suara.

"Kami apresiasi seluruh pilihan rakyat, karena itu esensi demokrasi. Yang memilih Pak Jokowi, kami berterima kasih. Yang memilih Pak Prabowo, kami hargai. Yang lalu biar berlalu dan yang penting sekarang bersatu, jangan memprovokasi rakyat. Ayo habiskan energi untuk memajukan bangsa, bukan untuk berkelahi," katanya.

Pascapenghitungan, Badan Pemenangan Provinsi (BPP) Jatim Prabowo Subianto-Sandiaga Uno belum berkomentar dan sejumlah perwakilan pengurus tidak berhasil dikonfirmasi. Namun, sepekan usai pemilu, BPP sempat menggelar konferensi pers mengakui kalah tipis.

Berikut daftar perolehan suara untuk Pilpres 2019 untuk di Jatim (38 kabupaten/kota):

1. Kota Kediri

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 143.991 suara

Prabowo-Sandiaga: 38.955 suara

2. Kota Blitar

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 73.660 suara

Prabowo-Sandiaga: 21.086 suara

3. Kota Pasuruan

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 71.351 suara

Prabowo-Sandiaga: 53.943 suara

4. Kota Mojokerto

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 60.858 suara

Prabowo-Sandiaga: 24.819 suara

5. Kota Madiun

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 84.998 suara

Prabowo-Sandiaga: 34.069 suara

6. Kota Batu

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 101.288 suara

Prabowo-Sandiaga: 35.470 suara

7. Kota Probolinggo

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 85.184 suara

Prabowo-Sandiaga: 60.431 suara

8. Kabupaten Nganjuk

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 541.179 suara

Prabowo-Sandiaga: 131.953 suara

9. Ngawi

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 424.178 suara

Prabowo-Sandiaga: 118.860 suara

10. Kabupaten Bojonegoro

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 560.695 suara

Prabowo-Sandiaga: 273.461 suara

11. Kabupaten Tuban

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 533.704 suara

Prabowo-Sandiaga: 196.103 suara

12. Kabupaten Lamongan

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 515.751 suara

Prabowo-Sandiaga: 282.300 suara

13. Kabupaten Gresik

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 506.307

Prabowo-Sandiaga: 252.515 suara

14. Kabupaten Lumajang

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 386.281 suara

Prabowo-Sandiaga: 265.333 suara

15. Kabupaten Pacitan

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 116.196 suara

Prabowo-Sandiaga: 230.810 suara

16. Kabupaten Ponorogo

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 422.016 suara

Prabowo-Sandiaga: 166.716 suara

17. Kabupaten Trenggalek

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 351.868 suara

Prabowo-Sandiaga: 105.036 suara

18. Kabupaten Tulungagung

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 550.644 suara

Prabowo-Sandiaga: 122.250 suara

19. Kabupaten Blitar

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 638.096 suara

Prabowo-Sandiaga: 110.751 suara

20. Kabupaten Kediri

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 815.883 suara

Prabowo-Sandiaga: 173.098 suara

21. Kabupaten Jember

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 891.208 suara

Prabowo-Sandiaga: 483.786 suara

22. Kabupaten Banyuwangi

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 711.117 suara

Prabowo-Sandiaga: 273.543 suara

23. Kabupaten Bondowoso

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 213.887 suara

Prabowo-Sandiaga: 277.677 suara

24. Kabupaten Situbondo

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 202.789 suara

Prabowo-Sandiaga: 203.812 suara

25. Kabupaten Probolinggo

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 213.887 suara

Prabowo-Sandiaga: 279.196 suara

26. Kabupaten Pasuruan

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 589.372 suara

Prabowo-Sandiaga: 378.130 suara

27. Kabupaten Sidoarjo

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 817.853 suara

Prabowo-Sandiaga: 350.788 suara

28. Kabupaten Mojokerto

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 531.637 suara

Prabowo-Sandiaga: 165.131 suara

29. Kabupaten Jombang

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 615.972 suara

Prabowo-Sandiaga: 187.763 suara

30. Kabupaten Madiun

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 333.938 suara

Prabowo-Sandiaga: 113.418 suara

31. Kabupaten Magetan

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 286.038 suara

Prabowo-Sandiaga: 136.383 suara

32. Kabupaten Malang

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 1.179.241 suara

Prabowo-Sandiaga: 386.001 suara

33. Kota Malang

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 345.695 suara

Prabowo-Sandiaga: 168.001 suara

34. Kota Surabaya

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 1.124.966 suara

Prabowo-Sandiaga: 478.439 suara

35. Kabupaten Bangkalan

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 440.129 suara

Prabowo-Sandiaga: 322.131 suara

36. Kabupaten Sampang

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 187.189 suara

Prabowo-Sandiaga: 570.597 suara

37. Kabupaten Pamekasan

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 102.931 suara

Prabowo-Sandiaga: 531.561 suara

38. Kabupaten Sumenep

Jokowi-Kiai Ma'ruf: 242.305 suara

Prabowo-Sandiaga: 436.931 suara.

Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019