Di salah satu hall di Hotel Singgasana Surabaya, ratusan orang dari komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) provinsi beserta staf, KPU kabupatan/kota, komisioner Bawaslu provinsi beserta staf, aparat keamanan masih terlihat sibuk.
Begitu juga puluhan saksi dari partai politik, calon anggota legislatif, calon anggota DPD, calon presiden dan calon wakil presiden beserta jurnalis dari berbagai media massa masih bertahan menyaksikan langsung proses rekapitulasi.
Malam itu memang berbeda dari malam-malam sebelumnya, yang selesai menjelang tengah malam atau lebih sedikit. Sudah diprediksi memang, proses rekapitulasi penghitungan suara dari Kabupaten Bangkalan, Madura, bakal berbeda dan paling sengit.
Ini setelah sejumlah saksi dari partai politik mengajukan protes dan keberatan sehingga membuat suasana sedikit panas, bahkan harus tertunda hingga satu jam untuk memberi kesempatan kepada penyelenggara Pemilu memutuskan.
Benar saja, khusus di kabupaten tersebut rekapitulasi harus memakan waktu hingga enam jam dan baru berakhir sekitar pukul 01.30 dini hari karena banyaknya sorotan maupun protes dari sejumlah saksi partai politik maupun calon DPD RI.
Hal itu terjadi setelah saksi dari Partai Gerindra meminta dilakukan penyandingan data DA-1 dengan DB-1 pada hasil rekapitulasi Bangkalan, karena banyak ditemukan ketidakcocokan sehingga merugikan suara Partai Gerindra.
Caleg DPR RI dari Partai Gerindra yang juga anggota DPR RI Nizar Zahro bertindak langsung sebagai saksi dan mengajukan keberatan sehingga meminta dilakukan penyandingan data DA-1 dengan DB-1 DPR karena ditemukan banyak berubahnya suara yang merugikan partainya.
Dia menjelaskan bahwa KPU dan Bawaslu Jatim tidak boleh membiarkan pelanggaran pemilu yang sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 dan PKPU nomor 4 tahun 2019.
Keberatan juga diajukan saksi dari PKS dan PAN serta meminta keberatan di DB-2 yang mereka ajukan saat rekapitulasi di KPU Bangkalan ditindaklanjuti melalui penyandingan data DA-1 dan DB-1 di beberapa kecamatan yang diketahui hasilnya tak sesuai dengan data C-1.
Untuk memutuskan banyaknya keberatan itu, Ketua KPU Jatim Choirul Anam memutuskan rapat diskors selama 20 menit untuk berunding dengan sesama penyelenggara pemilu.
Namun, perundingan berjalan hampir satu jam dan dihasilkan bahwa permintaan penyandingan data disetujui, baik untuk perolehan suara DPRD Jatim maupun DPR RI dan suara DPD RI.
Hasilnya, data DA-1 dari saksi Partai Gerindra dan PKB ternyata tak sama dengan DA-1 yang dimiliki Bawaslu, KPU maupun dari saksi partai politik lain.
"Karena berbeda maka KPU Jatim juga tak berani mengubah 'input' data DB-1 yang akan dimasukkan ke DC-1. Jika masih keberatan, bisa dimasukkan dalam keberatan DC-2 atau mengajukan keberatan lewat Bawaslu," kata komisioner KPU Jatim Arbayanto sekaligus menutup pleno pada hari tersebut.
Meski tidak mempermasalahkan perolehan suara pemilihan presiden (pilpres), namun juga berimbas karena penghitungannya yang menjadi satu paket. Baru setelah keberatan ditampung dan menjadi catatan, proses berakhir dan hasil pilpres diketahui.
Menang Telak
Pada pemilu 17 April 2019, pilpres di Jatim dilakukan serentak memilih calon wakil rakyat. Pesertanya hanya dua, yaitu nomor urut 01 adalah Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di nomor urut 02.
Berdasarkan data dari KPU Jatim, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin memenangi proses pilpres di Jatim, bahkan suaranya bisa disebut menang telak.
Dari total 30.912.994 orang yang termasuk dalam daftar pemilih tetap (DPT), tercatat 25.511.194 orang menggunakan hak pilihnya. Suara sah mencapai 24.672.915 suara, sedangkan tidak sah sebanyak 838.326 suara.
Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin meraih 16.231.668 suara (65,79 persen), sedangkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapat 8.441.247 suara (34,21 persen) sehingga selisihnya 7.790.421 suara.
Jokowi-Ma'ruf Amin menang di 32 kabupaten/kota, yakni Kota Kediri, Kota Blitar, Kota Probolinggo, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota Madiun, Kota Batu, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Bojonegoro.
Begitu pula, di Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Gresik, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Jember, dan Kabupaten Banyuwangi.
Pasangan Calon Nomor Urut 01 juga menang di Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Surabaya.
Enam daerah yang menjadi basis pasangan calon nomor Urut 02 adalah Kabupaten Pacitan, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep.
DPD PDI Perjuangan Jawa Timur menyatakan bahwa keunggulan pasangan yang diusungnya di tingkat provinsi setempat adalah kemenangan rakyat.
"Alhamdulillah dan terima kasih kepada seluruh masyarakat Jatim. Ini adalah kemenangan seluruh rakyat," ujar Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Sri Untari.
Menurut dia, sejak awal kepuasan publik Jatim kepada Jokowi sangat tinggi dan menunjukkan kedewasaan masyarakat dalam menentukan sikap politik berdasarkan program, rekam jejak dan tidak termakan isu hoaks maupun fitnah.
Dengan berbagai kerja nyata Jokowi, kata dia, masyarakat telah merasakan manfaatnya, mulai dari program sosial, pendidikan, kesehatan hingga infrastruktur sehingga menjadi landasan keterpilihan.
Kendati demikian, ia juga menyatakan terima kasihnya kepada seluruh masyarakat, baik pemilih Jokowi-Ma'ruf Amin maupun pemilih Prabowo Subianto-Sandiaga Uno karena telah menghasilkan pemilu sebagai pesta demokrasi dengan gembira, khususnya di Jatim.
"Sekarang sudah tak ada lagi 01 dan 02, tapi yang ada persatuan Indonesia," ucap ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim tersebut.
Terkait sejumlah daerah yang mayoritas masyarakatnya tak memilih Jokowi-Ma'ruf Amin, ia mengaku respek dan menghargainya sebagai perbedaan yang harus dihormati.
"Apapun itu suara rakyat. Jika belum unggul di daerah tertentu, ya kami terima lalu kami evaluasi, bukan kemudian menuduh pihak-pihak tertentu melakukan kecurangan," tegas politikus yang pada Pemilihan Umum 2019 kembali terpilih sebagai anggota DPRD Jatim 2019-2024 mewakili Malang Raya tersebut.
Hal senada disampaikan Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jatim untuk Jokowi-KH Ma'ruf Amin, Machfud Arifin yang bersyukur dan berterima kasih kepada rakyat Jatim.
Secara khusus ia menanggapi kekalahan Jokowi-Ma'ruf Amin di Pulau Madura, sebab dari empat kabupaten, Jokowi hanya menang di Bangkalan, sedangkan di Sampang, Pamekasan dan Sumenep dimenangkan Prabowo-Sandiaga Uno.
Mantan Kapolda Jatim tersebut mengakui kekalahan di Pulau Madura, meski secara regional Jatim menang, bahkan saat tasyakuran pada Sabtu (11/5), pihaknya memesan makanan khas Madura, Sate Ayam Madura.
"Walaupun kalah di Madura, kami pesan Sate Madura. Ada empat kabupaten, satu menang di Bangkalan, terimakasih warga Bangkalan. Terima kasih partisipasi warga Madura," tuturnya.
TKD Jatim, lanjut dia, juga berterima kasih kepada seluruh komponen pendukung, baik kader partai politik maupun para relawan yang telah bekerja keras dari awal hingga rekapitulasi suara.
"Kami apresiasi seluruh pilihan rakyat, karena itu esensi demokrasi. Yang memilih Pak Jokowi, kami berterima kasih. Yang memilih Pak Prabowo, kami hargai. Yang lalu biar berlalu dan yang penting sekarang bersatu, jangan memprovokasi rakyat. Ayo habiskan energi untuk memajukan bangsa, bukan untuk berkelahi," katanya.
Pascapenghitungan, Badan Pemenangan Provinsi (BPP) Jatim Prabowo Subianto-Sandiaga Uno belum berkomentar dan sejumlah perwakilan pengurus tidak berhasil dikonfirmasi. Namun, sepekan usai pemilu, BPP sempat menggelar konferensi pers mengakui kalah tipis.
Berikut daftar perolehan suara untuk Pilpres 2019 untuk di Jatim (38 kabupaten/kota):
1. Kota Kediri
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 143.991 suara
Prabowo-Sandiaga: 38.955 suara
2. Kota Blitar
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 73.660 suara
Prabowo-Sandiaga: 21.086 suara
3. Kota Pasuruan
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 71.351 suara
Prabowo-Sandiaga: 53.943 suara
4. Kota Mojokerto
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 60.858 suara
Prabowo-Sandiaga: 24.819 suara
5. Kota Madiun
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 84.998 suara
Prabowo-Sandiaga: 34.069 suara
6. Kota Batu
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 101.288 suara
Prabowo-Sandiaga: 35.470 suara
7. Kota Probolinggo
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 85.184 suara
Prabowo-Sandiaga: 60.431 suara
8. Kabupaten Nganjuk
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 541.179 suara
Prabowo-Sandiaga: 131.953 suara
9. Ngawi
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 424.178 suara
Prabowo-Sandiaga: 118.860 suara
10. Kabupaten Bojonegoro
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 560.695 suara
Prabowo-Sandiaga: 273.461 suara
11. Kabupaten Tuban
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 533.704 suara
Prabowo-Sandiaga: 196.103 suara
12. Kabupaten Lamongan
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 515.751 suara
Prabowo-Sandiaga: 282.300 suara
13. Kabupaten Gresik
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 506.307
Prabowo-Sandiaga: 252.515 suara
14. Kabupaten Lumajang
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 386.281 suara
Prabowo-Sandiaga: 265.333 suara
15. Kabupaten Pacitan
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 116.196 suara
Prabowo-Sandiaga: 230.810 suara
16. Kabupaten Ponorogo
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 422.016 suara
Prabowo-Sandiaga: 166.716 suara
17. Kabupaten Trenggalek
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 351.868 suara
Prabowo-Sandiaga: 105.036 suara
18. Kabupaten Tulungagung
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 550.644 suara
Prabowo-Sandiaga: 122.250 suara
19. Kabupaten Blitar
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 638.096 suara
Prabowo-Sandiaga: 110.751 suara
20. Kabupaten Kediri
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 815.883 suara
Prabowo-Sandiaga: 173.098 suara
21. Kabupaten Jember
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 891.208 suara
Prabowo-Sandiaga: 483.786 suara
22. Kabupaten Banyuwangi
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 711.117 suara
Prabowo-Sandiaga: 273.543 suara
23. Kabupaten Bondowoso
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 213.887 suara
Prabowo-Sandiaga: 277.677 suara
24. Kabupaten Situbondo
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 202.789 suara
Prabowo-Sandiaga: 203.812 suara
25. Kabupaten Probolinggo
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 213.887 suara
Prabowo-Sandiaga: 279.196 suara
26. Kabupaten Pasuruan
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 589.372 suara
Prabowo-Sandiaga: 378.130 suara
27. Kabupaten Sidoarjo
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 817.853 suara
Prabowo-Sandiaga: 350.788 suara
28. Kabupaten Mojokerto
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 531.637 suara
Prabowo-Sandiaga: 165.131 suara
29. Kabupaten Jombang
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 615.972 suara
Prabowo-Sandiaga: 187.763 suara
30. Kabupaten Madiun
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 333.938 suara
Prabowo-Sandiaga: 113.418 suara
31. Kabupaten Magetan
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 286.038 suara
Prabowo-Sandiaga: 136.383 suara
32. Kabupaten Malang
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 1.179.241 suara
Prabowo-Sandiaga: 386.001 suara
33. Kota Malang
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 345.695 suara
Prabowo-Sandiaga: 168.001 suara
34. Kota Surabaya
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 1.124.966 suara
Prabowo-Sandiaga: 478.439 suara
35. Kabupaten Bangkalan
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 440.129 suara
Prabowo-Sandiaga: 322.131 suara
36. Kabupaten Sampang
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 187.189 suara
Prabowo-Sandiaga: 570.597 suara
37. Kabupaten Pamekasan
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 102.931 suara
Prabowo-Sandiaga: 531.561 suara
38. Kabupaten Sumenep
Jokowi-Kiai Ma'ruf: 242.305 suara
Prabowo-Sandiaga: 436.931 suara.
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019