Bengkulu (ANTARA) - Belasan aktivis mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Bengkulu membuka kelas belajar bersama anak-anak di salah satu lokasi pengungsian di Desa Genting, salah satu desa terdampak banjir parah di Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu.

“Beberapa hari ini kami membuka kelas bagi anak-anak khususnya pelajar sekolah dasar dan menengah pertama untuk mengalihkan perhatian mereka dari bencana yang saat ini melanda,” kata Kepala Bidang Aksi dan Pelayanan GMKI Cabang Bengkulu, Purwanto Pasaribu di Bengkulu, Jumat.

Ia mengatakan kelas belajar yang diikuti 40 orang anak-anak tersebut diisi dengan kegiatan menggambar dan membaca buku cerita.

Menurut Purwanto, anak-anak di desa itu perlu diajak beraktivitas seperti biasa untuk mengobati trauma mereka dari bencana banjir yang merendam hampir seluruh rumah di desa itu.

Banjir yang melanda wilayah Bengkulu Tengah khususnya di Kecamatan Bang Haji diakibatkan meluapnya Sungai Lemau yang berada tepat di tepi desa.

Saat ini lanjut Purwanto, sebagian besar warga masih bertahan di pengungsian sebab rumah mereka masih dipenuhi lumpur hingga setinggi 60 centimeter.

“Perlu waktu beberapa hari lagi untuk mengeluarkan semua lumpur dari rumah warga ditambah lagi mereka perlu pemulihan psikologi untuk kembail ke rumah,” ucapnya.

Selain membuka kelas belajar, para mahasiswa ini juga menyalurkan bantuan berupa bahan pangan dan pakaian layak kepada para pengungsi di desa tersebut.

Sementara itu, lima hari setelah bencana banjir dan longsor yang melanda delapan wilayah kabupaten dan kota, Jumat siang pemerintah daerah mencabut status tanggap darurat dan beralih ke pemulihan pasca-bencana.

Data terakhir menyebutkan sebanyak 30 orang warga meninggal dunia dan enam lainnya masih hilang dalam bencana banjir dan longsor di Provinsi Bengkulu.

Disebutkan bahwa jumlah korban jiwa terbanyak berada di Kabupaten Bengkulu Tengah mencapai 24 orang, sedangkan kerugian materil terdata sebanyak Rp144 miliar.

Baca juga: Bengkulu cabut masa tanggap darurat bencana
Baca juga: Bengkulu cek kondisi sungai usai tanggap darurat banjir
Baca juga: BPBD : Kerugian sementara banjir Bengkulu Rp144 miliar


Pewarta: Helti Marini S
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019