Jakarta (ANTARA) - Tiga pemalak bersenjata tajam yang beraksi di atas Tol Wiyoto Wiyono arah Tanjung Priok menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta mengaku menggunakan Google Maps untuk menentukan lokasi mereka beraksi.

"Para tersangka ini menggunakan aplikasi Google Maps pada handphonenya untuk memonitor situasi kelancaran lalu lintas. TKP-nya adalah jalan tol, yaitu di Tol Wiyoto Wiyono," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Utara, AKBP Imam Rifai, di Mapolres Metro Jakarta Utara, Senin.

Dijelaskan Imam, para tersangka memonitor adanya kemacetan di sekitar TKP dengan memantau garis merah yang menandakan kemacetan di Google Maps. Para tersangka kemudian menaiki bus yang berhenti atau turun di tempat kemacetan tersebut.

Mereka kemudian menghampiri kendaraan-kendaraan yang kebetulan berhenti karena terjebak kemacetan dan kaca jendelanya terbuka.

"Para tersangka melakukan aksinya, dengan melakukan pengancaman dan meminta barang-barang berharga dari korban-korbannya," tambahnya.

Dijelaskan Imam, saat beraksi para pelaku ini kerap mengancam korbannya dengan senjata tajam jenis badik.

Menurut keterangan yang didapatkan dari para tersangka, mereka mendapatkan ide karena mereka memiliki ponsel pintar tadi dan pada saat mereka melihat Google Maps mereka melihat ada kemungkinan beraksi karena macet di atas Tol Wiyoto Wiyono.

Dijelaskan Imam, alasan para tersangka itu melakukan aksinya di lokasi tersebut adalah untuk memudahkan para tersangka untuk melarikan diri apabila korban atau masyarakat melawan. Jalan tol tersebut tidak terlalu tinggi sehingga para tersangka tersebut mudah untuk meloncat dan melarikan diri.

Tiga tersangka yang dibekuk petugas tersebut berinisial A (23) GVT (21) IS (20) dan atas perbuatannya ketiganya dijerat dengan Pasal 365 KUHP dengan ancaman hukuman penjara di atas lima tahun.

Para tersangka kini ditahan di Mapolres Metro Jakarta Utara guna penyidikan lebih lanjut.

Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019