Jakarta (ANTARA) - Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo menyatakan bahwa pola pembangunan ekonomi yang didorong tidak hanya sekadar meningkatkan pertumbuhan ekonomi tetapi juga melalui pemerataan sehingga pembangunan nasional bisa benar-benar bersifat "Indonesia sentris".

"Selama 4,5 tahun saya dengan Bapak Jusuf Kalla telah berusaha keras berjuang keras dalam rangka mengembalikan watak asli dari pembangunan di negara kita Indonesia yaitu tidak hanya bertumpu kepada pembangunan ekonomi saja, tetapi juga bertumpu kepada pemerataan," kata Jokowi dalam penyampaian visi misi debat capres kelima di Jakarta, Sabtu.

Menurut Jokowi, pertumbuhan tanpa pemerataan hanya menghasilkan ketimpangan antara si kaya dan si miskin serta ketimpangan antarwilayah yang juga mengakibatkan ketidakadilan.

Untuk itu, ujar dia, pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintahannya juga tidak hanya di Jawa tetapi juga bersikap "Indonesia sentris".

Debat kelima Pemilu Presiden 2019 merupakan debat pamungkas sekaligus akan menutup seluruh rangkaian debat yang telah dimulai sejak Januari 2019.

Debat yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta ini menghadirkan kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden baik paslon nomor urut 01 maupun 02.

Berbagai tema yang diangkat dalam debat terakhir ini adalah ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi, perdagangan dan industri.

Sebagaimana diketahui, Pemilu Presiden 2019 yang akan diselenggarakan pada 17 April diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni pasangan nomor urut 01 Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin serta pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno.

Baca juga: Erick Thohir: Capres Jokowi fokus pembangunan infrastruktur dan SDM
Baca juga: Ma'ruf Amin: Infrastruktur bisa untuk mencari makan

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019