Badung (ANTARA) - Pembangunan Bendungan Sidan seluas 82,73 hektar yang berlokasi di tiga wilayah kabupaten di Provinsi Bali, ditargetkan selesai pada tahun 2021 mendatang.

"Kehadiran bendungan ini sebagai upaya nyata untuk memenuhi kebutuhan air baik dari segi kuantitas dan kualitas terutama bagi masyarakat Sarbagita atau Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan," ujar Gubernur Bali, Wayan Koster saat menghadiri peresmian dimulainya pembangunan (Groundbreaking) Bendungan Sidan, di Desa Belok Sidan, Badung, Bali, Kamis.

Ia mengatakan air sebagai kebutuhan dasar di Bali tak hanya dibutuhkan untuk rumah tangga dan industri, tapi juga memiliki manfaat penting untuk mendukung industri pariwisata.

"Penyediaan kebutuhan air ini merupakan program strategis kami dan telah kami siapkan rencana induk pengelolaan air di Bali yang salah satu isinya adalah memetakan seluruh sumber air yang ada di seluruh Bali," katanya.

Bendungan Sidan itu dibangun di daerah aliran Sungai Tukad Ayung dengan lokasi tapak bendungan dan genangan berada di lima desa di tiga kabupaten.

Tiga desa tersebut, diantaranya adalah, Desa Sidan di Kecamatan Petang Kabupaten Badung, Desa Buahan Kaja, Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar, dan Desa Bunuti, Desa Mengani serta Desa Langgahan Kecamatan Kintamani, Bangli.

Gubernur Koster menambahkan bendungan Sidan itu juga akan memenuhi suplai air baku di Bali. Apalagi saat ini Bali masih mengalami defisit air baku.

"Tujuannya untuk menyediakan air baik untuk keperluan irigasi pertanian, khususnya untuk kebutuhan masyarakat air minum karena Bali masih kekurangan air bersih," ujarnya.

Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Hari Suprayogi mengatakan pihaknya berharap dengan dibangunnya bendungan Sidan bisa memenuhi defisit air baku di Bali selain enam bendungan lain yang telah dibangun di Bali.

Selain untuk memenuhi kebutuhan air baku, menurutnya bendungan tersebut juga memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai irigasi sawah, daerah pariwisata hingga pembangkit listrik mikrohidro.

"Bendungan ini memiliki manfaat untuk menyediakan air baku 1.750 liter perdetik dan dapat dikembangkan menjadi pembangkit listrik mikrohidro," katanya.

Pembangunan Bendungan Sidan menelan biaya senilai Rp829 miliar dengan pelaksanaan pembangunan selama empat tahun dengan anggaran bersumber dari APBN Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air serta Balai Wilayah Sungai Bali Penida.

Bendungan itu juga disebut memiliki potensi pembangkit listrik sebesar 0,65 megawatt dan bermanfaat untuk konservasi sumber daya air yang nantinya akan melayani kebutuhan air baku di wilayah Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar dan Tabanan.

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019