London (ANTARA) - Presiden Iran Hassan Rouhani pada Rabu memeriksa kerusakan akibat banjir bandang di Iran Utara dan menjanjikan ganti-rugi bagi korban.

Sementara itu jumlah korban jiwa di seluruh negeri itu mencapai 26 orang.

Rouhani, yang dituduh oleh pengeritiknya salah mengurus krisis, membawa beberapa menteri Kabinet berkunjung ke Provinsi Golestan, yang gubernurnya dipecat pada Sabtu (23/3) di tengah kemarahan masyarakat karena ia tidak bertugas. Ia sedang di luar negeri ketika banjir tersebut --yang disebut bencana alam "yang tak pernah terjadi sebelumnya"-- melanda.

Sedikitnya 26 orang telah dikonfirmasi tewas dan ratusan menderita luka akibat banjir itu, kata beberapa pejabat pada Rabu.

"Kami akan membangun kembali Golestan seperti kondisinya sebelum ini, dan kami akan berada bersama kalian," kata Rouhani, yang dikutip Kantor Berita Tasnim, dalam pertemuan dengan warga desa.

Di satu negara yang lebih sering menghadapi kemarau, Rouhani mengatakan banjir itu, akibat hujan lebat, telah mempengaruhi 25 dari 31 provinsi di Iran dan luasnya bencana telah mengalahkan layanan darurat di beberapa daerah.

"Pemerintah akan menggunakan segala cara dan akan memberi ganti-rugi buat mereka yang lahan, tempat usaha dan rumahnya telah rusak," kata Rouhani sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu malam.

Sementara itu para pesaing Rouhani telah menuduh pemerintah berbuat terlalu sedikit. Kepala Kehakiman Ebrahim Raisi pada Selasa mengatakan para pejabat yang menangani bencana itu secara tidak layak dan mengakibatkan kematian warga sipil dapat menghadapi hukuman.

Kerusakan parah akibat banjir tersebut dilaporkan telah disebabkan oleh minimnya prasaranan di Iran. Di Kota Shiraz, tempat 18 orang meninggal, pata pejabat mengatakan banjir terjadi akibat saluran air yang sudah tua dan dirancang untuk mengalihkan air yang berlebihan telah tersumbat oleh pembangunan lain.

Sumber: Reuters

Baca juga: Banjir bandang renggut 11 korban jiwa di Iran selatan

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2019