Jakarta (ANTARA) - Sehati TeleCTG, sebuah inovasi kesehatan karya usaha rintisan atau start up nasional siap menembus pasar global, setelah beberapa waktu lalu menjadi wakil Indonesia pada Festival South by Southwest (SXSW) 2019 di Austin Texas, Amerika Serikat.

Co-Founder dan CPO Sehati TeleCTG Abraham Auzan di Jakarta, Senin mengatakan, TeleCTG merupakan peningkatan dari alat medis CTG konvensional, lebih terjangkau dan portabel.

"Kami menampilkan perangkat berpaten kami sebagai alat perangkat medis diagnostik yang pertama dan satu-satunya dari Indonesia.Kami memamerkan revolusi CTG di dunia dan hal ini akan membuat suatu perubahan signifikan untuk masa depan dunia kesehatan," katanya, Senin.

Dia mengungkapkan banyak perubahan dalam dunia kesehatan, faktor yang paling berpengaruh adalah inovasi teknologi. Sepuluh tahun lalu mesin CTG yang berukuran besar menjadi salah satu sebab mengapa akses penggunaannya lebih terbatas.

"Itulah yang ingin diatasi oleh TeleCTG, alat medis berbasis telemedicine ini memungkinkan Bidan memonitor kesejahteraan janin dan melakukan konsultasi dengan dokter. Bentuk yang ringkas dan portabel, memungkinkan karya anak bangsa ini mudah dibawa dan digunakan di daerah terpencil sekalipun," ujar Abraham melalui keterangan tertulis.

Dia menyatakan bangga menjadi bagian dari delegasi Archipelageek 2019 yang didukung Badan Ekonomi Kreatirf (Bekraf) dan memperkenalkan Sehati TeleCTG sebagai inovasi kesehatan karya anak bangsa yang mempunyai kesempatan mengenal pasar Amerika dan dunia sekaligus mendapatkan potensi pasar baru berskala internasional.

Abraham menjelaskan bahwa ajang SXSW sebagai platform yang baik bagi para inovator muda Indonesia untuk unjuk gigi di pasar global.

Terkait respon masyarakat AS maupun luar AS terhadap alat medis TeleCTG produksi anak bangsa itu, dia menyatakan, sangat positif sehingga pihaknya siap meningkatkan kualitas pelayanan TeleCTG di Indonesia maupun menembus pasar global.

Pada hari pertama pameran, lanjutnya, sudah mendapatkan penawaran pertemuan lanjutan dengan salah satu NGO asal Amerika yang fokusnya kesehatan di Afrika. Juga ada perusahaan medical record yang nantinya bisa masuk ke dalam integrated system mereka.

Menurut dia, perusahaan berencana untuk ekspor produk ke Vietnam dan Filipina pada akhir tahun. Dua negara ini dilirik karena mempunyai karakteristik dan isu yang sama dengan Indonesia

"Kami berharap perizinan untuk menembus pasar global mendapatkan kemudahan dari pemerintah," katanya.

Untuk pasar dalam negeri pihaknya akan mulai mendistribusikan alat tersebut ke desa terpencil di Pulau Jawa sampai pertengahan tahun ini.

Baca juga: IDEC 2019 hadirkan produk alat kesehatan robotik

Baca juga: DKI Jakarta luncurkan tiga produk inovasi kesehatan

Pewarta: Subagyo
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019