Kediri (ANTARA News) - Bupati Sutrisno memberikan batas waktu kepada para pengungsi Gunung Kelud untuk meninggalkan lokasi pengungsian yang berada di gedung-gedung sekolah dasar di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, hingga Minggu (19/10) besok. "Setidaknya para pengungsi sudah harus meninggalkan gedung sekolah Minggu besok dan pindah ke tempat atau tenda-tenda yang sudah disediakan," katanya saat ditemui di lokasi pengungsian SD YBPK Segaran, Kecamatan Wates, Sabtu. Ia meminta, para pengungsi harus memaklumi keadaan ini demi keamanan dan kepentingan bersama. "Memang dana kita untuk penanganan pengungsi sangat terbatas, tapi mohon pengertian hal ini bisa dimaklumi," katanya saat mendampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Purnomo Yusgiantoro, yang meninjau ke lokasi pengungsian di Desa Segaran. Namun demikian, sebagian besar pengungsi menolak jika harus dipindahkan ke tenda-tenda pengungsian yang telah disiapkan beberapa pekan sebelumnya. "Kalau di dalam gedung ini kita bisa terlindung dari panas dan kedinginan. Berbeda jika kami harus berada di tenda," kata Aminah (40), soerang pengungsi asal Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, saat ditemui di SD YBPK Segaran. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri, M Kardiyono, mengatakan, warga di sekitar lokasi pengungsian dan anak-anak dari keluarga pengungsi tetap diwajibkan mengikuti kegiatan belajar meski dalam waktu berbeda. "Sekolah tidak boleh terhenti hanya gara-gara mengungsi. Mulai besok anak-anak yang ikut keluarganya mengungsi yang menempati sekolahan sudah harus pindah ke tenda," katanya. Menurut dia, selain SD YBPK Segaran, ada dua lokasi sekolahan yang ditempati para pengungsi, yakni SD Negeri I Tawang dan SD Negeri II Tawang. Sebelumnya, Satlak PB Kabupaten Kediri telah mendirikan beberapa tenda pengungsian di lapangan Desa Tawang dan lapangan Desa Segaran. Namun para pengungsi lebih memilih tinggal di gedung sekolahan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007