Makassar (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi memaparkan tujuan diplomasi serta pelaksanaan politik luar negeri dalam rangkaian kegiatan "Diplomacy Festival" (Diplofest) di kampus Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.

"Kenapa dilakukan Diplofest, jadi begini dilihat ada jarak dengan masyarakat yang jauh. Masyarakat tidak paham dan?tidak tahu apa yang dilakukan Kementerian Luar Negeri. Kita bercerita apa yang dilakukan pemerintah Indonesia di luar negeri capain seperti apa," papar Retno di Makassar, Sabtu.

Ia menyebutkan, kegiatan tersebut untuk berbagi infomasi dengan ilmu yang dimiliki untuk bisa langsung dirasakan dan bermanfaat bagi masyarakat, misalnya, ilmu tentang protokoler, ilmu yang mempelajari tentang Kementerian luar negeri.

Selain itu, setiap pelaksanaan Diplofest pihaknya melakukan latihan keprotokoleran kepada Pemerintah Daerah (Pemda) yang ada untuk di fasilitasi sehingga mereka akan berpengalaman.

Termasuk simulasi sidang-sidang kabinet, simulasi tes bahasa Inggris serta informasi masalah teknoogi, perlindungan terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) yang berpergian dan tinggal di luar negeri.

Sebab, banyak sekali mahasiswa Indonesia, WNI melakukan perjalanan ke luar negeri. Kalau mereka paham bahwa ada inovasi teknologi yang dapat dipergunakan dan mudah sekali memakai aplikasi ini, maka dengan hanya satu sentuhan di negara tujuan, mereka akan mendapatkan informasi.

"Jadi, intinya adalah mendekatkan jarak antara diplomasi Indonesia dengan konsituensi masyaraat Indoensia, berbagi ilmu dan pengetahuan yang kita miliki," tuturnya.

Tentunya, lanjut Retno, dengan kegiatan seperti ini Kemenlu akan mendapatkan masukan balik mengenai apa yang dibicarakan. Karena, bila bicara politik luar negeri, maka salah satu tujuan utamanya memperjuangkan kepentingan masyarakat dan kepentingan bangsa.

"Oleh karena itu, kita harus mendapatkan masukan dari para mahasiswa milenial Indonesia sekarang ini. Kita berharap ada ketertarikan dari teman-teman mahasiswa kali ini yang ada di Makassar, Sulsel untuk bergabung dengan korps para diplomat Indonesia, karena pekerjaan seperti ini sangat menarik membela bangsa dan negara," ujarnya, berharap.

Rencananya, usai tampil sebagai "Public Lecture" dalam "talkshow" di Unhas, Menlu Retno akan bertemu guru SMP dan SMA, sebab ini baru pertama kalinya dilakukan pertemuan tersebut guna mengali infomasi dari para guru.

"Saya juga ingin mendapatkan infomasi bagaimana sih sebuah politik luar negeri dijalankan dengan harapan bahwa guru SMP dan SMA juga paham pengetahuan dasar masalah politik luar negeri dan pelaku politik agar dapat ditularkan kepada anak-anak didiknya," tambahnya.

Agenda selanjutnya akan menghadiri silaturahim bermusik, atau bersilaturahim sambil mendengarkan musik malam nanti. Mudah-mudahan dengan kegiatan tersebut pemuda milenial bisa diajarkan berbagai informasi dan ilmu tentunya silaturahim sambil belajar sesama anak bangsa.

Kegiatan Diplofest ke-5 tersebut dilaksanakan di Makassar 22-23 Februari 2019. Lima kampus di Makassar terpilih masing masing Universitas Islam Negeri Alauddin (UIN) Alauddin Makassar, Universitas Fajar, Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas Islam Makassar (UIM), Universitas Kristen Indonesia (UKI) Paulus, dan puncaknya di Unhas.

Diplofest sebelumnya dilaksanakan di Kota Yogyakarta, Surabaya, Bandung dan Kota Padang. Makassar merupakan kota kelima. Rangkaian kegiatan Diplofest 2019 juga dilaksanakan di gedung Celebes Convention Center, Makassar.

Para pengujung bisa mendalami diplomasi Indonesia secara langsung termasuk simulasi sidang Dewan Keamanan PBB, bernegosiasi dengan wakil negara lain dalam simulasi sidang bilateral, dan berlatih berbicara di depan publik.

Wakil Rektor Unhas bidang Akademik Prof Muhammad Restu pada kesempatan itu menyambut baik pelaksanaan Diplofest dengan harapan kegiatan seperti itu sangat bermanfaat bagi mahasiswa yang memiliki minat diplomasi dan bergabung di Kemenlu.

"Kami meyambut baik hadirnya kegiatan seperti ini. Mudah-mudahan apa yang diharapkan bisa terwujud utamanya bagi mahasiswa yang memiliki minat untuk mendalami diplomasi luar negeri," katanya, mewakili Rektor Unhas di Baruga Andi Pangeran Pettarani kampus setempat.

Hadir pula Kapolda Sulsel Irjen Pol Hamidin, sejumlah pejabat birokrasi kampus, pejabat eselon I Kementerian Luar negeri dan sekitar 3.000-an mahasiswa mengikuti "talkshow" tersebut.

Baca juga: Menlu melihat Indonesia punya modal besar jadi anggota Dewan HAM PBB

Baca juga: Menlu: diplomasi Indonesia sangat dihormati negara lain

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019