Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Komunikasi dan Informatika menerima aduan konten dari warganet melalui situs aduankonten.id, media sosial @aduankonten dan nomor WhatsApp 08119224545. Konten negatif terbanyak berasal dari Twitter.

Data hingga Desember 2018 dari Subdirektorat Pengendalian Konten Internet Direktorat Pengendalian Ditjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo menunjukkan pelaporan konten negatif di Twitter sebanyak 531.304, berdasarkan keterangan pers yang diterima Antara di Jakarta, Selasa.

Aduan konten negatif di platform Facebook dan Instagram mencapai 11.740, sementara YouTube dan Google sebanyak 3.287. Konten negatif di situs file sharing dilaporkan sebanyak 532 kali.

Total aduan konten negatif dari media sosial hingga 2018 mencapai 547.506 laporan.

Selain melalui media sosial, Kominfo juga mendapatkan aduan dari layanan pesan instan, terbanyak dari Telegram sebanyak 614 laporan. LINE dan BBM masing-masing terdapat 19 dan 10 kali.

Kominfo, berdasarkan Undang-Undang No 11 Tahun 2018 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, membuat kategori konten negatif pornografi/pornografi anak; perjudian; pemerasan; penipuan; kekerasan/kekerasan anak; fitnah/pencemaran nama baik; pelanggaran kekayaan intelektual; produk dengan aturan khusus; provokasi sara; berita bohong; terorisme/radikalisme; serta informasi/dokumen elektronik melanggar undang-undang lainnya. 

Hingga akhir tahun 2018, tercatat penanganan konten negatif sebanyak 984.441 konten. Tiga konten yang paling banyak ditangani adalah pornografi, perjudian dan penipuan.

Konten pornografi sebanyak 898.108, sementara perjudian sebanyak 78.698 dan konten yang penipuan 5.889.

Baca juga: Kementerian Kominfo identifikasi 62 konten hoaks Pileg dan Pilpres

Baca juga: eSIM belum jadi prioritas Kominfo


Baca juga: Kominfo minta Bolt dan First Media tuntaskan hak pelanggan

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019